3

413 53 8
                                    

Malam harinya, Shani sedang makan malam bersama Nadhif sebagai tanda terima kasihnya terhadap cowok yang baru dikenalnya mau berbaik hati meminjamkan uang untuk membantunya dalam proyek di EO yang ia kelola.

"Jujur aja nih, Dhif. Gue masih ngerasa gak enak sama lu yang udah minjemin uang," ucap Shani disela-sela makannya.

"Santai aja kali, Shan. Uang gue di bank juga banyak, percuma aja gue simpen terus gak tau dipake apa, ya lebih baik gue pinjemin dong ke lu yang lagi ada proyek gede," ucap Nadhif tidak terlalu mempermasalahkan hal itu karena sebagai rencana agar Shani terpikat dengannya.

"Padahal kita itu baru kenal loh, Dhif." Shani masih merasa tidak enak.

"Udah gapapa, gue tau lu orang baik kok karena lu sahabatnya Michelle yang juga teman gue." Nadhif tersenyum.

"Gue ke toilet dulu ya." Shani beranjak dari duduknya lalu melangkah pergi menuju toilet.

Saat Shani melangkah menuju toilet, diam-diam Nadhif memperhatikannya terus sehingga tidak sadar bahwa Gracio melakukan sesuatu saat tangan Nadhif akan menusukan daging dengan garpu.

Nadhif memutar badannya kembali ke posisi semula setelah Shani menghilang dari pandangannya dan memakan daging yang sudah ditusukannya dengan garpu. Saat di dalam mulut, daging yang dimakannya terasa aneh namun ia tidak mempedulikan itu dan terus mengunyahnya hingga menelannya.

Tak lama kemudian Shani kembali dan duduk di bangkunya yang berhadapan dengan Nadhif.

"Oh iya, selain gathering, ada proyek yang bisa gue bantu gak?" tanya Nadhif.

Namun Shani yang mendengarkan Nadhif berbicara mulai merasakan tidak nyaman karena bau yang sangat tidak disukanya berasal dari mulut Nadhif.

"Lu makan jengkol ya?" tanya Shani sambil menutup hidung dan mulutnya karena tidak tahan dengan baunya sehingga ingin muntah.

"Jengkol? 'Kan kita pesen menu yang sama?" Nadhif bingung karena menu yang mereka berdua pesan adalah daging steak.

"Udah ah gue gak tahan, mulut lo bau jengkol." Shani langsung beranjak pergi karena tidak tahan dengan bau jengkol dari mulut Nadhif.

Nadhif yang heran mulai menghembuskan nafas dari mulutnya dan langsung merasa mual setelah mencium baunya.

Sementara itu Gracio yang berada di dekat Nadhif langsung tertawa terbahak-bahak rencananya berhasil.

*****

Keesokan siangnya, seusai pulang kuliah. Vino datang ke kantor perusahaannya bekerja yang merupakan cabang dari perusahaan pusat yang dikelola oleh ayahnya.

Baru saja dirinya melewati pintu masuk, ponselnya yang berada di saku jasnya berbunyi. Setelah dikeluarkan tertera nomor asing menghubunginya.

"Halo?"

"Hai Vino, pasti baru sampe kantor ya?"

"Siapa nih?"

"Ih... Masa lupa sih? Gue Anin. Perasaan kemaren kita baru kenalan."

"Oh iya-iya. Ada apa ya?"

"Ih... To the point banget sih. Tapi sebenernya gue cuma mau ngasih tau sama lo, misalkan lo baru masuk ruangan lo terus bulu kuduk lu merinding, itu artinya ada yang kangen sama lo."

"Lu ngomong apaan sih?"

"Ya udah sih dengerin aja. Terus ya, pas nanti lo udah di dalem terus tiba-tiba bingkai foto ada yang jatoh, lo buru-buru deh beresin, soalnya yang kangen sama lo ada di situ."

Takdir (VinShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang