Chapter 7

129 9 2
                                    

Author pov

" Anak miskin aja bangga. " Ucap Amel.

Tiara sudah tidak bisa menahan emosi, akhirnya Devian menggenggam tangan Tiara agar Tiara meredam emosinya,

'Tangan Tiara kok panas ya, jangan-jangan, ah ga mungkin deh perasaan gue aja kali. ' batin Devian.

Tiara menunduk melihat tangannya, bukan melihat tangannya yang digenggam melainkan tangan yang mulai mengeluarkan uap.

"Huufth. " Tiara membuang nafas panjang.
" Lo kenapa? " Tanya Devian.
Tiara hanya menggeleng.
" Pulang!" Ucap Devian.
Devian menarik tangan Tiara sampai ke motor besarnya.
Devian menaiki motornya,

"Naik! " ucap Devian.
Devian melihat kebelakang, Tiara masih diam bergeming, melihat ada yang janggal Devian menghela nafas pelan.

Devian mengulurkan tanganya untuk membantu Tiara menaiki motornya.
Tiara awalnya ragu, namun akhirnya memegang tangan Devian.

Mereka berdua keluar dari SMA dalam keadaan hening.
Senyum Tiara mengembang melihat gerobak ice cream di pinggir jalan.

"Kak kak berhenti!!!" Ucap Tiara.
"Kenapa? " Tanya Devian datar.
" Aku mau beli ice cream, tunggu sini kak ya, " Ucap Tiara.
" Hm. " Gumam Devian.
Tiara sibuk memilih ice cream, tidak sadar sedari tadi Devian membuntutinya dari belakang.

" Berapa mas? " Tanya Devian.
" 7.000 mas. " Ucap masnya.
" Kak kan aku yang beli, jadi aku aja yang bayar. " Ucap Tiara.
" Udah diem. " Ucap Devian.
" Ini mas kembaliannya ambil aja. " Ucap Devian.
" Makasih mas. " Ucap masnya.
" Sama-sama. " Ucap Devian.
Tiara menghabiskan ice cream nya dalam perjalanan.

" Dimana? " Tanya Devian.
" Apanya? " Tany Tiara.
" Rumahnya? " Tanya Devian.
" Ooh, Rumah aku. Lurus aja kak, habis itu belok kanan, rumah ke 4 gerbang nya hitam. " Ucap Tiara.
Devian hanya mengannggukkan kepalanya.

'iih udah dijelasin panjang - panjang dianya cuma ngangguk doang. '

Mereka berdua telah sampai di rumah Tiara,
" Makasih Kak, " Ucap Tiara.
" Sering olahraga biar cepet tinggi, " Ucap Devian.
Tiara hanya mengerucutkan bibirnya sebelum akhirnya tersenyum.
Setelah itu Devian menstater motornya dan berjalan menuju rumahnya.
" HATI-HATI KAK!! " Teriak Tiara.
Devian hanya mengangkat jempol tangannya.

Tiara memasuki rumahnya,
" He.em tadi dianterin siapa? " Tanya Mami menggoda Tiara.
"  Itu Mi cuma kakak kelas, gak lebih. " Ucap Tiara.
" Oh cuma kakak kelas, tapi kok muka kamu merah-merah gitu coba, " Goda Maminya lagi.
" Iih Mami ma, " Ucap Tiara sambil berlari ke kamarnya.
" Hati-Hati naik tangganya, Jangan kepikiran kakel mulu, " Ucap Maminya terus menggoda Tiara.
" MAMIII UDAH DONG AKU JANGAN DIGODA MULU! " Teriak Tiara dari atas kamarnya.

Tiara segera ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Dilain tempat, tepatnya dirumah Devian.

Devian menaruh motornya di bagasi,  dan memasuki rumahnya.
"HELLO EVERYBODY!! " teriak Devian.
" DEVIAN JANGAN TERIAK-TERIAK INI BUKAN HUTAN!!! " Teriak bundanya.
" BUNDA JUGA SAMA!! " Teriak Devian.
" Stoop!!,  Mama sama anak kelakuan nya gak jauh beda ckckck. " Ucap Ayah Devian sambil geleng² kepala.
" Udah ah aku mau keatas dulu,  " Ucap Devian berlalu dan berhenti,
" Oh iya Bun, Rafa mana? " lanjut Devian.
" Lagi tidur, dia baru main sama Rara. " Ucap Bunda.
" Ooh, " Ucap Devian sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Jangan lupa vote dan komentar nya, see you next chapter.

TiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang