Kicauan burung sudah terdengar pagi itu, sebuah alaram alami sudah berkumandang. Namun, masih ada satu makhluk yang tak mendengar itu, ia msih setiadengan alam mimpinya sampai sebuah suara ketuka terdengar.
" tuan bangun, sudah pagi nanti terlambat kesekolah."
" hah?" dengan setengah sadar ia menjawab
" sudah pagi, bangun nanti terlambat."
" siapa itu?" tanyanya
" ini bibi tuan"
" hmm"
Dia tidak beranjak dari kasur, malahan dengan mudahnya ia menarik kembali selimut sampai seluruh badannya tertutupi.
" tuan ini jam 6.40 nanti terlambat"
" iya bi"
Anak remaja laki-laki itu langsung berjalan menuju kamar mandi dengan mata yang malas untuk membuka.
Setelah selesai berpakaina rapi ia pun langsung turun untuk sarapan dengan keluarganya yang lain. Saat tiba di bawah yang ia lihat hanya ada ibu tirinya dengan bibi. Iya ibu tiri, ibu kandungnya meninggal saat dia kelas 8 SMP dan dari situ ia mulai berubah
" pagi bi" sapanya hanya pada pembantunya
" pagi tuan"
" pagi Kevin"
"...hmm" ia hanya melirik sedikit ke arah wanita cantik yang memanggilnya tadi
" bi aku langsung ke sekolah yah, ntar telat mau jemput Irene dulu soalnya"
" iya hati-hati tuan"
" iya bibiku sayang...." ia pun beralari sambil berteriak " jangan panggil tuan lagi bi!! Kan udah janji"
"hahaha" bibi hanya tertawa kecil sambil melirik ke arah wanita yang sedang sarapan dengan wajah lesunya.
" tenang aja nyonya nanti bisa dekat sendiri dianya"
" ya semoga lah bi dan semoga juga dia tau"
Sekarang Kevin sudah di depan gerbang rumahnya Irene, yah tiap hari selalu begini berangkat bareng dan pulang bareng tanpa ada status selain sahabat. Emang apa yang dia harapkan dari Irene. Pfft cuma angan-angan lah.
*Tin... Tin... Tin
" woii Irene sekolah gak??!! " teriak Kevin
*Tin... Tin... dia menekan klakson lama
" iya sabar elahh.. "
kemudian keluarlah orang yang ditunggu tadi, sebenarnya sih jantung Kevin tuh udah gak karuan karena liat Irene yang kayak dewi, walau sebenarnya sih tiap hari juga cantik. karena gak tahan liat cantiknya si Irene, Kevin langsung ngubah topik. Takut khilaf.
" lama amat sih lo bontet"
" ngomong apa lo?!!! Bontet?!! Eh gue ideal yahh enak aja bontet lo tuh tiang"
" dih mending gue tiang tinggi daripada bontet"
" serah lo lah, cepetan ntar telat. "
" ya lo nya naik"
" iya.. Iya"
Di perjalanan mereka hanya di temani dengan keheningan dan udara yang dingin. Masih pagi memang untuk berangkat sekolah, lagian siapa sih yang buat peraturan harus dateng ke sekolah sepagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save My Love
FanfictionGue sayang sama lo, tapi lo terlalu jauh buat gue gapai dan terima kasih masih mau noleh kebelakang cuma buat liat kondisi gue yang mengenaskan ini - Kevin Lo tau gue gak mungkin bisa pilih lo, karena yang namanya sahabat gak akan pernah lebih dari...