3.Him [part 1]

47 0 0
                                    

Chanyeol bangkit dengan malas dari lekukan tangannya. Ia mengusap wajahnya. Menatap sekeliling. Kelasnya kosong. Tentu sepi, ini jam istirahat dan Chanyeol tidur sejak jam pelajaran dimulai sampai terbangun disaat begini. Di depan wajahnya nampak setumpuk kertas meninggi--entah apa gunanya kertas itu baginya. Tapi disitu tertinggal tulisan berisi pesan.

< Park Chanyeol. Antarkan ini ke seluruh kelas XI IPA. Tuliskan dipapan tulis mereka bahwa itu adalah tugas selama guru-guru rapat setelah istirahat ini. Masing-masing kelas bagikan 40 lembar >

Ah sialan! Pekerjaan macam apa ini. Berdiri dari kursi saja sudah malas, apalagi harus menuruni tangga dan mengantarkan semua lembaran ini. Lalu bertemu gadis-gadis gila yang menjadi lebih gila saat melihatnya. Memikirkannya saja Chanyeol sangat dongkol. Tapi daripada hanya diam dan menunda ini, lebih baik bergegas dan kembali ke kelas. Itu yang ia pikirkan.

Setelah 20 menit berjalan dan menaruh pembagian kertas-kertas itu, ia ingin sekali ke kamar kecil. Chanyeol benar-benar merasa ini mendesak setelah menahannya dari tadi. Berkat pemuja wanitanya yang banyak itu, panggilan alamnya sukses tertunda. Betapa menyiksanya rasa menahan sakit perut yang mendera badannya.

Saat akan melewati 4 kelas lagi menuju toilet, ia melihat beberapa siswi yang sepertinya sedang terjadi pertengkaran diantara mereka. Dan tiba-tiba saja Chanyeol menjadi penasaran apa yang terjadi. Ia mengumpat dibalik tembok pembatas, tidak jauh dari siswi-siswi itu. Untungnya segerombolan siswi itu membelakanginya. Jadi kemungkinan mereka tidak melihat keberadaannya.

Telinga Chanyeol berusaha mendengarkan semuanya sampai detailnya. Kupingnya panas mendengar perkataan para perempuan itu. Sungguh tidak pantas.

"Ngapain lo yer jalan bareng sama cewek gatau diri itu?" Tanya Sana

"Tau ih yer ngapain si" Ucap Jennie

"Cantik-cantik tapi murahan, di apain tuh enaknya nya yeon?" Kata Jihyo

"Tangan gue si gatel mau nampar" Respon Jungyeon

"Tau nih, mau minta maaf katanya" Ucap Yeri menatap rendah Nara.
"Tapi maaf nya gak akan cukup si untuk nebus kesalahan nya dulu." Lanjut Yeri seraya menekan kan kata 'kesalahan' di kalimatnya.

Chanyeol mulai merasa panas pada bagian dadanya. Jantungnya berdetak cepat. Rasanya ia mulai jengah dengan kelakuan geng ini. Sakit perutnya mendadak hilang terganti dengan amarah. Chanyeol berjalan mendekat kearah mereka.

"Terserah kalian mau bilang gue apa. Gue cuma pengen sahabat gue kembali kayak dulu. Dan itu gaada urusan nya sama kalian" Ucap Nara dengan sabar.

"Tapi Yeri udah gak mau temenan sama lo, mikir dong!" Respon Sana kesal.

Mulai dekat.

"Sa gimanasi kok disuruh mikir, emang dia punya otak?" Tanya Jennie seraya tertawa dengan ucapan nya barusan yang menurut nya lucu.

Semakin dekat.

"Oiya gue lupa jen,"
"Yer abisin aja udah. " Ucap Sana mengompori.

Sangat dekat.

"Dasar lo na cewek gatau diri. Gak guna. Bisa nya cuma nyakitin hati sahabat lo sendiri. Murahan lo anjir" Ucap Yeri yang tangannya sudah melayang hendak menampar Nara.

Tepat! Chanyeol menahan tangan Yeri sebelum mendarat diwajah Nara. Chanyeol menatap tajam ke arah Yeri yang terlihat sangat terkejut. Geng Sana pun menutup mulut saking kagetnya.

"Lu pada yang murahan." Ucap Chanyeol dengan dingin nya, ia juga langsung menghempas kasar pergelangan tangan Yeri.
"Jangan ambil hati omongan sampah mereka." tambah Chanyeol menatap Nara dengan senyum manisnya.

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang