Part 3

1.8K 101 6
                                    

Melody pov

Hari demi hari aku semakin dekat dengan nabilah. Entah mengapa aku merasa sangat menyayanginya.apa karena namanya?? Tidak bukan itu aku menyayangi nya sangat menyayanginya. Aku seperti merasa bahwa putriku kembali.

Sejak kejadian di rs itu.aku melihat tangannya yg bekas infusan itu menjadi biru.dan kurasa biru itu bukan karena itu tetapi karena hal lain. Jika kutanya ia hanya menjawab singkat 'jatoh' ya hanya itu. Walau sudah dekat sikap nabilah tetap seperti biasa, jutek, datar, dingin dan lainnya.

Sekarang aku dan dia sedang berada di caffe tempat kerjanya.

"Kenapa?"tanyanya.

"Ehm pengen ngobrol ajah"jawabku meminum minumannya.

"Kalo obrolannya tidak penting lebih baik aku kembali bekerja"ucapnya dingin dan datar.

"Eh iyaiya.penting kok.aku mau nanya kamu punya teman?"tanyaku menatapnya serius.

"Tidak, itu tidak perlu"jawabnya dingin.

"Kenapa? Bukankah setiap manusia harus memiliki teman untuk tempat keluh kesahnya?"tanyaku.

"Teman? Bahkan artinya sajah aku tak mau tau. Jadi berhentilah membahas ini sungguh tak penting"ucapnya jutek.

Dasar bocah jutek.

"Aku mau nanya kenapa ayah kamu membentak kamu waktu di rs itu?"tanyaku serius.

"Bukan urusanmu"ucapnya datar.

"Oh oke oke.ehm aku mau lihat kamu senyum dong"ucapku antusias karena ia jarang sekali tersenyum.

"Aku tidak suka"jawabnya ketus.

"Ayolah kalo tidak aku akan bilangin ke boss kamu kalo kamu gak ngelayani aku dgn baik"ancamku walau cuman bercanda.

"Gak mempan"ucapnya dingin.

"Ok berarti kamu bakal dipecat mau"ucapku sukses membuatnya terdiam.

Ia pun tersenyum paksa.

"Ih yg iklas dong, tunjukin gigi gingsul kamu"suruhku.

Karena tak digubris.

Aku pun menggelitiki perutnya sebentar hingga ia tertawa memperlihatkan tawa dan gigi gingsulnya yg sempurna membuat ia tambah cantik dan manis.

"Nah gitu dong hahaha"ucapku tertawa.

Nabilah pun mengerucutkan bibirnya membuatku gemas.
Aku pun mencubit pipinya gemas lalu melepaskan nya lagi.

"Ihh apaan sih lo"kesalnya.

"Kamu lucu tau"ucapku.

Aku sungguh senang sekali rasanya saat melihat tawanya.aku merasa seperti putriku yg sekarang ada didepanku.

"Apa kau punya adik?"tanya nabilah.

"Tidak, aku punya anak tapi ia sudah tiada sejak bayi usia 4 bulan dan itu ulah suamiku"ucapku lirih.

"Oh maaf"ucapnya menyesal.

"Tidak apa apa"jawab ku tersenyum.

"Tapi kamu kayak masih muda bahkan kayak baru kuliah"ucap nabilah.

"Haha iya awet muda dong hehe"jawabku cengengesan.

Keadaan pun hening hingga akhirnya aku melihat sebuah gelang berwarna merah.di kantung bajunya saat ingin kulihat ia segera berdiri.

"Maaf sepertinya aku harus segera kembali bekerja.permisi"ucapnya datar lalu pergi dari hadapanku tanpa menunggu jawabanku.

"Andai sajah waktu itu mama tepat datang pasti kamu masih disini sayang, mamah akan selalu menjagamu"batinku mengingat putriku nabilah ratna ayu azalia. Sedangkan nama gadis itu nabilah sajah.

.

Nabilah pov

Semakin hari aku semakin dekat dgnnya.entah kenapa aku seperti merasakan kebahagiaanku yg hilang.

Tadi pagi dia ke caffeku mengajakku mengobrol.

Hari ini caffeku tutup cepat pukul 8 malam. Saat ini aku sedang diperjalanan pulang dgn go-jek.

Setelah sampai rumah dan membayar go-jek aku pun masuk kedalam rumah.

"Hahahahahahaha"tawa kenzo ayah nabilah yg sedang duduk sambil meminum botolnya.

Aku menatap datar pria itu namun tajam.ia segera mengambil botol itu lalu membuangnya ke sampah.

"He!! Beraninya kau!!!"kenzo menunjukan nabilah.

Aku pun menurunkan tangan kenzo yg ada di depan wajahnya.

"Kenapa?? Kau ingin marah silakan!"ucapku datar.

Plakkkk

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi nabilah. Nabilah memegang pipinya.

"Dasar kau anak sialan!!seharusnya aku tidak membiarkan naomi mengambilmu.kau adalah anak pungut yg menyusahkan!!"bentak kenzo.

Hati aku mencelos.ia tidak tau jika dia bukan anak dari keluarganya saat ini.

"A-apa m-maksudmu ayah"tanyaku menatapnya tak percaya.

"Ya, kau itu seharusnya sudah mati disungai jika tidak ada naomi!! Seharusnya aku membiarkan kau mati disungai saat itu juga!!"bentak kenzo.

Nabilah tak bisa berkata kata,matanya berkaca kaca jadi ia dibuang oleh orang tuanya di sungai.

Aku segera keluar rumah tanpa berkata kata dan dapat kudengar teriakan ayah ku ralat dia bukan ayahku.

"Hikss... "Tangisku sambil berlari.

Aku terus berlari sambil menangis. Jalan yg sepi dan juga lumayan gelap membuatku leluasan berlari.

Sampai aku tak melihat kedepan yg ternyata ada sebuah mobil yg mendekat hingga.....


BRRUUKKK




Aku merasa tubuhku melayang ke udara. Rasanya tubuhku sangat sakit bahkan kepalaku terasa sakit.

BLAKkk





Tubuhku terhempas ke aspal dgn keras dan kasar.

Sakit ya tentu sakit tapi hatiku jauh lebih sakit. Aku merasakan bau amis darah yg menjalar di tubuhku.

Apa ini akhir hidupku.

Pandanganku mulai kabur namun aku merasa seseorang meneriakiku dan mendekatiku.

Pandanganku mulai gelap hingga akhirnya aku tak sadarkan diri.






Gimana ya kondisi nabilah nanti...??

Tunggu di part selanjutnya ok

See u😘😘

Melonab(end)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang