🌛9-1

54 9 0
                                    

06.15
Dengan cekatan, Januar langsung menempati bangku kosong di pojok belakang dekat jendela

"SIP PERFECT!"

Ah iya, untuk pertama kalinya dia datang pertama. Yah sengaja sih, supaya bisa dapat bangku idamannya.

Suara tepuk tangan menyambut pendengaran Janu yang sudah menelungkupkan kepalanya diatas meja

"GUYS LIAT DEH, JANUAR EMANUEL DATANG PERTAMA HUHU. TUMBEN BANGET YA"

"Huh" mendengar suaranya yang dipaksa anggun membuat Janu mendecih, tanpa mengangkat kepalanya saja dia sudah tau itu Jinni Sollidar. Yang apa apa dimasukin snapgram. Setiap hari storynya bisa titik titik kek mba awkarin saking spamnya.

"Gue duduk dimana ya?" Bingungnya. Dia memandang bangku terdepan pojok sebaris  Janu dengan berbinar lalu menatap lagi ke bangku dekat pintu.

Bimbang

Baru saja dia mau menghampiri bangku dekat jendela pojokan itu, badannya yang kecil langsung tergeser karna dorongan kuat dari murid berkuncir dua yang baru melewatinya.

"MINGGIR ITU BANGKU YENA!"  Teriak nya berlari menuju bangku pojokan depan

Bugh

"Adaw!"

Janu yang sedari tadi tiduran langsung mengangkat kepalanya dan tertawa kecil

Yah Yena nyungsep lagi

"Sial banget lo, masih hari pertama loh yen" ujar Jinsol ngakak lalu meraih tangan Yena untuk berdiri.

Dengan kesal, Yena menginjak injak sepatu putih di kaki kanannya dengan kesal

"Sepatu baru laknad, gak bakal gue pake lagi lo!" Gerutunya pada benda mati yang tak bersalah.

Yah menurut Janu sih, mau Yena pake sepatu apapun, tetap aja endingnya bakal begini. Hari kelas mereka tuh gak bakal afdol kalau Yena Dwi Achazia tidak kesandung.

Emang dasarnya ceroboh, ya gitu.

Tawa Jinsol mendadak berhenti ketika Jeno dan Renjun memasuki kelas mereka, dengan cepat dia mengatur poninya dan menyelipkan di belakang telinga.

Yena langsung mendelik menyadari perubahan Jinsol dalam sekejab, dan dengan diam dia lalu menghampiri kursi incarannya.

Tadinya bangku incaran Jinsol itu bangku yang ditempati Yena atau bangku yang berada dipojokan depan sebelah kiri.

Tapi melihat Renjun melepaskan tas nya lalu duduk di bangku nomor dua pojok kiri membuat Jinsol mengalihkan niatnya.  Kentara banget sih modusnya dia kalau duduk disana, Walaupun memang tadinya dia mau duduk disitu.

Ujung ujungnya Jinsol duduk di bangku depan sebelah Yena jadinya

Ah iya, mereka duduknya sendiri sendiri. Tanpa pasangan pasangan. 5 kursi berjajar kesamping dan 4 kursi berjejer kebelakang.

Selanjutnya masuk Yeri dengan muka tanpa semangat, datar datar saja dan langsung duduk di bangku depan nomor 2 dari pintu. Dilanjutkan dengan Arin yang duduk dibelakangnya.

Jeno yang blum menetapkan bangkunya dimana mendadak bingung, sebenarnya dia mau duduk di belakang Renjun tapi mendadak malas melihat ada Arin dan Yeri. Hah sudah dipastikan deret sebelah kiri itu bakal jadi deret pendiam. Walau dia pada dasarnya tidak terlalu banyak bicara, tapi tetap saja Jeno tidak akan betah. Dengan segera dia melempar tas nya kedepan meja Janu, dan tepat sasaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sesat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang