living will be more painful than dying, but still want to live?

2.3K 323 170
                                    


Kecanggihan zaman tidak selalu bisa memanipulasi pikiran dan jati diri manusia.

Tahun 21XX, teknologi sudah berkembang pesat melampaui angan peneliti di abad 20 dulu. Kekhawatiran akan robot dapat mengambil alih kasta kehidupan hanya jadi isapan jempol belaka. Nyatanya, kini mereka bisa hidup berdampingan. Malah, android itu sendiri yang bantu memudahkan hidup manusia.

Memang tidak semua hal bisa dibantu dan ditangani oleh robot berintelektual. Perihal bersifat sensitif dan mengikat privasi semacam konsultasi kejiwaan, karir, diagnosa medis dan lain sebagainya masih ditangani oleh tenaga profesional manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Alasan itulah yang membuat Taehyung akhirnya menghubungi sang ayah, minta dicarikan robot humanoid yang bisa menemani sekaligus melatihnya bersosial. Singkat kata, Taehyung butuh seorang teman nyata yang bisa membantu menyembuhkan dia. Dia sampai perlu bantuan Tuan Kim karena setahunya, prototipe android tipe personal self trainer tidak diperjualbelikan dengan bebas.

Taehyung harap, kedudukan ayahnya bisa membantu dia untuk mendapatkan teman pertama. Meski berupa humanoid rakitan.

Karena Kim Taehyung, 25 tahun, punya trauma bersosialisasi dengan manusia.

...


Umurnya baru 10 tahun saat ini semua bermula.

Merayakan ulang tahunnya yang ke-10, ibunda membawa Taehyung dan sang kakak ke taman bermain dalam kota. Meski bukan lagi hal istimewa di zaman di mana semua visualisasi dan sensasi dari mengunjungi taman bermain bisa didapat dari aplikasi berprogram khusus. Adalah kemewahan bagi dua bersaudara Kim yang meski hidup berkecukupan tapi tidak bisa mengecap hidup laiknya anak biasa.

Sejak usia pre-school, Taehyung dan sang kakak yang terpaut usia kurang lebih satu tahun mengenyam pendidikan internal di rumah. Home schooling, mereka tidak bisa bersekolah biasa karena saat itu Korea Selatan sedang dalam titik waspada. Zona merah.

Warga negara yang menolak kebijakan pemerintah soal pemberdayaan robot humanoid meledak di mana-mana. Dan ayah Taehyung adalah salah satu penyumbang dana bagi pengembangan program tersebut. Karenanya identitas mereka selama ini disamarkan.

Sayang, itu cuma perkiraan mereka. Pihak lawan tidak kalah canggih soal teknologi membobol informasi. Sebenarnya identitas para donatur program pengembangan android plus data pribadi keluarga sudah digenggam oposisi sejak lama. Begitu Keluarga Kim tertangkap berada di keramaian tanpa pengawasan, jelas membuat pihak lawan menyiapkan serangan.

Di tengah keramaian, Taehyung dan sang kakak—lidahnya bahkan masih kelu untuk mengucap kembali nama kakaknya meski sudah berlangsung lama—dipisahkan dari ibunda. Mereka diculik. Tubuh kecil dan kurus dua anak lelaki itu disiksa. Indra penglihatan mereka dihalangi. Di antara kegelapan, kesakitan dan deguk lemah tangisnya sendiri, Taehyung mendengar suara kakak berusaha menenangkan.

Taehyungie, tidak apa-apa. Ada Hyung. Appa dan Eomma pasti menemukan kita. Kamu ingat kalo ayah kita hebat, bukan? Dia pasti sedang mencari tahu kita ada di mana.”

Suara kakaknya terpotong oleh derap langkah terburu dan debam menyakitkan, membuat tenggorokan Taehyung rasanya luka karena berteriak tanpa suara mendengar jeritan sang kakak. Kain penutup matanya berbekas gelap, mulai basah, tidak membantu respirasi Taehyung yang semakin sesak.

have [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang