"Iyaa iyaa kami tidak akan berkelahi lagi.. Kalau begitu kita sarapan saja.. Kebetulan aku juga sudah lapar" Jennie pun akhirnya mengalah
"Makanlah yang banyak jen, supaya aku tambah sayang kepadamu" gombal Yoongi yang jelas-jelas ada di depan teman-temannya
"Yakk! Apa kau ingin mengejek ku supaya aku gemuk begitu?!" Kesal Jennie
"Aniya.. Bukan itu maksudku.. Kalaupun kau gemuk, aku malah akan tambah sayang" gombal Yoongi lagi
"Ya ya ya.. Kalian ini masih pagi sudah pacaran. Makan dulu baru pacaran" kesal Mingyu yang melihat Yoongi menggombal
"Bilang saja kau iri dan ingin menggombal kepadaku kan" tebak Tzuyu
"Ehee.. Kata-katamu ada benarnya juga Sayang" Mingyu
"Heh! Kalian ini sama saja.. Kau juga Min, bikin aturan tapi dilanggar sendiri. Dasar!" Protes Vernon
"Alahh.. Bilang saja kau iri.. Iyakan?" Somi
"Aniya.. Aku tidak iri karena itu dosa.." Vernon
"Sudaahhh! Sampai kapan kalian akan bertengkar.. Hal kecil saja dipermasalahkan.. Sudahlah" lerai Seokjin dan seketika semua diam dan memilih memakan kembali sarapan mereka.
"Loh? Kenapa jadi diam?" Tanya Seokjin bingung
"Kan kau sendiri yang menyuruh kami diam pabbo!" Jawab Jisoo
"Pabbo? Aku pabbo? Lalu kalau aku pabbo kenapa aku selalu membantu masalah kalian?" Kesal Seokjin lalu langsung pergi meninggalkan meja makan.
"M-maksudku.. Aiisshh... Dia pasti marah" -Jisoo
"Haaa haaa.. Kau harus membujuknya soo.." Ejek Somi
"Kau ini lupa ya kalau pacarmu sangat jengkel jika dipanggil pabbo? Kau kan pacarnya bisa-bisanya kau luapa akan hal itu.." -Jennie
"Aku lupa.. Aku tidak bermaksud mengatakan itu.." Jisoo pun menunduk. Air mata mulai mengalir di pipi Jisoo
"Aku tidak bermaksud hikss.. Aku yang pabbo hikss.. Bukan dia.." Tangis Jisoo
"Sudahlah.. Lagi pula juga kau tidak sengaja kan.." Ucap Vernon menenangkan
"Bujuklah dia.. Pasti nanti dia akan luluh" saran Jennie
"Tapi kalau hiks dia tidak mau hiks mendengarkan ku hiks bagaimana?"
"Ini kan bukan salah mu Soo.. Mungkin kau tidak sengaja mengucapkannya.. Sudah nanti aku yang akan bicara padanya" -Yoongi
"Iyaa soo.. Kami mendukungmu.." -Mingyu
"Cobalah bicara padanya.. Terus yakinkan dia kalau kau tidak sengaja mengatakannya. Kalau dia tidak mendengarkan, biarkan Yoongi, Vernon, atau Mingyu yang meyakinkannya.. Sudahlah.. Jangan menangis" ucap Tzuyu memberikan Semangat pada Jisoo
Akhirnya Jisoo pun mengusap air matanya, berdiri, lalu beranjak ke kamar Seokjin.
*kriiett*
"Jin" lirih Jisoo dari ambang pintu dan Seokjin hanya melihatnya sekilas lalu kembali memalingkan mukanya
"Jin.. Ayolah jangan marah" bujuk Jisoo
"Tadi kau mengataiku, sekarang kau ingin membujukku.. Apa sih maumu?" Kesal Seokjin
"Maafkan aku.. Aku tidak bermaksud mengatakan itu kepadamu. Aku mohon maafkan aku. Hikss..." Jisoo pun akhirnya menangis
'Eohh?? Dia menangis.. Disatu sisi aku terlalu berlebihan tapi disisi lain, aku sangat benci dipanggil pabbo. Ini berarti salahku karena membuatnya menangis'
"Aku mohooonn... Hikkksss.. Huaaaa" Jisoo menangis sesegukan sambil menunduk.
Tiba-tiba Seokjin memeluk Jisoo.
"E-eoh?"
"Aku mungkin terlalu berlebihan.. Tapi, aku pun sangat benci dipanggil pabbo. Inilah aku.. Sebenarnya aku sudah ingin marah tapi, aku coba menenangkan diri agar aku tidak marah hanya saja aku belajar mengendalikan diriku" jelas Seokjin
"Tapi aku tetap saja salah... Hikss.. Hua.. Maafkan aku hikss.. Hikss" tangis Jisoo dipelukan Seokjin
"Sudahlah.. Aku memaafkan mu.. Jangan menangis lagi sayang.. Kau terlihat sangat lucu ketika menangis dan itu membuatku semakin memcintaimu.." Ucap Seokjin menenangkan.
"Iiisshh... Kau ini hikkss.." Jisoo memukul dada Seokjin pelan
"Kkkk.. Baiklah baiklah.. Aku tidak akan menggombal lagi.. Jangan menangis lagi nee" Tawa Seokjin
"Hmm iya... Kau pasti ketularan Yoongi kan..." Jisoo
"Ketularan? Ketularan apa?" Tanya Seokjin bingung
"Ketularan suka menggombal.." Jawab Jisoo
"Hmm... Soo.. Aku ingin menanyakan satu hal" Seokjin
"Apa Jin??"
"Apa kau benar-benar menerima ku sebagai pacarmu dengan diriku yang tidak sempurna ini? Apa kau menerimaku sebagai pacarmu dengan diriku yang tidak suka di katain pabbo?" Tanya Seokjin dengan muka serius
"Apa yang kau katakan Jin?! Apa kau tidak melihat ketulusanku? Apa jika semakin lama aku akan bosan denganmu? Tentu saja aku menerimamu. Aku menerimamu dengan apa adanya dan tulus. Sangat tulus. Aku tidak pernah memikirkan kekuranganmu. Akupun mempunyai kekurangan dan aku juga mempunyai kelebihan yang mungkin berbeda denganmu. Tapi dengan perbedaan itu, kita bisa saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Dan aku mohon, jangan ragukan ketulusanku mencintaimu" jelas Jisoo lalu melepas pelukan mereka
"Aku pun melihat ketulusan itu Soo.. Aku juga mencintaimu apa adanya. Aku pun tidak pernah tertarik dengan yeoja lain selain dirimu. Hanya kau Soo.. Hanya kau satu-satunya yeoja yang bisa membuatku bahagia dengan senyummu, tawamu, candamu dan semua yang ada padamu. Terima kasih untuk semua pengertianmu, perhatianmu kepadaku. Aku minta maaf kalau aku mungkin belum bksa menjadi namja yang baik untukmu" balas Seokjin
"Aku mencintaimu Jin" Jisoo pun kembali memeluk Seokjin erat
"Aku juga mencintaimu sayang... Berjanjilah kepadaku agar kau akan selalu ada untukku" ucap Seokjin sambil membalas pelukan Jisoo
"Ne"
"Baiklah.. Kajja kita keluar, mungkin mereka menunggu kita" ajak Seokjin dan dibalas anggukan
Mereka pun keluar dari kamar Seokjin dan Jennie dkk melihat senang melihat pasangan ini berbaikan kembali.
Tbc.....
Haii haii gaeesss.. Akhirnya author balik lagi setelah selesai usbn.. Perjuangan terakhir akhirnya selesai dan bisa ngelanjutin ffnya..
Makasih ya gaess dukungannya.
-author🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You, Min Yoongi? (Yoongi X Jennie)
FanfictionYang gak suka jangan baca.. Yg kepo kuyylah baca