🌛ѕтαятєυ

90 15 0
                                    

Seorang gadis berikat dua -Gee- meneteskan air matanya dan diiringi isakan kecil, membuat seluruh pasang mata serempak memandanginya heran. Isakan nya semakin membesar ketika guru di depan kembali melanjutkan membaca nama-nama calon siswa kelas 9-3.

Ah ini diluar jalurnya

Kanaya, gadis beransel biru disampingnya merangkul Gee berusaha menenangkannya.

Selesai pembacaan nama murid 9-3, kemudian guru melanjutkan lagi membaca untuk 9-2

Gee menggigit bibir bawahnya lalu menatap kanaya disampingnya, "Nay, kita pasti sekelas kaan?" Kanaya mengangguk ragu, tidak berani membenarkan juga. Di kelas mereka sebelumnya -8.5- Gee menempati peringkat pertama di kelas dengan nilai sempurna, sedangkan Kanaya hanya berada di peringkat ketiga.

"Kanaya Anastasya 8-5?" Naya reflek melepaskan tangannya dari bahu Gee, "maaf Gee, Kita masih bisa ketemu kok, sebelahan kelas juga"

Ah ribet nih urusan.

Gee ini emang udah besar, tapi kepribadiannya ituloh. Melebihi anak kecil. Baperan. Kek gini aja, dipisahin kelas dari temannya dia udah nangis sesegukan. Berlebihan emang, padahal kelas mereka tetap bertetangga.

Naya berjalan memasuki barisan kelas meninggalkan Gee yang masih duduk di kursi tangga menunggu namanya dipanggil. Hah mustahil, Huruf G saja sudah lewat daritadi. Tidak ada harapan.

"Gracia Gee Kalangi 8-5?" Gee yang sedari tadi menunduk langsung mengangguk lalu memasuki barisan 9-1. Hanya menunggu sampai mereka semua selesai di panggil dan langsung pulang kerumah masing masing. Gee tidak sabar untuk melanjutkan tangisan nya nanti.

Layar besar di atas panggung aula langsung menyala bertepatan dengan pembacaan nama terakhir dari kelas 9-1

Mata Gee menyipit mencari namanya yang terselip diantara 140 siswa, dan dapat!

Namanya berada di peringkat 17, pantas saja dia dimasukkan ke lokal unggul.

Yang tadinya sedih, dia langsung berjingkrak Happy sendiri. Tadinya dia menyesali memiliki nilai tertinggi di kelasnya, tapi kenapa melihat namanya berada di 20 besar -yang otomatis masuk lokal unggul- dia langsung ingin bersorak bangga.

Ya siapa yang gak bangga sih, nama lo masuk di 20 besar dari 140 orang coi!

Setengah tahun yang lalu, tepatnya semester genap kelas 8. Gee mendapat peringkat 32. Itu saja dia sudah senang, dan sekarang... 17!!

Gak peduli lagi deh kalau dia tadi habis nangis, yang jelas sekarang dia senang.

Mendengar namanya masuk ke lokal unggul membuat Renjun mengernyit, gak heran sih hanya bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar namanya masuk ke lokal unggul membuat Renjun mengernyit, gak heran sih hanya bingung. Ini sekolah baru nyadar apa gimana. Renjun waktu kelas 7 sempat ranking satu tapi tetap aja kedampar di 8-4. Tadinya dia pikir kelas 9 ini dia bakal masuk 9-5, eh ternyata diluar fikiran. Seseorang menepuk bahu Renjun yang masih menatap layar di depannya tidak percaya dari belakang, "Ey brother, sekelas juga kita"

Sesat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang