chapter2

13.3K 722 7
                                    

Dan disinilah Sarada berada,disebuah ruang keluarga Uciha,dengan dinding berwarna putih gading dan beberapa foto keluarga yang menghiasi dinding ruangan. Sofa empuk yang mengelilingi sebuah meja,dan disana duduklah seorang pria paruh baya yang tengah menikmati secangkir teh,kegiatannya terhenti tatkala melihat sang istri,Uciha Mikoto,menggandeng seorang  bocah.
"Sayang,,,coba lihat kita kedatangan seorang tamu." Ucap Mikoto riang,entah kenapa ia merasa senang dengan kehadiran Sarada.
Sang pria yang tak lain Uciha Fugaku sedikit menaikkan alis.
"Duduklah Sarada-chan."seru Mikoto mempersilahkan Sarada duduk disampingnya,dan berseberangan dengan Fugaku.
"Jadi Sarada-chan,bisa ceritakan siapa sebenarnya dirimu?" Tanya Mikoto sambil menangkup kedua pipi chubi Sarada.
"Sudah kubilang bibi,namaku Haruno Sarada."

"Nenek.panggil aku nenek."

"Kenapa aku harus memanggilmu nenek?"

"Karena,aku punya cucu dari putra sulungku,yang seusiamu,jadi panggil aku nenek."

"Sebenarnya dia siapa Mikoto?"Fugaku yang sedari tadi diam,akhirnya buka suara.

"Ini Sarada,dia bilang tujuannya kesini untuk bertemu dengan Sasuke,tidakkah menurutmu ia mirip dengan seseorang,Fugaku-kun,?."

"Siapa orang tuamu?"tanya Fugaku datar pada Sarada.

"Mamaku Haruno Sakura."

"Dan ayahmu?,dimana mereka?dan darimana asalmu,bagaimana bisa mereka membiarkan anak kecil sepertimu berkliaran di malam hari seperti ini?." Tanya Fugaku panjang lebar namun terkesan dingin.

"Sayang,,,jangan terlalu keras pada Sarada."

"Aku dan Mamaku tinggal di Suna,dan aku....tidak punya Papa,Mamaku mungkin tidak tahu saat ini aku berada disini.Tidak.mungkin sebentar lagi ia tahu,dan akan menyusulku.  Sekarang aku disini karena study tour dengan teman satu kelas beserta Bu.Moegi,guruku dan beberapa guru yang lain. Aku sudah merencanakan ini jauh hari,anggap saja aku nakal,karena membohongi guruku mungkin saat ini mereka tengah mencariku,atau mungkin sudah melapor polisi. Tapi aku tak peduli,ini hanya satu kesempatan untukku. Kesempatan untuk mencari tahu siapa Papaku." Jelas Sarada panjang lebar,Fugaku dan Mikoto hanya terdiam.Mereka mencoba memahami situasi yang Sarada jelaskan.
"Apa,ada hubungannya dengan anakku,Sasuke?.Tanya Mikoto hati-hati.

"Saat aku kecil,aku bertanya pada Mamaku,dimana Papa,kenapa aku tidak punya Papa seperti anak yang lain. Mama bilang,Papa bekerja,saat aku tanya kapan Papa pulang,Mama bilang Papa sibuk,dan tak akan bisa pulang. Awalnya aku percaya dan tak apa aku tak punya Papa disampingku,karena Mama selalu menyayangiku,tapi semakin hari,aku penasaran,siapa Papaku,aku tak tahu seperti apa wajah Papaku,bahkan nama pun aku tidak tahu, sampai bulan lalu aku mendengar bibi Ino berbicara tentang Papa kandungku,saat aku tanyaMama,ia tak menjawab,dan ia terlihat sedih saat aku bertanya mengenai Papaku.Jika Mama tidak bisa menjawabku,aku akan mencari jawaban itu sendiri."
.
.
.
FLASH BACK ON
.
.
.
"Jidat.....aku merindukanmu.." datang seorang wanita berambut blonde gaya ponytail tiba2 memeluk seorang wanita berambut pink yang tengah sibuk memasak.
"Pig.apa yang kau lakukan.?lepaskan aku." Wanita berambut pink itu berusaha melepas pelukan wanita blonde itu.
"He..he..he..Maafkan aku,aku terlalu merindukau tau!.,,oh ya dimana Sarada?."

"Dia belum pulang,bagaimana liburanmu.Apa kau sendiri?kenapa tak mengajak Inojin?"

"Ia masih lelah,saat aku kesini,ia dan ayahnya masih tidur. Lihat,aku bawakan oleh2 untukmu....."sambil menjinjing 2 tas oleh2 didepan wanita pink.

"Terimakasih."menerima oleh2 tersebut,dan menaruhnya dimeja,Dan ia pun melanjutkan acara memasaknya yang hampir matang.

"Hey,,Sakura..."

"Ada apa Ino,?biarkan aku memasak,dan makanlah bersama disini,Sarada pasti akan segera sampai."

"Kemarin,aku melihat Uciha Sasuke." Mendengar perkataan tersebut,spatula yang digenggam Sakura tiba2 jatuh kelantai.

"Ino,sudah."suaranya tampak bergetar.

"Maafkan aku Sakura,tapi tidakkah seharusnya kau memberitahunya,dan Sarada. Bagaimanapun juga,Uciha Sasuke adalah ayah kandungnya."

"Kau tidak mengerti Ino." Ucap Sakura sedih.

"Aku memang tidak mengerti,tapi semakin hari Sarada semakin dewasa,kau tidak bisa menyembunyikan ini selamanya,Sakura. Setidaknya,ia tahu,ia punya ayah."

"Dan kau ingin Sarada tahu,bagaimana ia ada? Kau ingin tahu Sarada ada karena sebuah kesalahan?" Bentak Sakura pada Ino.

"Tidak,bukan begitu Saku,. Aku,,hanya kasihan pada Sarada,saat aku melihat Inojin  bersama Ayahnya,melihat mereka tertawa membuatku bahagia,dan aku teringat Sarada, Sasuke harus tahu,ia punya seorang putri. Aku percaya kau bisa membahagiakan Sarada,tapi kau juga berhak bahagia Sakura. Aku -.."

"Sudah Ino,jangan bahas ini lagi,aku tak ingin Sarada tahu." belum selesai Ino berbicara,Sakura menyudahi pembicaraan mereka. Dan tanpa mereka sadari,Sarada mendengar semuanya dari balik dinding dapur.

.
.

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
Kemaren ada yang nanya chap2 nya mana? Ini chap 2 yg udah jdi draft berminggu-minggu lalu.

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang