MOS

208 50 44
                                    

"Ayaah.. liat yah.. ulangan aku dapet 80 looh.."

"Waah hebat banget anak ayah.." ucapnya sambil mengelus elus rambut anaknya.

"Aku janji, nanti Reina akan belajar biar dapet nilai 100.."

Reina tersenyum menunjukkan gigi putihnya didepan seorang ayah yang amat dicintainya, bahagia.

Sampai saatnya, kebahagiaan itu harus sirna dalam sekejap.

Braak!-
"Ada kecelakaan!"
"Ada apa ini?"
"Eh itu ada korban"
"Cepat panggil ambulan"

"Bunda... ayah kenapa? Ayah kok gak bangun bangun.. bun.. ayah tidur ya?" Tanya Reina mengguncang guncang tubuh bundanya yg menahan tangis didepan putri kecilnya.

"Reina, janji sama bunda kamu jadi anak yang baik ya.. jadi, anak yatim yang solehah.." ucap bunda meneteskan air matanya.

"Yatim? Emang ayah kenapa bundaa... ayah banguuun.. Reina gak mau kehilangan ayah.. ayaaaaaaaahhh..."
________________
"AAHH.. eh? Uuh" gadis remaja terbangun dari hibernasinya dengan keadaan nafas naik turun dan keringag dingin.

"Mi, mimpi itu lagi..." ujar Reina.

"Eh tunggu, hari ini... ASTAGA! HARI INI KAN MOS!" Reina yang sedari tadi hanya bengong di pulau kapuknya, sekarang kalang kabut mondar mandir sana sini.

Bahkan dia pake jurus:
Mandi 1 menit
Pake baju 1 menit
Beresin buku 5 detik
Dandan 5 detik
WOW...wkwk

"Reina.. kamu gak sarapan dulu?" Tanya bunda yang sepertinya tidak digubris oleh putri pertama dan terakhirnya.

"Kamu kapan pakai hijab lagi nak.." bunda merendahkan suaranya, tubuhnya yang hampir menua tetap selalu menjaga putri kecilnya.

"Bun, denger ya. Reina udah bilang berkali kali kalo Reina gak akan pernah lagi pake HIJAB!" Reina memberi tekanan pada kata hijab. Suaranya lebih tinggi dari suara bunda.

"Dan tolong bun, jangan tanya itu lagi!" Tanpa memberi salam dan mencium tangan bundanya, ia langsung berlari pergi menuju sekolah barunya.

☺☺☺

"Aarghh.. kenapa juga harus MOS si.."
MOS, Masa Orientasi Siswa. Hal yang tidak asing lagi bagi anak SMP atau SMA yang harus mempersiapkan lahir batin mempertaruhkan raga dan jiwa.

Gimana enggak? Lagi zuper duper panasnya dijemur dari jam 07.00 sampe jam 10.00.

Bahkan bu kepsek yang dari tadi berpidato gak selesai selesai..

Gak ada secuil pun angin lewat. Yang ada malah bau keringet dimana mana..

"Eh dek, kamu kok gak pake atribut sekolah?" Tiba tiba seorang laki laki tinggi dengan rambut hitam nan tebalnya berdiri di samping Reina.

"Hah?! Lah situ ngapain ngurusin gue, emang situ emak gue apa? Serah gue lah! Situ ngapain keliling keliling. Gak baris? Dan juga tuh rambut kenapa gak dicukur? Urusin diri lo sendiri dulu!" Cerocos Reina kalo lagi marah udah kaya keran bocor.

"Denger ya adik manis... saya ketua OSIS disekolah ini, jadi saya berhak mengatur siswa yang tidak taat pada peraturan SMA Galaxy!" Jelas cowok itu dengan suara yang lembut tapi tatapan yang mematikan.

"Oh" jawab Reina hanya berOh

Mungkun karena kesal kali ya.. cowo itu memarik tangan Reina kasar. Membawanya keruang OSIS.

"Ngapain si! Selow dong elah"

"Nih" cowo itu memberikan jaketnya kepada gadis didepannya. Reina hanya menatapnya dengan tatapapan kebingungan.

"Jaket?" Tanyanya, tanpa basa basi cowo yang sepertinya lebih tua dari Reina memakaikan jaketnya ditubuh gadis itu.

"Lain kali jangan pake baju ketat. Pake yang sewajarnya. Kalo ada sesuatu terjadi kan bisa bahaya." Tegasnya.

Belum sampai disitu, cowo yang sedari tadi sibuk mencari sesuatu terasa gak asing bagi Reina.

"Dan bagi yang rambutnya panjang, kalau bisa dikuncir agar tidak mengganggu dalam belajar!" Perintahnya lagi. Tangannya menguncir rambut Reina yang panjang,

posisinya bikin ambigu banget gilak..
Mungkin bagi beberapa orang ada yang mengira bawa mereka sedang berpelukan.. wkwk :v

Reina dibuat blushing sama cowok berbadan tinggi yang belum diketahui namanya.

☺☺☺

Akhirnya... MOS pun berakhir. Dan saatnya untuk pembagian kelas.

Dan ternyata... Reina masuk kelas X-IPA. Isinya kebanyakan alim alim semua..

"Kenapa harus IPA sih?"

Ntah apa yang ada dipikirannya, kalau dia itu kepengen masuk kelas IPS.

Yaa... kelas X-IPS itu..rada rada.. you know lah..

Padahal banyak yang pengen masuk kelas IPA, bahkan ada murid yang tadinya aliiiiiim bangetz pas masuk kelas IPS jadi... like a 'CHILI'

Perkenalan pun berlanjut damai sampai akhirnya....

"Yo.. kenalin nama gue Reina Audrey Valerie. Lo bisa panggil gue Reina. Dan kalo lo lo semua macem macem sama gue... nyawa taruhannya... da-" belom sempet melanjutkan perkenalannya. Guru Bahasa Indonesia yang juga guru wali kelas menepuk pundak Reina.

"Udah. Duduk" ucapnya dengan muka yang datar tapi dapat membuat seluruh siswa diam tak bergeming.

"Ya elah.. gurunya resek bat dah.." gumam Reina dalam hati sambil melangkah menuju tempat duduknya yg berada di nomer dua dari depan paling tengah yang pastinya kena kipas angin paling banyakk..

"Eh, lo Reina ya? Gue Laura anggreani" ucap salah satu gadis yang seumuran dengan Reina sambil mengulurkan tangannya.

"Oh, iya salken" jawab Reina membalas uluran tangan Laura.

Dari cara bicaranya, gayanya.... sepertinya akan jadi hal buruk bagi Reina. Seperti ada hal tersembunyi dibaliknya yang tidak Reina ketahui.

"Tau gak sih.. gue itu anak paling kaya disekolah ini... anak kebanggaan mamah papah.. kalo lo? Nyokap sama bokap lo gimana?" Laura menyombongkan diri dengan lagaknya yang bagaikan penguasa bumi.

"Haha... gimana ya.. bokap sama nyokap gue..." Reina menyunggingkan senyuman yang tersimpan banyak emosi.

"Ah iya. Gue ada janji sama pacar gue.. bay" ucapnya lalu meninggalkan Reina pergi. Ya karena masih belom belajar jadi bebas.

"Njir.. tu bocah butuh disembur dulu kali ya.. sombong bat dah"

Bersambung~
________________
New eps lagi... yay
Vomment nyaa...★💭
Maafkeun pendeekk.. >_<

Seeya~
@ShiarchiE





&quot;HIJRAH&quot; (SELESAI)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang