Di sebuah tempat pemakaman umum, baru saja selesai memakamkan seseorang yang baru saja meninggal dunia.
Setelah orang-orang yang ikut mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir termasuk keluarga pulang ke rumah, terlihat masih ada 1 perempuan yang masih berada di sana sambil menaburkan bunga ke makam itu.
"Ul, kamu kok jahat banget sih sama aku?" isak perempuan bernama Shani Indira atau biasa dipanggil Shani sambil memegangi papan kayu yang bertuliskan nama 'Maulana Djuhandar'. "Kamu udah janji sama aku, kalo kamu mau nikahin aku setelah aku lulus kuliah. Tapi kenapa kamu malah ninggalin aku?"
Sementara itu di makam yang lain di tempat pemakaman umum yang sama, seorang laki-laki bernama Radja Arvino atau biasa dipanggil Vino sedang berziarah ke makam perempuan yang sangat disayanginya dan dicintainya hingga saat ini.
Setelah menaburkan bunga ke atas makam, tangan kanannya terulur memegang batu nisan yang bertuliskan nama 'Natalia' dengan tatapan sendu dan rindu.
"Nat, kamu lagi apa sekarang?" tanya Vino dengan perasaan rindu kepada Natalia. "Kamu tau gak? Aku itu kangen banget sama kamu."
"Hatchim... Hatchim..."
Tiba-tiba sosok perempuan cantik muncul sambil bersin-bersin di samping Vino. Namun Vino tidak menyadari sosok itu karena ia tidak mendengar apapun di sampingnya.
"Ngapain sih kamu nabur-naburin bunga kaya gini. Udah tau aku itu alergi sama bunga," protes sosok perempuan itu yang tidak lain adalah Natalia. "Sayang, aku kasih tau sama kamu ya, kalo aku itu gak suka bunga-bunga kaya gini, aku sukanya itu bunga bank," ucap Natalia memberitahu walau tidak dapat didengar Vino.
Tidak jauh dari mereka berdua, sosok perempuan yang sama dengan Natalia sedang cekikikan melihat Natalia bersin-bersin, lalu sosok perempuan itu menghampiri Natalia.
"Hey, halo," tegur perempuan itu yang membuat Natalia menoleh ke samping. "Lo itu udah jadi hantu, sejak kapan hantu sukanya sama bunga bank? Yang ada bunga kamboja kali."
"Bisa diem gak sih lo. Berisik tau gak?" ucap Natalia kesal pada perempuan yang sok akrab.
"Eh kita itu sama, sesama hantu. Jadi lo jangan jutek-jutek. Baru tau rasa lo nanti gak punya temen di sini."
"Hih... Lo denger ya baik-baik, gue itu gak mau disama-samain sama lo, apa lagi punya temen kaya lo. Gue gak mau."
"Gue juga gak mau kali."
"Ya udah pergi lo, ngapain masih di sini?"
"Hih, sesama hantu aja belagu, lo."
"Dih gitu."
Vino yang sedari berjongkok dan memegang batu nisan, mulai berdiri dari jongkoknya lalu berjalan pergi meninggalkan makam Natalia.
"Sayang, Sayang kamu mau kemana?" tanya Natalia dengan berteriak saat melihat Vino pergi.
*****
Sepulangnya dari tempat pemakaman umum, Shami duduk sendirian di ruang tamu rumahnya dengan suasana hatinya yang masih sedih ditinggal pergi selamanya oleh laki-laki yang ia sangat cintai.
"Ul, kamu kenapa sih harus pergi ninggalin aku? Kamu sih terlalu giat kerjanya sampe lupa makan, lupa istirahat hingga tiba-tiba aja kamu kena serangan jantung," isak Shani yang masih tidak bisa merelakan kepergian Maul.
Di belakang Shani, sosok Maul muncul dan berdiri di belakang sambil melihat Shani yang sedang menangis sedih karena kepergian dirinya yang mendadak.
"Shan, kalo aja aku tau umur aku pendek, pasti aku akan jaga kesehatan," ucap Maul yang juga ikutan bersedih melihat Shani bersedih. "Shan, kamu jangan sedih kaya gini dong. Kalo kamu sedih, aku ikutan sedih. Shan, Shani, jangan sedih ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (VinShan)
FanfictionShani Indira ialah seorang gadis cantik namun siapa sangka sudah 3 kali pacaran, ketiga pacarnya itu meninggal dengan penyebab berbeda-beda. Radja Arvino alias Vino seorang pemuda tampan namun masih mencintai mantannya yang sudah meninggal. Apa jadi...