Kedua

198 15 1
                                    

Tiba-tiba kau datang kepadaku
Kau lewat tanpa berkata-kata
Aku mencoba berjalan lebih cepat
Namun aku tak bisa menghindarinya


Rencanaku gagal. Sesuatu yang ingin kuhindari malah ada dihadapanku, menatapku dengan tatapan tajamnya. Tatapan itu sungguh menggangguku. Ada apa dengannya? Ayah sudah pergi ke ruang keluarga sejak aku melangkah ke sofa dan duduk di samping Rian dengan wajah kusut.

"Gak jadi berangkat sekarang?" tanya Rian

"Dia pergi sama gua!" tegas Afkar

"Bukan urusan lo dia mau pergi bareng siapa"

"Itu urusan gua, karena dia—"

"Berenti!" potongku cepat sebelum Afkar meneruskan ucapannya. Aku menatap kesal ke arah Afkar, "Aku pergi bareng Rian!"

"Pergi sama aku!" perintahnya

"Apaa—"

"Udah, Rian." cegahku ketika Rian hendak berdiri.

Ini masih pagi. Astaga! Banyak orang nggak kenal waktu dan tempat kalo mau adu jotos ya. Tapi, gak ada alasan mereka untuk marah sebesar ini kan?

"Aku pergi sama Rian aja" putusku

"Loh? Tapi—" sanggahnya

"Kasian Rian, semalem aku yang nyuruh dia buat jemput aku pagian" bilangku,"Bentar ya, Rian. Aku pamit sama mama, papa dulu."

Aku beranjak dari dudukku menuju ruang makan.

Melihat aku datang, mama menghampiriku. Ia menatapku meminta penjelasan.


Aku menghela nafas.

"Tidak ada apa-apa, ma." bilangku

"Mereka seperti anjing dan kucing."

Ya, memang terlihat seperti itu sih.

"Pa, ma, aku berangkat sekolah dulu, ya." pamitku pada papa dan mama

"Mereka nggak diajak sarapan dulu?" tanya mama.

"Gausahlah, ma. Paling mereka juga udah sarapan" ucapku kemudian pergi dari ruang makan.

Di sana. Di ruang keluarga. Rian dan—ah siapa namanya? Afkar? Masih saling tatap dengan tajam. Ada apa sih?

"Rian, yuk berangkat" ajakku pada Rian sembari mengambil tas yang ada di sofa.

Namun, Afkar menahanku.

"Ada apa?" tanyaku menahan kesal

"Pergi bareng aku!" perintahnya

"Aku bareng Rian aja, kasian dia udah dateng ke sini pagian."

"Oke. Aku bareng kalian. Mobilku aku tinggal disini" ucapnya

"Ap-"

"Udah ayok berangkat"

Aku menatap Rian. Menatapnya, meminta izin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A thing that can't be explain [boyxboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang