Part 4

5.6K 640 42
                                    

Disclaimer: Naruto dan seluruh castnya milik Masashi Kishimoto. Tulisan ini dibuat hanya untuk menghibur dan merupakan ungkapan seorang fans saja. Kesamaan dalam bentuk apapun hanya kebetulan semata.

"Hebat juga kau Sasuke, kau berhasil mengajak Naruto makan di luar" Itachi memberi semangat.

Sasuke tersenyum kecut. Pria itu memilih menatap tumpukan kertas yang sedang ia kerjakan daripada menanggapi sang kakak yang kini duduk dihadapannya.

Itachi mengintip pekerjaan Sasuke. Sasuke kembali menanggapi malas.

"Langsung saja Aniki, ada apa kau mampir ke ruangan ku?" Tanya Sasuke to the point.

"Susah sekali berbasa-basi denganmu" Celetuk Itachi. "Sebenarnya aku ingin bertanya bagaimana kencanmu dengan Naruto kemarin? Apa lancar?"

"Pantaskah itu disebut kencan? Bahkan kau harus lihat betapa rakusnya kekasihku memakan ramen itu!" Sasuke kesal tapi sebenarnya ia juga merasa geli. Setidaknya ada satu hal yang tidak berubah dari Naruto.... Dia hobi makan dan agak tidak tau malu.

Itachi tertawa kecil saat membayangkan kekasih adiknya memakan ramen dengan beringas. Ruangan Sasuke yang tadinya hening menjadi penuh tawa. "Sisi baiknya adalah kau punya kesempatan untuk berbicara dengan Naruto. Jadi? Sejauh mana kalian bicara?" 

"Belum sampai mana-mana"

"Seriuslah sedikit Sasuke"

"Aku serius"

Itachi menghela napas putus asa. "Apa dia sangat marah pada kita?" 

Sasuke menutup file yang sedang ia kerjakan, lalu ia dorong menjauh. "Yes. He is"

"Seandainya aku tidak mandul. Tidak akan begini jadinya. Ibu tidak akan memaksamu untuk menikah cepat" Itachi bicara penuh penyesalan. Harusnya keturunan dari anak pertama adalah hal yang paling di tunggu-tunggu, tapi ia tak mampu menghasilkan keturunan. Ia hanya pria mandul dengan konsentrasi sel sperma hidup dibawah batas normal dan sialnya lagi nonmotil¹. (¹nonmotil: ketidakmampuan sel sperma untuk berenang mencapai sel telur).

"......"

"Kau harus tau Otoutou, aku—aku selalu takut menjadi alasan atas ketidak-bahagia-an mu"

"Jangan bicara yang aneh-aneh Aniki"

"Ini tidak aneh. Aku hanya ingin minta maaf karena merusak cintamu sekaligus merusak hidupmu"

Sasuke menaikkan alisnya dan menatap sang kakak tajam. "Memangnya kau yang minta untuk mandul, ha? Ini takdir jadi jangan minta maaf"

Sasuke kembali mengabaikan Itachi dan sibuk dengan pekerjaan. Ia enggan bermenye-menye dengan sang kakak. Sudah cukup kesedihan ya ia tanggung. Lagipula tak ada gunanya, toh Naruto sudah terlanjur marah padanya. Mau gimana lagi? Akan lebih baik Sasuke kembali memikirkan cara memikat hati Naruto. Butuhkah semar mesem? (ini hanya tawaran dari author😢).

"Sasuke.... Hei" Itachi mencoba menarik perhatian Sasuke lagi.

Sasuke menghela napas pasrah. "Apa lagi?" 

"Jika Menma tidak ada, apa kau akan kembali mengejar Naruto seperti sekarang? Aku selalu ingin tau tentang ini"

Deg. Satu pertanyaan itu tepat menusuk hati Sasuke. Harus dijawab apa? Niat Sasuke memang tidak akan kembali mengejar Naruto, tapi keberadaan Menma mengubah segalanya.

"Tidak"

"Lalu? Jadi ini hanya tentang Menma?"

"Tidak juga"

"Jadi?"

Sasuke memasang wajah serius.

"Awalnya aku berusaha menjadi orang baik dan bijak. Aku sadar jika aku telah menyakiti Naruto, jadi aku memilih menyingkir demi kebahagiaannya. Tapi aku bukan orang sebaik itu, aku masih Sasuke yang egois. Aku mencintai Naruto dan menginginkannya untuk diriku sendiri. Ditambah keberadaan Menma, aku semakin ingin egois. Bila memang cara jujur tak bekerja.... Aku sedang memikirkan cara curang untuk mendapatkan hati Naruto"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hold Me Back (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang