Fitah berjalan gontai menuju kantin. Siang ini ia merasa sangat lelah, moodnya juga kurang bagus. Bagaimana tidak, pagi tadi ia harus berlari-larian menuju ruang kuliah. Tapi ternyata dosennya tidak ada. Lalu saat di sekret himpunan yang ia lakukan hanya membersihkan sisa-sisa rokok, kopi dan sampah yang berserakan dari senior-senior tua yang begadang semalam. Merapikan tata letak inventaris pada tempatnya, membuang sampah yang berkantung-kantung dan itu semua ia lakukan sendiri. Teman-temannya mungkin masih ada jadwal kuliah. Ia haus, siang ini ia akan minum jus kesukaannya. Jus Alpukat. Jus yang dapat memperbaiki moodnya saat ini.
Saat ia telah berada di depan pintu masuk kantin, Fitah menghentikan langkah kakinya. Beberapa meter dari pandangannya ia melihat seseorang yang sangat ia hindari sedang duduk di dalam kantin. Senior playboy yang sering mengganggunya. Johan Priatma atau biasa dipanggil kak Jo. Ganteng, tapi kerjanya hanya menggoda cewek-cewek bening di kampus dan tebar pesona ke mahasiswa baru.
"Sial!". Fitah mengurungkan niatnya untuk memasuki kantin. Baru saja ia membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi dari sana, satu teriakan namanya membuat ia berhenti.
"Fitah!". Teriak Johan
Awalnya Fitah ingin berpura-pura tidak mendengarnya. Tapi Johan terus saja meneriakkan namanya. Tiba-tiba terlintas sebuah ide dikepalanya. Ia menaikkan smirknya. Mengurungkan niatnya untuk pergi dan segera berbalik memasuki kantin. "Hari ini gue bakal dapat jus alpukat gratis". Ujar Fitah dalam hati.
"Hai Fitah, Cantik banget sih hari ini!". Puji Johan dengan tulus tapi terdengar lebay oleh Fitah. Yah, penampilannya hari ini terlihat biasa-biasa saja. Kemeja abu-abu dengan lengan tidak terlalu panjang, ia pasangkan dengan celana jeans hitam. Apanya yang cantik?
"Makasih kak Jo". Balas Fitah, ia hanya tersenyum simpul.
"Sini, duduk disamping aku!". Pinta Johan mempersilahkan Fitah duduk disampingnya. Fitah hanya mengikuti.
"Fit, malam minggu nanti kamu sibuk ngga? aku mau ngajakin kamu jalan boleh?".
"Maaf Kak Jo, bukannya Fitah nolak. Tapi minggu ini kegiatan Fitah lagi padat-padatnya. Kak Jo juga tahu kan anniversary himpunan kita udah dekat?". Tolak Fitah secara halus.
"Iya yah, aku lupa Fit. Hmm, kalau minggu depannya lagi gimana?". Ajak Johan kembali dengan tatapan penuh harap. Ia sendiri merasa begitu aneh. Mengapa hanya kepada Fitah ia seperti ini. Mengajaknya jalan berkali-kali meskipun selalu ditolak oleh Fitah.
"Fitah ngga bisa pastiin kak Jo. Takutnya Fitah bilang engga ada, eh tiba-tiba malah ada kegiatan dadakan. Fitah jadi ngga enak sama kak Jo". Jawab Fitah dengan nada bicara yang sengaja ia rendahkan. Ia tidak tahu lagi cara menolak ajakan Johan.
"Eh, tapi kira-kira pacar kamu ngizinin ngga yah kamu jalan sama aku?".
"Fitah ngga punya pacar kak Jo!".
"Serius? Wahh bagus dong kalo gitu?".
"Yaudah, kalo misalnya kamu udah ngga sibuk lagi hubungin aku yah?".
Fitah tampak berpikir sejenak. "Ngga penting banget ngabarin lo. Dasar cowok playboy!". Ujar Fitah dalam hati.
"Hmm, iya deh kak nanti aku kabarin".
"Oh iya, kamu kesini pasti mau beli sesuatu kan? Makan? Minum? Aku bayarin!". Tawar Johan. Walaupun ia terkenal playboy, tetapi ada salah satu sifat Johan yang membuat ia tetap disukai. Johan orang yang loyal.
"Nah, kalo itu Fitah gak bisa nolak kak Jo". Jawab Fitah dengan sumringah. Akhirnya tujuan ia masuk ke kantin tidak sia-sia. "Nawarinnya dari tadi kek!". Lanjutnya dalam hati.
**************
"Jam 4.46, pulang kerumah atau ke kost aja?". Fitah berjalan melewati taman fakultas menuju parkiran sembari bertanya dengan dirinya sendiri. Sudah hampir 3 bulan ia tidak pulang kerumah. Apa orang-orang dirumah mencarinya? Apa mereka merindukannya?.
"Tentu saja tidak! Telvon sama sms aja ga pernah". Bantahnya kemudian.
Fitah menuju ke tempat ia memarkirkan motornya. Tapi, karena kurang fokus ia tidak sengaja menyenggol helm yang tergantung dikaca spion motornya. "Aduh Fitah mikirin apa sih? Plis jangan rusak, harga helm mahal tahu!". Fitah merutuki kecerobohannya sendiri.
Saat ia menunduk ingin mengambil helmnya yang jatuh, tiba-tiba ada tangan yang lebih cepat meraihnya. Seorang pria yang lebih tinggi darinya, tapi ia memakai masker membuat Fitah sulit mengenalinya.
Helm itu ia berikan pada Fitah. "Makasih!". Ucap Fitah
Pria itu hanya menaikkan ibu jarinya. Dahi Fitah berkerut karena pria itu terkekeh. Walaupun memakai masker tetapi suaranya dapat didengar oleh Fitah. Pria itu membungkukkan badan dan segera berlalu meninggalkannya dengan kening yang semakin berkerut.
******************
Gimana chapter 2 nya? Sesuai janji ada dua cast utama yang muncul di chapter 2 ini. Tapi tebak dulu, siapa cowok yang ngambilin helem Fitah yang jatuh? yaudah deh tanpa perlu berlama-lama lagi mereka adalah...
Heechul a.k.a Johan Priatma. Ganteng ya khaan? tapi playboy sih..
Kai a.k.a Adhyasta Chetta. Jujur yah, menurut aku sampai saat ini Cuma Kai yang cocok sama Krystal engga tahu kenapa. Maaf sebelumnya yang mungkin bukan shipper dari mereka berdua. Hehhe,,...
Silahkan dikomen. Yang mau ngasih masukan atau kritik juga bisa kok. Daaan jangan lupa votenya yah guys. Maafkan typo yang bertebaran makasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Flakes
RandomFitah memandangi beberapa foto keluarganya yang diselipkan di dalam buku diarinya. Ayah, ibu, dirinya dan Fikah adik satu-satunya. Ia menangis, hal yang paling sering ia lakukan saat memandangi foto itu. Ia benci takdir seperti ini, sudah sering ia...