Sebuah Rahasia

94 27 8
                                    

"Aarghh gue telaaat!!" Kaki mungil Reina sedari tadi tak ada henti hentinya mondar mandir sana sini. Udah kaya setrikaan. Lalu ia dengan secepat kilat turun dari tangga, yang menimbulkan suara berdecit. Ya maklum tangganya dari kayu.

"Reina sarapan dulu nak!" ucap bunda sembari mengoleskan selai kacang di rotinya.

"Makan sambil jalan ajaa!" Tangan Reina segera menyambar roti yang masih setengah dilapisi selai. Saking buru burunya sepatu yang ia kenakan belum sempurna, dan juga ia memakainya dengan posisi terbalik.

"Gue gak mau dihukum!, gue gak mau bersihin toilet!, gue gak mau ke ruang BK! Gue gak mau lari dilapangan!, gue gak mau-" tiba tiba anak cowok yang bertemu Reina lusa kemarin sedang berada tepat disamping Reina yang membuat gadis itu kaget.

"Re, Reihan!" Ucap Reina antusias.

"Cepat ikut gue" kata Reihan sambil mengulurkan tangannya, kebetulan ia naik motor. kan lumayan sekalian numpang gitu loh. Rejeki gak boleh ditolak.

"Hah? Boleh?" Tanya gue tak percaya, karena dari SD sampai SMA baru kali ini ia dibonceng sama anak laki laki. Maklum Jomblo mah gini dah.

"Iya, cepetan!" Perintahnya lagi. Karena takut emosinya keluar, Reina langsung menaiki motor milik Reihan. "Jangan kaget ya kalo ada pembalap MotoGP di jalanan" terlihat dari kaca spion Reihan tersenyum miring.

"Apaan?!" Tanyaku lagi masih rada bingung.

"1....2....3.... pegangaaan" dengan gaya yang sok layaknya pembalap nyerobot sana sini. Tapi anehnya, kenapa orang orang gak ada yang komen!?.

"Gila looo... kalo gini caranya gigi gue bisa terbang semuaaa!!" Nada bicara Reina jadi terkesan aneh karena angin beledukk yang berkali kali menerpa wajah Reina.

"Hahaha.. tapi seru kan?"
"Seru pala lu peang!"

🚦🚦🚦

Sesampainya di sekolah SMA Galaxy, dengan keadaan yang udah gak bisa dikondisikan lagi.

Rambut Reina yang pada berdiri semua, Bedak yang udah luntur, baju seragam yang berantakan, muka yang udah kaya emak emak lagi di pasar.

Sedangkan Reihan...
Dengan gaya sok cool nya yang bikin gue pengen muntah rasanya. Membuka helm dengan keadaan rambut yang masih sehat wal afiat. Baju seragam yang gak berantakan karena ketutup jaket, dan juga muka yang masih cerah bersinar karena ketutupan sama helm. 'Dasar gak adil!.' Batin Reina geram sembari merapikan rambut dan seragamnya

"Gila, Gaya sok alim tapi diluarnya kaya begini. Gimana nanti kalo begitu kalo sifatnya begini!" Celetuk Reina yang membuat Reihan bingung.

"Begini begitu?"

"Dengar ya, mau situ naik motor kaya pembalap Rossi kek, mau kaya siput lomba lari kek. Tetep aja ke sekolahnya telat! Kapok gue di bonceng sama lo. Rambut gue jadi kaya benang kusut. Katanya ketua OSIS, tapi sifatnya gak kaya OSIS dan juga masa Ketua OSIS terlambat! Biasanya kan dateng paling pagi. Apa jangan jangan lo itu ketua OSIS jadi jadian?!." Cibir Reina panjang kali lebar.

Reihan gak mau mutus omelan Reina karena ia tahu kalo cewek lagi ngomong terus diputus, nyawa taruhannya.

Reihan menaruh helmnya di motor "Iya Ibu Reina..tenang aja.. gue habis beli peralatan buat acara OSIS, gue ada alasnnya kok."

"Sini apa, jangan jauh jauh. Biar situ enggak dimarahin" ucap Reihan.

"Ya elah bilang aja mau modus" jawab Reina.

"HIJRAH" (SELESAI)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang