6. Now I Know

18 3 2
                                    

*Author's POV*

Setelah sampai dikamarnya, Kate langsung merebahkan badannya diatas kasur kesayangannya.

Kate menatap langit-langit kamarnya, dia memikirkan semua yang baru terjadi. Dia masih tidak mengerti dengan semua ini. Tanpa disadari dia malah terlelap lagi karena terlalu sibuk memikirkan masalahnya.

1 jam
2 jam
3 jam, dan sekarang sudah jam 5 sore

Kate masih belum bangun juga, padahal sedari tadi ponselnya terus berdering.

Tidak lama kemudian Kate pun bangun, dia langsung segera mengecek ponselnya. Ternyata dari tadi maggie sudah menelponnya sebanyak 10 kali

Kate pun membuka whatsapp miliknya dan ia melihat bahwa Maggie telah 'nge-spam' chat sebanyak 69 notif.

Kate pun langsung membalas pesan Maggie sejujurnya bahwa ia tertidur dan Kate juga menyuruh Maggie agar menunggu di cafe biasa tempat mereka 'nongki-nongki'.

*Maggie's POV*

"Sudah jam berapa ini, mengapa anak itu belum sampai juga," ucapku sembari melirik jam di handphoneku.

-15 menit kemudian-

Saat aku sedang bermain instagram di hpku, tiba-tiba seseorang datang menepuk pundakku dan itu sangat mengejutkan.

"Ohh shit.. Bisakah kau tidak mengagetkanku?" ucapku.

"Sorry mags hehe," ucap Kate sembari memasang muka melasnya.

"Iww.. sejak kapan seorang Kate yg sangat dingin bisa memasang wajah melas. Ini bukan kau Kate HAHAHAHA" ucapku membuat Kate gemas dan me-roll eyes nya.

*Author's POV*

"Kau mau pesan apa? Biar aku yang bayar." ucap Mags.

"Apa aku tidak salah dengar? Ada angin apa kau mau mentraktirku." ucap Kate.

"Hmm..Kalau kau tidak mau, aku akan tarik kata-kata lagi." ucap Mags sambil pura-pura serius.

"Ya ya.. baiklah nyonya. Akanku pesan semua menu dicafe ini." ucap Kate setelah itu ia memanggil pelayan untuk menulis pesanannya.

-10 menit kemudian pesanan Kate pun datang-

"Ini kak pesanannya. One spaghetti and One orange juice." ucap pelayan tersebut sambil menaruh pesanan Kate dimeja.

"Thanks." ucap Kate singkat.

Kate pun mulai memakan spaghettinya dan sesekali meminum orange juicenya.

"Oh iya mags, btw.. Kenapa kau mengajakku kesini." tanya Kate dan seketika Mags tersedak makananya dan batuk.

"Astaga, kenapa kau malah batuk?" tanya Kate sambil menyodorkan minuman kepada Mags

"Its ok, im fine." ucap Mags.

"Aku mau bercerita tentang kejadian kemarin malam, Kate." ucap Mags dengan suara pelan.

"Heyy.. kenapa suaramu pelan seka..." ucapan Kate terpotong karena Mags menutup mulutnya.

"Ssttt.. bisakah kau kecilkan suaramu?" ucap Mags

"Ok ok. Memangnya ada apa?" tanya Kate dengan suara kecil juga.

"Akan ku ceritakan semua. Asalkan kau..."

"Asalkan apa?" tanya Kate memotong pembicaraan Mags.

"Asalkan kau tidak memotong pembicaraanku" ucap Mags kesal.

"Okay. Cepatkan ceritakan." kata Kate tidak sabar.

"Jadi kemarin malam saat kita menunggu taxi. Sekelompok geng motor datang dan menangkapmu. Mereka kira kau adalah kekasih Bryan. Aku sudah menjelaskan bahwa kau bukan kekasih Bryan kau hanya mirip dengannya, tetapi mereka semua tidak percaya dan membawamu pergi. Aku tidak tau harus berbuat apa dan akhirnya aku segera menghubungi Bryan..."

"Wait... Bagaimana bisa kau kenal dengan Bryan!?" seru Kate memotong pembicaraan Mags.

"Kate, sudah kibilang tadi kau jang..."

"Aku penasaran." ucapan Mags terpotonh untuk kesekian kalinya.

"Apa orang dingin itu senang sekali memotong pembicaraan orang ya." kata Mags.

"Tidak usah bawa sifatku." ucap Kate sambil me-roll eyes.

"Ok ok akan kuceritakan lagi."
"Aku mengenal Bryan karena dia adalah mantanku. Dia baik tapi dia playboy, banyak sekali gadis-gadis cadangannya. Tapi sepertinya dia sudah tidak separah dulu, tapi tetap saja cadangan selalu ada walau tidak sebanyak dulu. Hati-hati kau akan meleleh dibuatnya."

"Apansih. Udah lanjut cerita." ucap Kate.

"Siap HAHAHA. Pasti kau bertanya-tanya siapa wanita yang mirip dengamu itu. Dia adalah salah satu kekasih yang menurutku paling disayangi Bryan. Asal kau tau, Bryan memiliki banyak kekasih hanya untuk main-main semata. Setelah itu dia menjual gadis-gadis itu kepada para om-om. Ya.. dijadikan seperti pelacur."

"Gadis yg mirip denganku adalah kekasih yang paling disayangi Bryan? Aku tidak mengerti."
tanya Kate lalu Mags pun mulai menjelaskan.

"Bisa kulihat bahwa geng motor itu adalah suruhan dari tempat biasa Bryan menjual para kekasihnya, dan jika Bryan ingin menjual para kekasihnya dia bisa langsung mengantarkan mereka ketempatnya. Tetapi kali ini tidak. Bryan berusaha menjaga gadis itu karena dia tidak mau menjualnya, dan karena itu geng motor tersebut ingin menculiknya. Tetapi malah kau yang dikira kekasih Bryan."

"Lalu dimana kekasihnya sekarang?" tanya Kate.

"Sudah dijual." ucap Mags santai.

"WHAT THE FUCK?!." seru Kate seketika orang disamping melihat kearah Kate.

"Hey.. Are you fuckin crazy? Biasa aja bodoh." ucap Mags.

"Hey bruh.. Kenapa kau jadi marah?" tanya Kate.

"Sorry sorry. Bryan memberi tauku agar rahasia dia tidak bocor." ucap Mags

"Oh." ucap Kate, jiwa dinginnya sudah keluar.

"Just oh? Kau marah." tanya Mags.

"Aku tidak akan marah jika kau melanjutkan ceritanya." ucap Kate

"Okay okay. Dasar keparat HAHAHAHA." ucap Mags dan segera melanjutkan ceritanya.

"Ya.. Bryan menjual kekasih kesayangannya itu. Dia memang gila, dia bisa jatuh cinta pada orang dalam waktu singkat dan bisa membenci  orang itu 5 menit kemudian. Dan mungkin dia memiliki masalah dengan kekasih kesayangannya itu dan segera menjualnya lalu menolongmu."

"Apa dia membenci ibunya?" tanya Kate

"Yaa.. sangat membencinya. Kau kemarin malam menginap dirumahnya kan? Aku yakin pasti kau bertemu dengan ibunya dan pasti dia meminta maaf atas nama Bryan."

"Ya. Bagaimana kau tau?" tanya Kate penasaran.

"Waktu itu aku putus dengannya, dan kami berdua berjanji agar kita tetap menjadi sahabat. Dan dia sering menceritakan segala sesuatu masalahnya denganku akupun juga begitu. Suatu saat dia menyukai seseorang dan dia juga bercerita padaku. Dia mendapatkan gadisnya lalu mereka berpacaran. Tetapi ibunya tidak setuju, ibunya sangat membenci gadis itu entah mengapa. Saking bencinya, ibu itu membayar orang untuk membunuh gadis itu. Bryan sangat hancur disitu. Dia menceritakan semuanya padaku. Kami sama-sama tidak tau mengapa gadis itu meninggal. 2 bulan kemudian, kami mendapat informasi bahwa pembunuhnya itu adalah orang suruhan ibunya Bryan. Sejak saat itu ia sangat membenci ibunya. Dan sejak itu juga ia mulai bermain perempuan. Dia sangat hancur. Aku berusaha untuk menyuruhnya berhenti dari semua itu. Tetapi hasilnya nihil. Dia butuh seseorang yang bisa mengubahnya." ucap Mags yang membuat Kate terkejut.

"Wow.. Apakah kau masih dekat dengannya?" tanya Kate.

"Tidak. Kami lost contact sudah sekitar 1 tahun." ucap Mags sejujurnya.

Halo halo..
Udah berapa lama gua ga lanjutin ni cerita😂
Bakal gua lanjutin lagi kok hehe.. Gua tau nunggu itu gaenak makanya wkwk.

VOTE DONG VOTE SAMA BACOT2 JUGA DIKOMEN.
KLIK BINTANGNYAAAA YOOO

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 21, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

They Don't KnowWhere stories live. Discover now