PROLOG

15 9 6
                                    

Hujan terus mengguyurnya. Bagaimana mungkin ini semua terjadi? Bahkan kata maaf belum sempat terucap dari bibir ku. Mengapa ia lebih dulu pergi meninggalkan teka-teki yang harus ku jawab.

"Aldy, Ayo cepat kita segera bergegas. Hujan ini akan semakin lebat"

Ucap pria bejat itu, pria yang dulu selalu ku agungkan. Selalu menjadi panutan. Dan kini.. Ia berubah menjadi monster yang menyeramkan. Ini semua adalah ulah wanita jalang itu. Wanita yang merusak segalanya. Hingga kini, ibu ku harus menjadi korbannya.

"Haha. Bergegas? Bergegas kata lo? Cuci dulu otak lo baru ngajak orang pulang!"

"Hei, Aldy! Jaga omongan kamu!"

Saat tangan itu hendak menampar ku. Tiba-tiba saja ditahan oleh wanita sok suci itu.

"Cih. Tampar nih tampar! Gue ga mau pulang kalo dia masih ada!" Ucap ku sembari menunjuk wanita jalang itu.

"Ya sudah! Terserah kamu kalo tidak mau pulang" Ucapnya sembari bergegas meninggalkan pemakaman ini.

Hati ku panas, tenggorokan ku tercekat. Dengan gampang nya ia pergi bersama wanita itu. Wanita yang tidak tahu malu merebut suami temannya sendiri.

Pemakaman ini semakin sepi. Hanya aku yang tertinggal. Hujan ini semakin deras. Hingga air mata ku tak dapat lagi terlihat.

'Tenang lah, Bu. Akan ku balas dendam ini pada nya. Akan ku jamin hidup wanita itu tidak akan bahagia' pekik ku dalam hati.


Swipe up untuk cerita selanjutnya!
Enjoy :)

WRONG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang