Part 3

380 65 4
                                    

Disclaimer: Naruto dan seluruh castnya milik Masashi Kishimoto. Tulisan ini dibuat untuk menghibur dan hanya ungkapan fans saja. Kesamaan apapun yang ada dalam cerita ini hanya kebetulan semata.

Naruto memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Otaknya begitu panas dan sulit berpikir. Sejak awal ia memang bukan pemikir yang baik. Kapasitas otaknya bukan quad core. Bukan pakai sinyal 4G...... Dia masih betah jadi si pentium 3,  dia masih betah menjadi si handphone jadul yang sekarang bahkan tidak laku dijual loakan.... sementara orang-orang sudah menjadi canggih, Naruto masa bodo. Toh dia memang tidak lulus sekolah, akibat hamil Menma dulu. Dia tidak punya gelar dan embel-embel apapun di depan atau belakang namanya yang bisa membanggakan. Dia cuma Naruto yang bukan pemikir.

Kau tau susahnya jadi Naruto?

Tidak. Dan aku doakan jangan sampai.

Dia yang bukan pemikir, tapi dipaksa berpikir keras untuk memilih antara ego atau mempertahankan putranya... Dua-duanya sama sama buruk.

Pilihan pertama....
Mempertahankan ego nya dan membiarkan Menma bersama Sasuke saat ia dewasa.

Pilihan kedua....
Tetap bersama Menma dengan menerima kembali Sasuke dan berlagak jadi keluarga bahagia. Tapi itu sama saja mengumpankan dirinya ke kandang singa yang sama.

Sudah aku bilang kalau keduanya sama buruk!

Naruto menghela napas panjang; coba menjernihkan pikirannya yang berkabut.

"Sampai kapan kau mau bertingkah seperti orang bodoh?"

Naruto tersentak. Ia sendirian di ruang tamu dan lalu muncul sosok pria berambut hitam panjang dengan iris mata lavender.

"Neji?! Kau disini?" Tanya nya kaget.

"Kenapa? Kau tidak suka?"

Naruto menggeleng pelan. "Tidak. Aku hanya sedang sibuk berpikir" 

Neji duduk di sebelah Naruto. Ia menyentuh pundak Naruto lembut. "Jangan paksakan dirimu. Aku tau kau hanya membutuhkan lebih banyak waktu luang untuk berpikir jernih. Kau tidak perlu membantu di kantorku untuk sementara waktu, cukup pikirkan masalahmu dengan baik. Jika butuh bantuan, katakan padaku" 

"Aku tidak mungkin bergantung denganmu seumur hidupku, Neji...... Jangan terlalu baik padaku, kau membuatku tidak enak hati"

"Sudah bertahun-tahun, kau baru merasa tidak enak sekarang" Neji berkelakar yang sialnya malah membuat mood Naruto semakin down.

"Aku tau aku memang menyusahkan, seandainya aku tidak bodoh maka.... Hiks"

Mata lavender Neji membola mendapati lelehan airmata di pipi Naruto. Pria itu menghapus air mata Naruto; sebelah hatinya merasa sangat sedih dan sebelahnya lagi merasa marah. Setelah bertahun-tahun, Naruto menjadikan dirinya terlihat tegar seperti sekarang, tapi Naruto yang hari ini sama dengan Naruto yang ia temukan saat terpuruk dulu. Bukankah Uchiha itu punya andil besar pada derita ini?

"Jangan menangis Naruto!" Neji menggenggam kuat tangan pria yang memang ia cintai. "Siapa yang bilang bahwa dirinya adalah pria terkuat? Kau yang sesumbar waktu itu, kemana kau yang itu? Aku suka kau yang sombong, tersenyum angkuh seakan tidak perlu siapa-siapa. Jadilah Naruto yang sesumbar" 

Naruto agak terkekeh. "Katanya kau kesal melihatku sok kuat? Kau bilang wajahku mirip kucing kurang belaian"

"Tapi kalau sedang menangis kau terlihat seperti ramen basi"

"Apa?! Kau keterlaluan tuan Neji!" Kata Naruto kesal.

Tak lama keduanya tertawa bersama dan beban Naruto mulai sedikit terangkat. Seandainya hatinya bisa dikendalikan dengan remote control, maka ia akan memilih mencintai Neji. Tapi ia tidak bisa.

Hold Me Back (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang