Part 4

294 42 67
                                    

Satu hari setelah kejadian menggemparkan itu, Jiyeon diajak pulang kembali ke Gwangju. Gadis itu menurut saja, toh ia sudah tak memiliki siapa-siapa lagi di Pyeongyang dan tidak ada kabar yang jelas dari Jaejoong. Lagipula, tidak masalah ke mana Jiyeon pergi asalkan Sungyeol turut serta bersamanya. Ia akan ikut ke mana pun Sungyeol pergi.

"Nah, kita sampai!" seru Boram dengan nada riang yang diusahakan.

Jiyeon melangkah masuk dan mengedarkan pandang ke sekililing ruangan besar tersebut. Kilasan memori kembali terlintas di kepalanya, tapi tetap saja semua itu terlalu samar baginya. Alhasil, sang gadis pun hanya menggeleng, mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu kembali berjalan.

"Kau akan tinggal bersama kami mulai saat ini," ujar Hyomin ketika mereka semua sudah berada di ruang tengah.

Jiyeon mengangguk lalu menggandeng lengan Sungyeol. Ia menatap pria itu dengan maniknya yang bersemangat. "Di mana kamarmu? Aku ingin melihat kamarmu."

Sungyeol langsung menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kamarku... berantakan..."

"Tidak apa-apa, aku bisa membersihkannya untukmu supaya kita bisa beristirahat dengan nyaman," kata Jiyeon sambil terus menatap Sungyeol yang salah tingkah.

"Apa... maksudnya itu?" tanya Sungyeol mencoba bersikap biasa. Ia merasa Myungsoo sudah menatapnya dengan tatapan penuh api cemburu.

"Apa lagi? Tentu saja aku mau satu kamar denganmu." Jiyeon mengerucutkan bibirnya.

"Mwo?!" Hyomin, Boram, dan Myungsoo berseru kaget bersamaan.

Jiyeon menoleh sekilas ke arah tiga orang yang bereaksi berlebihan itu.

"Hm... begini, Jiyeon ah... Sebenarnya..." Sungyeol sendiri bingung harus memberikan alasan seperti apa.

"Sebenarnya aku dan Hyomin sudah menyiapkan kamar khusus untukmu!" sambung Boram menyelamatkan Sungyeol. Ia tersenyum manis pada Jiyeon dan menyentuh tangannya. "Kau mau melihatnya? Kami sudah menata kamar itu sebaik mungkin dan menyesuaikannya dengan seleramu."

"Kamar untukku sendiri?" ulang Jiyeon.

Hyomin mengangguk cepat. "Kau pasti akan menyukainya!"

"Apakah itu di sebelah kamar Sungyeol?" tanya Jiyeon dengan mata berbinar.

"Kamarmu di samping kamar Myungsoo..." gumam Boram.

Jiyeon melirik ke arah Myungsoo dengan tak suka.

"Sebenarnya, kamarku lah yang paling dekat dengan kamar Sungyeol," lanjut Boram.

"Tidak bisakah kita bertukar kamar?" Jiyeon balas memegang tangan Boram dan menatapnya dengan harap.

Sebelum Boram memberikan jawaban, Myungsoo berkata, "Jika kau merasa tidak nyaman denganku, aku akan pindah ke kamar bawah."

Jiyeon pun mengangguk setuju. "Geure..." Baguslah pria itu peka. Ia tak peduli di mana Myungsoo akan tidur asalkan tidak dekat dengannya. Namja itu hanya akan mengganggunya.

"Ayo, kutunjukkan kamarmu," ajak Hyomin.

"Sebelum itu..." Jiyeon kembali menatap Sungyeol dan menggandengnya. "Bolehkah aku meminjam ponselmu? Aku ingin menghubungi seseorang."

"Kau bisa meminjam ponselku," tawar Myungsoo seraya menyodorkan ponsel hitam layar datar miliknya.

Jiyeon meliriknya tidak tertarik. Ia mengabaikan tawaran murah hati itu dan tetap menunggu jawaban Sungyeol. Kini, gadis itu bahkan menengadahkan kedua tangannya di depan Sungyeol.

I RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang