chapter3

14K 692 13
                                    

"Tadaima." Suara seseorang yang memasuki rumah membuat Mikoto berjalan keluar menyambut.
"Ah...kau sudah pulang Sasuke?"

"Hn." Mikoto segera menggandeng Sasuke untuk menyusul Sarada.

"Ayo ikut ibu. Ada hal yang harus kau jelaskan."
Sasuke hanya menaikkan alis.

Dan disinilah Sasuke hal pertama yang ia lihat adalah seorang bocah yang duduk manis disofa,dan ayahnya yang duduk berhadapan dengan sibocah yang terbatasi oleh meja.

"Jadi Sasuke,,ada yang ingin kau jelaskan?." Mikoto berbicara dengan penekanan pada setiap katanya.
Sarada yang mendengar nama Sasuke,lekas melihat pada orang yang dimaksud. Mata hitamnyapun bertemu langsung dengan mata hitam Sasuke.

"Siapa bocah ini?" Tanya Sasuke.

"Sarada,ini putraku Sasuke. Apa yang..." Belum selesai Mikoto berbicara, Sarada sudah berjalan menghampiri Sasuke. Ia berdiri tepat dihadapan Sasuke,dan menatap langsung ke mata hitam Sasuke. Tinggi Sarada hanya sepaha Sasuke.

"Kau.Uciha Sasuke,Apa kau adalah ayah kandungku?." Tanya Sarada datar namun sarat akan keingintahuan dan rasa penasaran yang tinggi.
Sasuke hanya menaikkan alis, apa maksud bocah didepannya kini?anak?bahkan Sasuke tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun.Bagaimana mungkin ia punya seorang anak?

"Apa maksudmu,bocah." Jawab Sasuke datar. Sarada cukup geram,mendengar jawaban pria didepannya itu.

"Apa kau tak bisa mendengarku?aku tanya apa kau ayahku." Nada bicaranya meninggi. Mikoto hanya menutup mulut,ia tak tahu harus bagaimana diposisinya seperti ini.Sementara Fugaku hanya diam,ia menelisik Sasuke.

Sasuke cukup terkejut,ia meneliti Sarada dari atas hingga bawah,matanya sama dengan matanya,rambutnyapun serupa. Melihat expresi bocah itu,Sasuke yakin bocah itu serius.Tapi Sasuke sama sekali tak mengenali bocah itu.
Ting...tong....
Suara bel diluar menyadarkan Mikoto,ia segera menuju pintu untuk mengetahui siapa yang bertamu.

"Dengarkan aku.Aku belum menikah,jangan bertanya sesuatu yang tak mungkin.Bagaimana mungkin aku ayahmu?" Jawab Sasuke datar namun sorot matanya tajam.
Sarada hanya terdiam,ia mengepalkan ke2 tangannya.
.
.
.
.
.
"Maaf ada yang bisa ku bantu?"tanya Mikoto pada seorang wanita yang berdiri dihadapannya setelah ia membukakan pintu.

"Selamat malam,maaf mengganggu anda malam-malam seperti ini.Saya ingin bertanya,apa ada seorang anak kecil berusia sekitar 6th,berambut navy sebahu,dan ..."

"Apa ia bernama Sarada.?"
Belum selesai wanita itu bicara,Mikoto sudah bertanya.

"Ah...iya benar."Jawab wanita itu antusias.

"Anda siapanya?"

"Saya ibunya,bisa saya menemuinya?."

"Baiklah ia ada didalam,mari.."
Mikoyo segera mengajak Wanita itu. Jika ia memang ibu Sarada,mungkin bisa menyelesaikan masalah ini..
.
.
.
.
Mendengar jawaban Sasuke,Sarada tersenyum miris. Perasaannya bercampur aduk,antara kecewa,sedih dan ntahlah sebuah rasa bahagia,ia bisa bertemu orang yang diyakini ayahnya,meski ia mendapat jawaban yang tak sesuai harapannya.Air matanya menetes...

"Sarada.."Wanita yang berasama Mikoto tadi langsung memeluk Sarada.

"Mama."ucap Sarada pelan.

"Untung aku menemukanmu,,,Mama akan menghukummu karena telah membuat mama khawatir." Wanita itu melepas pelukannya dan memarahi Sarada,tapi ia kembali memeluk Sarada.
"Jangan melakukan ini lagi,,,Mama sangat khawatir."

"Maafkan Sarada Ma,,,bagaimana Mama tahu aku disini?"

"Gurumu memberi tahu Mama,jika kau terpisah dari mereka,Mama segera pulang dan segera menyusulmu kesini,saat Mama melewati kamarmu,Mama menemukan sebuah alamat di secarik kertas meja belajarmu..."pandangannya sendu.

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang