Chapter 8

142 6 0
                                    

Author pov

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, namun Devian tak berhenti memikirkannya, iya atau tidak, akhirnya dengan tidak kesengajaan Devian memencet tombol Add di apk line nya.

"Kepencet gimana nii!" ucap Devian gusar.

Disisi lain

'Liine' bunyi hp Tiara.
"Siapa sih malem-malem mau juga tidur" ucap Tiara mengerucutkan bibirnya.

Devianajohn_09 add your friends
"Demi apa kak Devian nge add gue? Tau dari mana coba?" ucap Tiara kaget.

Devianajohn_09
Besok jam setengah 7 gue kerumah lo, ga usah lama!

Tiarabrelz07
Mau kemana kak?

Devianajohn_09
Ga usah banyak tanya besok langsung gue jemput!

Tiarabrelz07
Iya iya, jahat banget dah

Devianajohn_09
Nght

Tiarabrelz07
Too
'Baca'


"Kenapa gue seneng coba?" gumam Tiara.
Sedari tadi maminya mengintip dari pintu, karena dari tadi lampu kamar Tiara menyala,
"Sayang kamu kenapa? Kok senyum - senyum sendiri sambil pegang hp?" tanya Mami.
"Gapapa kok mi, hehehe" ucap Tiara cengengesan.
"Udah malem sana tidur," ucap Mami.
"Iya mi," ucap Tiara.
Maminya menutup pintu kamar Tiara, dan Tiara pun dengan cepat tertidur pulas.

🎼

Keesokan harinya
Jam menunjukkan pukul 6, dan Tiara belum bangun dari tidurnya,

"Tiara, sayang ayo bangun, ada temen kamu dibawah!" Ucap Mami.
"Eeemm, jam berapa ma?" Tanya Tiara.
"Jam 6!" Ucap Mami.
"HA JAM 6? MAMPUS!TERUS YANG DIBAWA SIAPA MA? COWOK APA CEWEK?" Tanya Tiara menggebu-nggebu.
"Cowok!" Ucap Mami.
Tiara langsung menuju kamar mandi dengan terburu-buru, selesai mandi Tiara langsung berpakaian,

Tiara segera turun, dan cengo karna warna baju dan celana mereka sama, hanya saja, bagian atas Devian lengan pendek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiara segera turun, dan cengo karna warna baju dan celana mereka sama, hanya saja, bagian atas Devian lengan pendek.
"Waduuh! Kalian couple ya?!" Tanya Mami.
"Enggak mi/te!" Ucap mereka bersamaan,
"Kok bisa sama?" Goda Mami.
"Ih Mami mah, udah ah Tiara mau berangkat!" Ucap Tiara dengan pipi meronanya.
Setelah berpamitan Tiara menaiki motor Devian yang sangat tinggi, dan tentunya dibantu oleh Devian.

🎼

Setelah sampai di taman kota.

Devian menitipkan sepedanya ditempat parkir yang disediakan.
"Ayo!" Ucap Devian menggenggam tangan Tiara.
'kok gue deg-degan yah? " batin Tiara.
"Kenapa diem?" Tanya Devian.
Tiara hanya menggeleng sambil menahan getaran yang ada Di dadanya.
Mereka melakukan pemanasan dulu sebelum akhirnya berolahraga.
Setelah selesai mereka berdua menghentikan lari mereka, dengan duduk Di kursi taman kota.
"Kak, haus!" Ucap Tiara.
"Bentar, tunggu disini." Ucap Devian mengusap puncak kepala Tiara.
Tiara hanya mengangguk.
'kak Devian kok sikapnya hangat ya?' Batin Tiara.
Sambil menunggu Devian, Tiara melihat apa yang ada di sekitarnya, dia tersenyum sambil membayangkan masa kecilnya dulu,
'Kayaknya enak deh, masa kecilnya main-main, seneng-seneng bareng, dari kecil bareng, Yang gue heranin, kenapa Papi bisa ketemu Mami?' Batin Tiara.
Devian kembali dengan dua botol air,
"Kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Devian.
Tiara menggeleng.
"Nggak, aku seneng aja liat mereka ketawa bareng, pengen deh ngerasain apa yang mereka rasain" Ucap Tiara.
"Emangnya?" Ucap Devian menggantung.
"Iya, emang aku dulu gak dibolehin keluar sama keluarga aku, karena ada yang harus dijaga, terus kata keluarga aku, pasti diumur aku pas SMA aku bakal ketemu sama takdir aku, aku gak tau siapa, kata Mami aku dia ada di SMA yang sama kayak aku, tapi bedanya, aku lebih mudah setahun dari dia. " Ucap Tiara panjang lebar.

Devian hanya diam mematung mendengarkan cerita Tiara,
'Apa emang dia?' batin Devian.
" Kaak, kak Devian! " Ucap Tiara melambaikan tangannya di depan wajah Devian dan membuyarkan lamunan Devian.
" Eeh, iya kenapa? " Tanya Devian kikuk.
"Kakak dengerin gak sih aku cerita!" Ucap Tiara memberengut kesal.
"Denger kok, udah yuk kita pulang, nanti kamu di cariin Mami kamu lagi." Ucap Devian menarik tangan Tiara.
Sesampainya dirumah Tiara.
"Kak, ayo masuk dulu!" Ucap Tiara.
"Gak us- eeh," Ucap Devian terpotong karena sudah terlebih dahulu ditarik oleh Tiara.
"Eh kalian udah dateng, ayo duduk-duduk!" Ucap Papi.
"Gak usah om, Devian mau pulang!" Ucap Devian.
"Gak pa pa, ayo duduk, jangan sungkan-sungkan!" Ucap Mami.
Devian akhirnya menganggukkan kepalanya,
Devian mau mengambil piringnya tapi-
"Sini kak, kakak mau apa?" Tanya Tiara.
"Udah aku bisa sendiri Tir," Ucap Devian menolak.
"Gak pa pa Dev, kasih piringnya ke Tiara aja, mungkin dia lagi pengen belajar jadi ibu rumah tangga yang baik," Ucap Mami menahan gelak tawanya.
Setelah selesai makan, Devian berpamitan untuk pulang.
"Om, tante, Devian pulang dulu ya, kapan-kapan lagi Devian mampir!" Ucap Devian.
"Jangan kapan-kapan dong, yang sering biar Tiara gak kangen," Ucap Mami.
"Ihh mami mah suka gitu!" Ucap Tiara.
"Udah deh, yuk kak, aku anterin ke depan!" Ucap Tiara menggeret tangan Devian.
"Kok suka banget pegang tangan gue, emang sih gue ganteng, lo sayang, tapi ya jangan segitunya," Ucap Devian.
"Iih Najis!" Ucap Tiara menghempaskan tangan Devian.
"Gue suka gaya lo!" Ucap Devian.
Devian menaiki motornya, dan segera menstater, sampai akhirnya meninggalkan pekarangan rumah Tiara.
Papi dan Mami Tiara dari tadi melihat mereka dari jendela, tanpa sepengetahuan mereka,
"Pi, feeling mami, kok anak itu yang diciptain buat ngejaga Tiara, kekuatan anak itu kuat banget," Ucap Mami.
"Menurut Papi sih iya mi, meski papi gak tau yang gituan, diliat dari tatapannya juga gitu Mi," Ucap Papi.
Papi dan Mami segera pergi dari situ, agar tidak ketahuan Tiara pastinya.

See you next chapter guys!
Jangan lupa vote and komentar.
Readers  yang baik memberi saran yang membangun dan kritik yang sehat.

TiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang