Udara malam semakin dingin menyelimuti atmosfer yang semakin menggelap. Sinar matahari yang tadinya menemani hangatnya musim dingin, kini tergantikan dengan lembutnya sinar bulan dan halusnya butiran salju yang turun ke tanah.
Dimalam yang dingin ini, masih ramai jalanan dipenuhi dengan aktivitas orang-orang yang semakin siap untuk perayaan besar disetiap tahunnya. Mungkin bagi sebagian besar orang hari itu akan menjadi hari besar dimana semua anggota keluarga akan berkumpul saling berbagi kehangatan dibawah sinaran bintang pohon natal. Tapi, tidak dengan sekelompok orang yang masih sibuk dibelakang meja mereka masing-masing masih mengejar sesuatu yang mereka sebut kehangatan.
Tok... Tok... Tok...
Terdengar ketukan pintu yang membuat pemilik ruangan langsung membuka pintu yang sedari tadi menunggu untuk dibuka. Dengan senyum yang terpampang indah diwajahnya pertanda sesuatu yang hebat akan terjadi.
"Oh CEO Park, ada apa?" sang pemilik ruangan yang dari tadi tampak kebingungan melihat senyuman yang terbuang percuma dimuka temannya yang sekaligus CEOnya dikantor.
"Kita akan party sekaligus makan malam perusahan. Kau ikut?"
"Tentu saja, ini malam natal. Aku tidak ingin berakhir di studioku."
"Baiklah, akan ku kirim alamatnya. Kita bertemu disana jam 9"
Lawan bicaranya hanya mengangguk, mengiyakan penjelasana temannya itu. Saat sang CEO tampan itu keluar, sang pemilik ruangan kembali berhadapan dengan pekerjaan didepannya, dan dengan segera menyelesaikannya demi pestanya sebentar.
Waktu menunjukkan pukul 18.27 malam, dan pria yang sedari tadi tidak berkutik dibalik meja kerjanya kini sudah bersiap menyelesaikan semua jeratan yang mencekiknya sejak pagi tadi. Pria itu kini berjalan kearah pintu setelah mengambil beberapa barang yang dari tadi dibawanya, jaket, kunci mobil dan tak lupa ponsel pintarnya.
Pria itu melangkahkan kakinya ke arah parkiran mobil dan segera melajukan mobilnya ke alamat tempat pesta itu berlangsung.
~~~~~~~~~~
Di lain tempat dengan situasi yang sama, terdengar dering ponsel yang membuat pemilik ruangan yang tadinya sedang mencoba untuk berkonsentrasi dengan pekerjaannya kini harus terhenti dan memutuskan untuk menjawab panggilan ponselnya. Wanita itu dengan langkah berat berdiri setelah mengambil ponselnya dan berdiri di jendala yang menyuguhkan pemandangan Seoul malam hari yang indah.
"yeoboseyo?"
"Hanna-ya, ini SsamD oppa. apa kau punya waktu jam 9 nanti?"
"oh, annyeong oppa. Tentu saja, pekerjaanku hampir selesai."
"hm... aku ingin mengajakmu ke pesta dan makan malam perusahaanku. Kau ikut?"
"kenapa oppa harus mengundangku? aku tidak suka hadir di pesta bersama anggota perusahaanmu."
"oh come on~ kau tidak berencana menghabiskan malam natalmu didepan komputer kan? ayolah Hanna, ini untuk pertama kalinya kau makan malam bersama sejak kejadian itu. Please, demi oppamu ini."
Terdengar hembusan nafas kasar dari Wanita itu, pilihan yang tersulit yang pernah diberikan kepadanya, apalagi harus membawa Oppanya dalam masalah ini. Hanna beberapa kali berdecak kesal kala orang yang diseberang sana terus memohon Hanna untuk datang dengan berbagai nada yang digunakan agar Wanita ini luluh dan ikut dengan tawarannya.
"Oke, aku datang. Oppa puas'kan?
"Haha, tentu saja. Aku akan mengirimkan alamatnya, kita bertemu disana jam 9. Oke?"
"Hmm... Sampai bertemu."
Setelah panggilan itu berakhir, Wanita itu kembali ke mejanya menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda berkat panggilan yang disesalinya sekarang. Jarinya yang lentik tak henti menorehkan setiap kata, matanya yang indahpun tak lepas dari satu-satunya sumber cahaya di ruangan itu.
Sekitar setengah jam dirinya terpaku didepan komputer besar miliknya. Kini saatnya, Wanita itu untuk bersiap untuk pergi ke alamat yang sudah di kirimkan Oppanya itu kepadanya. Tak lupa mengoleskan make up tipis ke wajah menawannya dan juga pewarna bibir yang membuat siapapun ingin mengecap manis bibir Wanita itu.
Bunyi ketukan heels tinggi Wanita itu membuat telinga orang yang mendengarkannya dimanjakan. Namun sayang, kini kantor yang menjadi tempatnya bekerja atau lebih tepatnya kantornya sendiri sudah sunyi tersisa lampu-lampu yang menyinari lintasan jalannya menuju Lift yang akan membawanya ke parkiran.
Wanita itu melangkahkan kakinya ke arah parkiran mobil dan segera melajukan mobilnya ke alamat tempat pesta itu berlangsung.
~~~~~~~~~~
Orang-orang sudah duduk di kursi mereka sambil berbincang-bincang menunggu kedatangan 2 orang yang sama sekali belum ada kabar tentang keberadaan mereka. Tampak Park Jaebum atau CEO Park dan SImon D atau SsamD tampak khawatir mengenai 2 orang yang tak kunjung datang.
Kursi mereka di atur 4 orang dalam satu meja, sudah 2 meja yang terisi. Tinggal 1 meja lagi yang masih perlu 2 orang lagi untuk menempatinya. Beberapa meja sudah mulai memesan makanan, sambil menunggu kedatangan 2 orang yang membuat kedua CEO muda itu kesal karena menunggu.
"Jaebum-ah, apa Gray akan datang? ini sudah hampir setengah jam dan dia sama sekali belum terlihat."
"Tadi katanya dia akan datang, aku sudah mengirimkan alamatnya, mungkin sebentar lagi." Jaebum lama terdiam melihat ponselnya lalu teringat sesuatu "Bagaimana dengan Hanna? dia akan datang juga kan?"
Mendengar nama Hanna, membuat Simon semakin khawatir jika nanti wanita itu tidak datang. "Jawabannya sama sepertimu." kedua pria tampan itu hanya bisa terduduk lesu sambil terus memandangi ponsel mereka masing-masing yang tak berdering sama sekali.
"Maaf aku terlambat!!!" // "Maaf aku terlambat!!!"
YOU ARE READING
Fall into Gray Ground
FanfictionApakah cinta pada pandangan pertama itu benar-benar nyata? Cinta itu bisa datang kapan saja, dimana saja dan yang terutama pada siapa saja. Bahkan pada orang yang tak terduga sekalipun . Bagitulah yang dirasakan Pria Workaholic saat pertama kali ber...