Script Reading

803 54 127
                                    


"Annyeong haseyo!" sapa Hyomin setelah ia membuka sliding door mobil putih sang manajer. Ia menundukkan kepalanya dengan hormat kepada beberapa orang kru yang tengah berdiri di tempat parkir. Rambut panjangnya yang indah dibiarkan terurai begitu saja. Wajah Hyomin yang cerah berseri secara tak langsung memberikan semangat kepada orang-orang yang berada di sana.

 Wajah Hyomin yang cerah berseri secara tak langsung memberikan semangat kepada orang-orang yang berada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eoh, kalian sudah datang?" balas kru bertopi coklat sebagai formalitas.

Setelah Hyomin, menyusul Eunjung yang keluar dari mobil tersebut. "Apa kabar, PD-nim." Wanita cantik itu mengulurkan tangannya untuk memberi salam.

"Aku baik-baik saja," jawab pria itu seraya tertawa renyah. Ham Eunjung adalah cast favoritnya dalam serial ini. Ia selalu suka wanita yang ramah dan supel seperti Eunjung. "Oh! Kau memotong rambutmu?"

Mata sang dara mengikuti jari yang tertunjuk ke arah rambutnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata sang dara mengikuti jari yang tertunjuk ke arah rambutnya itu. "Ah..." Ia menggelengkan kepala. "Aku hanya merapikannya sedikit. Apakah Kim Eunjung perlu tampil dengan rambut panjang seperti biasanya?"

Pria itu mengibaskan tangannya. "Tidak perlu dikhawatirkan. Itu bisa diatur." Lagipula, dengan potongan rambut seperti apa pun, Eunjung selalu tampak menawan di matanya.

Jujur saja, sebenarnya Eunjung memang lebih suka saat rambutnya dipotong pendek. Tidak panas dan lebih simple. Namun, ia juga menyadari perannya yang belum rampung sebagai Kim Eunjung dengan rambut panjang kecoklatan yang terurai.

Setelah Boram menutup pintu dan mobil itu langsung berlalu, salah seorang staff dengan jaket tebal bertanya. "Di mana Park Jiyeon?"

"Jiyeonnie?" Boram lah yang menjawab pertanyaan tersebut. "Kami memang tidak berangkat bersama. Jiyeon akan diantar oleh oppa-nya."

"Ah... geure..." Pria itu mengangguk-angguk meski tidak tahu siapa yang dimaksud Boram dengan oppa-nya Jiyeon. "Kalau begitu, masuklah duluan. Ruangannya ada di lantai dua. Kami akan menyusul sebentar lagi."

"Ye, algesseumnida."

Ketiga gadis itu pun berjalan bersisian memasuki gedung dan seperti arahan dari staff tadi, mereka mencari ruangan tempat diselenggarakannya pembacaan naskah pertama untuk I Remember. Ya, tak terasa sudah berbulan-bulan lamanya mereka bekerja sama dengan beberapa idol dan aktor lain dalam serial ini. Kedekatan para pemain dengan kru pun bukan lagi sekedar formalitas. Setelah menyelesaikan syuting dua seri terdahulu, Red Emerald Stone dan The Signs and The Truth, mereka bersama-sama makan di sebuah restoran besar untuk merayakan. Mereka hanya diberi waktu satu minggu untuk beristirahat sebelum proses penggarapan seri buku ketiga dimulai.

I RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang