Prolog

0 0 0
                                    

Semuanya terjadi tiba-tiba.
Tanpa peringatan.
Aku baru saja membaca pesan singkatmu saat keributan itu terjadi. Decit rem kereta yang nyaring. Ledakan yang menggetarkan. Dan teriakan penuh kepanikan.
Semua itu menghentikan langkahku. Selama beberapa detik aku terpaku. Aku seperti berada dalam mimpi buruk. Jeritan tak berujung itu mengisi ruang telingaku. Rasa ngeri mulai menjalar dalam diriku. Instingku menyuruh berlari. Namun kedua kakiku seolah tertancap, begitu ajeg berdiri tak ingin bergerak.
Para petugas di sekitar stasiun berlarian. Wajah-wajah panik menyeruak keluar dari pintu-pintu yang menjadi tampak sempit karena ratusan orang memaksa keluar bersamaan. Di tengah kekacauan dan orang yang berhamburan keluar dari stasiun, aku merunduk, kembali membaca pesanmu.
“Itung sampe seribu. Nanti kamu bakal liat muka ganteng aku.”
Detik itu aku menyadari. Aku mungkin kehilangan kamu.
Dan saat itu juga aku tahu, aku sungguh mencintaimu.

I Should Have Said I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang