1

19 9 5
                                    

[Author POV]

Di buka nya mata itu. Terlihat tampang wajah kelelahan. Lelah menghadapi kenyataan yang terjadi. 10 tahun telah berlalu. Sudah banyak kejadian yang ia alami tanpa sang ibu kandung.

Kini, ia telah memilih untuk tidak tinggal dengan sang ayah juga wanita yang masih ia anggap sebagai wanita jalang itu.

Menurutnya, pergi dan menjaga jarak adalah poin penting agar ia dapat menjalani kehidupan sebagai mana mestinya.

Kini, Febrian Aldy telah menjadi seorang CEO di perusahaan ternama. Bernama RFA Company. Yang mana itu merupakan singkatan dari nama nya dengan sang ibu. Yakni, Rahayu Febrian Aldy.

[Author Off]

***

[Febrian POV]

"Permisi pak"

"Iya, silahkan masuk"

Saat pintu itu terbuka, terpampang wajah wanita yang lembut, feminim dan keibuan. Wanita yang ku kagumi entah sejak kapan.

"Ini pak, ada beberapa berkas yang harus bapak tanda tangani"

"Ah, baiklah. Letakkan saja di meja"

"Maaf. Tapi, saya harus segera mengantar berkas ini pak"

Aku berdecak. Wanita ini. Selalu saja membuat ku kesal di tengah-tengah aku mengaguminya.

Melihat wajah ku yang agak kesal, ia langsung angkat bicara.

"Ah, maaf. Saya akan mengambilnya lagi nanti. Kalau begitu permisi pak"

Ia pun gelagapan dan segera bergegas untuk pergi. Namun, saat ia hendak pergi tiba-tiba saja..

"Ehm. Mau kemana kamu? Tunggu sebentar. Akan saya tanda tangani"

Ucap ku yang mampu membuat langkah nya terhenti dan berbalik badan.

"Ah, baik pak"

Sembari menandatangani aku pun berfikir untuk dapat membuat topik pembicaraan.

"Mei, kamu Meira kan?"

"Eh? I..iya pak" Ucapnya gelagapan.

"Kamu tinggal di mana?"

"Hah? Oh? Di.. Di jalan Kembang Sari, pak"

"Hhh. Sudah. Tidak perlu gelagapan seperti itu. Apakah saya terlihat menyeramkan hingga kamu takut terhadap saya?"

"Eh? Ah, ti..tidak kok pak. Saya.. Hanya gugup" Ucapnya sembari meremas rok yang tengah ia gunakan.

Aku tidak menghiraukan ucapannya barusan dan lebih memilih kembali diam serta melanjutkan untuk menandatangani berkas ini.

"Ini, sudah selesai"

"Baik, terimakasih pak"

Ia pun segera bergegas pergi meninggal kan ruangan ini. 'Ah.. Meira Meira.. Kenapa tubuh mu begitu bagus? Di tambah wajah mu terlihat sangat cantik. Seperti.. Ibu ku?'

WRONG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang