INDAH!

10 0 0
                                    

Tidak seperti biasanya, meskipun long weekend aku hanya berdiam diri di kamar. Keluar kamar hanya untuk makan atau buang air saja. Kegiatanku saat itu cuma tiduran sambil main handphone, scroll-scroll timeline yang sudah berulang kali Aku lihat.

Didukung dengan cuaca yang mendung manja seperti ini. Semakin malas saja keluar rumah. Tapi rasanya bosan juga di rumah.

Meski waktu sudah hampir menunjukkan pukul satu dini hari, Aku tetap nekat berangkat ke destinasi favoritku yaitu warung kopi. Tempatnya gak jauh juga dari rumah. Tempat yang sederhana untuk melepas penat. gobrol santai. Atau hanya sekedar berselancar di internet. Karena sudah ada fasilitas free wi-fi nya.

Rintik hujan yang begitu manja, ditemani alunan lagu dangdut hits kekinian. Dibarengi suara gombalan penjual tahu tek yang sedang asyik telepon dengan pujaan hatinya. Memberikan makna bahwa cinta itu milik semua insan manusia tak terkecuali penjual tahu tek tersebut.

Asap rokok mengepul disetiap sudut warung kopi. Terlihat si penjaga warung kopi terkantuk-kantuk, itu sudah cukup menandakan kalau sekarang memang sudah sangat malam. Karena warung kopi tersebut berlabel 24 jam jadi ya sudah resikonya.

Tiga batang rokok sudah kuhabiskan disini. Sambil menyulut rokok terakhirku sekalian bayar saja.

"Mas, Sampun" kataku.
"Oh.. Nggeh mas" sahut penjaga warkop.
"Kopi kale rokok sekawan pinten mas?"
"Sangang ewu mawon mas"
"Niki nggeh mas"
"Nggeh mas maturnuwun"

Setelah membayar aku segera bergegas untuk pulang. Ku nyalakan motor dengan penuh percaya diri. Ku tarik gas motorku dengan penuh kelembutan. Ku usap-usap spion yang basah karena terkena hujan.

Baru berjalan beberapa meter dari warkop tersebut. Kesialan datang menghampiriku. Dua ban motorku bocor bersamaan dan sekarang sudah pukul tiga pagi. Mana ada tambal ban yang buka jam segini.

Dengan berat hati aku mendorong motorku pelan-pelan. Kebayang dong rasanya dorong motor dengan posisi ban bocor dua-duanya. Sialnya lagi, hujan tiba-tiba turun sangat deras. Seketika aku mencari tempat berteduh. Akhirnya aku berteduh diteras rumah yang ada didekat situ. Tempatnya sangat strategis untuk berteduh.

Tak lama setelah aku berteduh, Tiba-tiba pintu rumah itu ada yang membuka. Bunyi suara kunci berputar begitu terdengar. Aku mulai gugup, panik dan juga takut. Takut diusir si pemilik rumah itu.

"Mas, Sampean masuk aja. Percuma disana kebasahan juga." 

Ternyata dia adalah pemilik rumah itu. Cewek cantik berambut lurus mirip Aura Kasih.

"Ah.. Iya mbak makasih. Gapapa disini aja. Gausah repot-repot mbak" jawabku dengan sedikit malu-malu.
"Gapapa kok mas.. Wes talah." Jawab cewek itu.

Akhirnya dengan malu-malu mau, aku masuk ke rumah itu.

Memang cewek yang sempurna, Sudah cantik, baik lagi. Bahkan dia membuatkanku minuman tanpa menawari dulu.

Ah.. Memang ya, Allah itu adil, dibalik kesusahan ternyata ada nikmat yang luar biasa, batinku.

"Silahkan di minum mas" Kata cewek itu sambil meletakkan minuman diatas meja.
"Iya mbak. Kan jadi ngerepotin mbaknya." Jawabku malu.
"Ah.. Gapapa mas gak ngerepotin kok" Kata cewek itu lagi, tapi kali ini ditambahi senyuman manis semanis madu.
"Hehehe.. Makasih lo mbak."
"Iya mas sama-sama."

Setelah itu kami ngobrol sambil menunggu hujan reda. Luar biasa memang. Jarang-jarang ada cewek yang langsung akrab meskipun baru saja kenal. Serasa sudah kenal lama saja.

Sepertinya tak perlu waktu yang lama, aku sudah jatuh cinta dengan cewek ini. Dan kabar baiknya dia juga masih single. Kesempatan emas ini.

Meski sudah ngobrol banyak tapi aku belum tahu namannya. Seketika pembicaraan ini aku potong.

"Oh.. Iya mbak sampe lupa. Nama mbak siapa ya?"
"Nama saya Indah mas, Kalo mas namanya siapa?"
"Nama saya.. VICKYYYYYYYYYYYY
KON IKU TURU TOK AE! GAK NGEWANGI IBUKMU UMBAH-UMBAH SAK TAEK NDAYAK! KLAMBIMU TOK!" *Byuooooorrr

Terdengar suara ibu ku bengok-bengok. Sambil menyiram air satu ember ke tubuh saya.

Aku terbangun dengan kepala pusing, Mata sedikit bunar dan juga tubuh basah sekali.

Sadar kalau itu semua hanya mimpi. Membayangkan wajahnya Indah yang sungguh indah. Aku menyesal tidak minta kontaknya tadi. Yasudahlah.

Untuk Indah,
Dimanapun kamu berada, semoga kamu masih ingat denganku ya.

***

INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang