Begin

16 2 0
                                    

25 November 2016
Soekarno-Hatta Airport, Indonesia

Zzzzzrrraaassshhh....

Gadis itu terjebak di bandara. Jadwal keberangkatan seharusnya setengah jam yang lalu. Namun hujan turun semakin lebat dan cuaca semakin memburuk.

Ia mengedarkan pandangan, memperharikan orang-orang yang berlalu-lalang.

Merasa bosan, gadis itu mengeluarkan ponsel dari dalam tas selempangnya dan mengaktifkan sambungan internet. Tanpa jeda, puluhan pesan dan panggilan tidak terjawab memenuhi notifikasi ponselnya. Tanpa sempat membuka pesan-pesan masuk itu, tiba-tiba ponselnya berdering.

Gadis itu hanya tersenyum singkat kemudian mengangkat panggilan.

"Yeobbseo??"(hallo?)

"Yaakk!!! Ada dimana kau sekarang Yul-ah?? Apa kau baik-baik saja?? Kenapa kau tidak mengaktifkan ponselmu berhari-hari hah?? Katakan padaku sekarang kau berada dimana??!!"

Gadis itu tersenyum tipis menanggapi omelan sahabatnya. "Aku di Indonesia", jawabnya singkat.

"Mwoo?? Sedang apa kau disana?! Astagaa Yul-ah, kenapa kau tidak memberitahuku kau akan pergi kesana. Yaakk! Apa kau tahu betapa khawatirnya akuu?!! Aisshh!! Kapan kau akan pulang? " (apa?)

"Aku pulang hari ini, jadi jangan khawatir. Jemput saja aku di bandara ya."

"Apa?? Kau membuatku khawatir berhari-hari dan sekarang kau ingin aku menjemputmu di bandara hah? Menyebalkan!"

"Terimakasih So Jeong-ah, kau memang yang terbaik. Pesawatku delay jadi aku akan sedikit terlambat" ucap gadis itu tanpa basa-basi.

"Yaakk! Aku bahkan belum menjawab kalau aku akan menjemputmu"

"Aku tahu kau akan melakukannya. Sudah yaa jaringan disini buruk. Cuaca sedang tidak bagus. Daah." Ucap gadis itu mengakhiri percakapan.

Benar. Gadis itu pergi ke Indonesia untuk berlibur, dan menenangkan diri. Gadis itu selalu membutuhkan ruang untuk menyendiri dan merenung. Ia menikmatinya dengan bepergian sendirian.

Setelah menutup percakapan, gadis itu memasang earphone di telinganya dan mulai memutar musik. Musik klasik yang diputar membuatnya tenang dan memejamkan mata.

Bruk

Gadis itu mengerjap dan mendapati seseorang duduk di sebelahnya. Seorang laki-laki yang terlihat misterius, mengenakan topi dan masker hitam, membawa satu koper berukuran sedang dan tas punggung yang besar tiba-tiba duduk di sampingnya.

Merasa diperhatikan, laki-laki itu menoleh dan mengangguk.

Gadis yang tertangkap basah memperhatikannya berusaha bersikap tenang dan membalas anggukan lelaki tersebut sembari tersenyum manis.

Ekor mata gadis itu tidak berhenti memperhatikan sosok lelaki yang duduk di sebelahnya. Gadis itu merasa takut tanpa alasan yang jelas. Imajinasinya mendefinisikan lelaki itu sebagai seseorang yang bisa saja berbahaya. Mungkin dia seorang teroris? Ah tidak mungkin. Menyesali pikirannya, gadis itu mengetuk kepalanya sendiri beberapa kali.

Tak lama setelah itu, pengeras suara mengumumkan bahwa hujan sudah mereda dan pesawat yang akan ditumpangi gadis itu sudah bersiap untuk berangkat.

Tanpa menunggu lama, gadis itu beranjak dari tempat duduknya, mengecek kopernya dan ketika akan memasukkan ponsel ke dalam tas selempang hitamnya, tiba-tiba seseorang berlari kecang dan menabraknya.

Kini isi tas selempang hitam gadis itu berhamburan di lantai. Beberapa detik berlalu gadis itu hanya memandangi barang-barangnya yang berserakan. Kemudian ia mendengus kesal dan dengan cepat memasukkan barang-barangnya kembali ke dalam tas hitamnya. Tanpa membuang waktu, gadis itu segera menarik kopernya dan berjalan cepat menuju gate.

Samar, gadis itu mendengar seseorang berteriak, tapi ia hiraukan karena mungkin saja bukan memanggilnya.

🍀🍀🍀

Sebuah kotak kayu berukuran kecil tegeletak di lantai. Kotak kayu itu memiliki ukiran yang unik. Seorang lelaki memungutnya.

"Hey nona, hey" ucap lelaki itu setengah berteriak, sebab jika berteriak terlalu kencang mungkin akan membuat keributan, pikirnya.

Pemilik kotak kayu itu berjalan sangat cepat. Hanya beberapa detik lelaki itu mengalihkan pandangan ke sekitarnya, pemilik kotak kayu sudah hilang dari pandangannya.

Lelaki itu kembali duduk dan memasukkan kotak kayu berukir indah itu ke dalam ranselnya. Beberapa detik kemudian ia tersadar bahwa pesawatnya juga akan segera berangkat.

Dengan segera lelaki itu mengambil koper dan berjalan menuju pesawatnya. Dia harus bisa pulang sendiri ke Seoul tanpa membuat keributan di bandara.



To be continue

 

Sunshade [BTS-KSJ Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang