1

201 8 0
                                    

Happy reading!

린린린

Author pov.

Suara-suara desahan serta erangan yang membuat siapa saja yang mendengarnya merinding itu, terus terdengar di sebuah kamar selama sejam.

"Jung Soo berhenti. Aku lelah." ucap seorang wanita yang tertimpa pria diatasnya, setelah mereka mencapai puncak kenikmatan.

"Mwo? Eoh ayolah Rin, kau ini kenapa? Biasanya kita bisa bermain selama tiga jam." ucap sang pria merengek.

"Entahlah aku merasa cepat sekali lelah akhir-akhir ini. Sudah tidak usah protes. Cepat keluarkan! Apa kau tidak kasihan dengan sahabatmu ini, eoh?" ucap Rin yang benar-benar terlihat lelah di mata Jung Soo.

Sahabat? Benar. Mereka memang sepasang sahabat sejak kecil bahkan hingga kini. Hanya saja yang membedakan adalah perilaku mereka yang jauh dari batas kewajaran persahabatan. Misalnya seperti yang baru saja mereka lakukan.

Banyak yang mengira mereka itu sepasang kekasih saat mereka memperlihatkan kemesraan mereka di kampus. Tapi dugaan mereka salah. Lebih tepatnya mereka salah paham, karena bagi mereka ciuman adalah hal yang biasa mereka lakukan sejak berusia lima tahun.

Awalnya hubungan mereka memang hanya sekedar ciuman seperti halnya sepasang kekasih pada umumnya, walaupun status mereka hanyalah sahabat. Tapi semakin kesini kelakuan mereka semakin tambah parah dan tak terkendali.

"Baiklah. Tapi untuk yang selanjutnya aku minta double. Bagaimana?" ujar Jung Soo pasrah sambil melepaskan kontak mereka yang diiringi dengan erangan lirih keduanya.

Rin tak menanggapi. Ia sibuk menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya dan memejamkan matanya untuk tidur. Jung Soo yang melihat hal itupun melakukan hal yang sama, dengan memeluk Rin dari belakang.

린린린

Dua orang anak manusia berbeda jenis yang memiliki kisah persahabatan, yang tak bisa di terima oleh akal sehat dan perasaan itu, kini tengah duduk di sebuah kursi di sebuah taman, dengan pemandangan musim gugur yang sangat indah.

Tak ada yang bicara di antara mereka selama satu jam lamanya, semenjak kedatangan mereka ke tempat itu. Mereka sibuk merasai angin musim gugur yang menerpa kulit mereka.

"Rin. Aku akan pergi." ucap seorang pria yang sedang menyandarkan kepalanya di bahu sahabat perempuannya.

Rin yang sedang menutup matanya itu sontak saja membuka matanya saat pria bernama Jung Soo itu bicara. "Pergi? Maksudmu?" tanya Rin tak mengerti.

"Hhh, aku mendapat beasiswa ke Australia. Tapi aku tidak ingin pergi. Bagaimana menurutmu?" Jung Soo menegakkan tubuhnya dan menatap Rin penuh minat.

Rin menatap Jung Soo sejenak sebelum menatap ke depan. Rin menarik napas sejenak sebelum menjawab. "Hhh, entahlah Jung Soo. Kau yang menjalaninya, jadi terserah padamukan? Tapi jika aku jadi kau, aku akan pergi. Kesempatan emas seperti itu tidak akan datang dua kali." ditatapnya Jung Soo hanya dengan lirikan matanya.

"Tapi aku tidak ingin pisah jauh darimu." ucap Jung Soo yang tidak terima dengan argumen Rin.

Rin mencibir. "Kau pergi tidak akan lama Park Jung Soo. Kita pasti akan bertemu lagi beberapa tahun ke depan. Lagi pula kita memang harus berpisah suatu saat nantikan? Kau dengan pasanganmu dan aku dengan pasanganku."

"Apa kau tidak ingin menikah denganku saja?" Rin menatap Jung Soo sambil mengernyit. "Yah, kau tahukan hubungan kita yang bisa di bilang jauh dari kata persahabatan ini, tidak bisakah menjadi lebih dari itu dengan mengubahnya dalam pernikahan?" ucap Jung Soo tanpa menatap Rin. Dalam dirinya merasa tidak rela jika suatu saat mereka harus berpisah, seperti yang dikatakan Rin barusan. Ia ingin sekali menikahi Rin. Tapi ia merasa belum pantas dan belum mampu untuk membahagiakan Rin. Untuk itu ia harus belajar dan bekerja dengan keras sebelum meminangnya.

OUR DESTINY || JUNGSOO VS JOONKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang