Kalau kau sudah kalah dari cinta, kau akan selalu tunduk dibuatnya.
Tidak heran kalau cinta dan bego itu banyak dibilang saudaraan.
Aku terlambat.
Aku terlambat masuk kelas.
Begitu sampai di kelas tadi, aku dihujani dengan berbagai pertanyaan oleh bu Irma, guru Fisika. Aku juga lupa mengumpulkan tugas yang belum selesai kukerjakan di jam pertama pelajaran Fisika tadi. Ini semua gara-gara pernyataan cinta konyol dia tadi. Menyebalkan!
"Argggh!" kesalku. Sekarang ini aku diasingkan ke kantor guru, tepatnya di meja bu Irma. Pelajaran Fisika yang tinggal 15 menit lagi, aku habiskan dengan mengerjakan soal sebanyak 20 butir di meja bu Irma. Bukannya menyelesaikan soal yang diberi, aku malah mencoret-coret bukuku karena kesal.
"Bagaimana? Sudah selesai, Ren?" bu Irma datang setelah bel tanda jam berikutnya berbunyi.
Aku menghela nafas
"Maaf, bu" ampunku "Ren sedang tidak konsentrasi mengerjakannya"
Bu Irma melihatku lalu berganti melihat kertas yang tadi habis aku coreti. Ia menggeleng.
"Apa ada masalah?" tanyanya
"Tidak ada, bu" jawabku seadanya
"Yasudahlah, kamu balik ke kelas ya. Jangan membolos lagi. Dan ingat, tugas yang ibu beri barusan harus kamu siapkan sekaligus tugasmu yang tertunda di jam pertama tadi"
"Ya bu. Terima kasih"
Aku membereskan alat-alat tulisku yang ada di meja bu Irma.
"Saya permisi dulu bu"
Bu Irma mengangguk.
Aku pergi dari ruang guru menuju kelas. Ayolah Ren! Kau tidak bisa lihat betapa baiknya bu Irma tadi. Jangan sampai kau kecewakan lagi dia. Aku memang terkenal di kalangan guru-guru karena... ya aku tidak mau bersombong diri, aku anak yang lumayan berprestasi tapi aku tak suka terlalu menonjol. Ini juga pertama kalinya aku bolos jam pelajaran. Aku sekarang sudah kelas dua belas dan malah membolos pelajaran. Hebat!
Aku sampai di kelas. Pak Karyo-guru bahasa Indonesia-sudah ada di dalam kelas.
"Permisi, pak" ucapku sambil masuk ke dalam kelas
"Dari mana, Ren?" tanyanya
"Dari kantor guru, pak" jawabku lesu
"Duduklah"
Aku mengagguk lalu berjalan ke tempat dudukku.
Tidak tahu kenapa. Aku sangat lelah.
"Lo kenapa?" tanya teman sebangkuku, Rian
Aku hanya menggeleng menjawab pertanyaan dari nya.
Bel sekolah tanda pulang berbunyi. Aku menutup buku pelajaran di jam terakhir ini dan langsung memasukkannya ke dalam tas. Aku ingin cepat-cepat pulang hari ini.
"Ren, lo dicariin nih!" teriak seorang perempuan, teman sekelasku.
Aku menoleh karena dipanggil. Sia-uwaah dia... orang yang membuat hariku terasa lelah sekali. Huh si penguntit sedang menungguku di depan pintu kelas, dengan pandangan sok cool nya yang tak beralih padaku. Rupanya dia benar-benar mau mengantarku pulang ya. Sepertinya, perjalananku ke rumah akan memakan waktu lama.
"Ren, lo kenal?" tanya Rian padaku
Aku menggeleng.
"Terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A thing that can't be explain [boyxboy]
Romance"Tsk.. Lo... Jadi pacar gue!" "Y-ya?" Hari-hariku yang biasa saja, kini tak bisa dibilang biasa lagi karena kehadiran seorang yang tiba-tiba memintaku menjadi pacarnya dengan tidak sopan. Ditambah... dia itu laki-laki sama sepertiku. Bagus! ○○○ Bisa...