Amanda

Prolog

So far away - Martin Garrix

***

Air mata mulai mengalir di pipi Amanda. Matanya menatap ke luar jendela pesawat. Amanda bergumam pelan, "Selamat tinggal Bali, selamat tinggal Bagas, selamat tinggal kenangan."

Di sebelah Amanda, Hiro Stefano Atlanta, kakaknya. Menyadari adiknya menangis, Hiro mengerutkan keningnya. "Amanda, lo kenapa nangis."

Amanda menghapus air matanya lalu mengalihkan perhatiannya kepada Hiro. "Gak papa kok."

Udah gue duga. Cewek-cewek pasti bilang gak papa. Legend amat tu kata-kata. Batin Hiro sambil menghela napas panjang.

"Pasti Bagas ya ?"

"Hm."

"Kok lo bisa pisah sama dia ?"

"Bertemu itu pasti berpisah."

"Sabar ya."

"Hm."

***

Raman Alexander Adhyasta. Most wanted di SMA Airlangga. Walaupun sebenarnya play boy. Senyum andalannya mampu mencairkan hati siapa saja yang melihatnya.

Matanya terpejam mendengar alunan musik di earphone yang terpasang di telinganya. Disampingnya, Reynand dan Agas, sahabat Raman. Mereka bertiga kini berada di kantin SMA Airlangga.

Raman membuka matanya dan menoleh kesamping saat meja tempatnya duduk dipukul oleh seseorang.

"Raman sayang, aku mau kita balikan." ucap Adri, salah satu mantan Raman. Ucapan Adri itu dipertegas setiap kata-katanya.

Raman membentuk senyum sinis di wajah tampannya. "Siapa ya ?"

"Anjir." Reynand reflek berkata seperti itu karena tingkah savage Raman melebihi batas wajar.

"Kamu lupa aku yang ?" Adri sedikit menaikkan nada suaranya.

"Alay." Raman lalu bangkit dan pergi meninggalkan Adri yang mematung di tempatnya.

Reynand dan Agas mengikuti Raman yang sudah agak jauh dari mereka. Sampai akhirnya langkah mereka sejajar lalu Agas berbisik kepada Raman, "Udah ada target Ram ?"

Raman sedikit mendengus kesal. Lalu perlahan menjawab pertanyaan Agas tadi. "Belum."

***

Singkat ya ?

Iya dong, kayak balesan chat dari gebetan readers tercinta.

Ini prolog, emang sengaja author bikin singkat.

Tapi di chapter-chapter berikutnya gak bakal sesingkat ini kok.

So, happy reading all ^^