Part 1

48.7K 2.3K 137
                                    

Aku tahu aku sudah tertidur tadi. Aku masih ingat ketika aku menyelimuti diriku dengan selimut, karena malam ini rasanya cukup dingin.

Tapi sekarang aku berdiri disini, di tengah-tengah ruang kosong yang gelap. Ini pasti mimpi, aku terus mengucapkan itu dalam hati. Aku tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan, aku harap mimpi ini cepat berakhir.

Rasanya sudah lama sekali aku berdiri disini, sendirian dalam gelap sampai sesosok wanita perlahan-lahan muncul dari kegelapan. Reflek aku mundur beberapa langkah, rasa takut menyergapku dengan cepat. Di umurku yang tahun ini sudah 17 tahun, aku memang cukup penakut. Oke aku yang salah, karena aku senang menonton film horror dan membaca cerita-cerita horror. Sampai akhirnya kalau di tengah malam aku ingin buang air, aku lebih memilih menahannya sampai pagi.

Dan wanita ini semakin dekat denganku, aku tidak mendengar langkah kakinya. Semakin dekat sampai akhirnya aku bisa melihat pakainya. Tidak, dia bukan hantu. Dia memakai pakaian biasa yg sering di pakai orang-orang, jaket denim dengan tanktop putih dan celana jeans hitam.

"Emily, aku tahu itu kau. Ini aku Em, Lily." kata wanita itu. Aku tahu suara itu, aku sangat mengenali suara itu. Seketika air mataku jatuh.

"Kakak, itu kau?" aku maju perlahan. "Kemana saja kau? Aku sangat menghawatirkanmu tahu, ayah dan ibu juga. Aku mohon, pulanglah."

"Aku harap begitu, tapi aku tidak bisa," wajah Lily begitu sedih, dia kelihatan sangat pucat.

Suaraku bergetar, "Kenapa?" tanyaku.

Lily menggerang, "Dia menahanku, aku tidak bisa..."

Tanpa sadar aku berteriak, "Siapa yang menahanmu? Katakan Ly! Biarkan aku membantumu," aku memohon, air mataku jatuh makin deras.

"Kau tidak akan bisa, aku tidak membiarkanmu!" kali ini Lily yang membentakku.

"Kenapa?"

"Karena kakak menyayangimu. Aku tidak bisa membiarkanmu terluka, kakak..."

Aku buru-buru memotong perkataannya, "Itu juga yang aku rasakan, aku tidak mau kehilanganmu." Aku melangkahkan kakiku lebih dekat pada Lily, sampai jarak kami hanya terpisah beberapa centi. "Kumohon kak, biarkan aku membantumu."

Lily mengeleng, "Aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal."

Hatiku rasanya langsung hancur, dan mataku semakin panas. "Jangan ucapkan itu, komohon biarkan aku membantumu." Ragu-ragu kugerakan tanganku untuk menyentuh tangan Lily, tapi Lily menyambut tanganku.

Aku bisa merasakan tangannya, masih halus seperti dulu, hanya saja lebih dingin. Ini dia tangan kakakku yang paling kusayang. "Kumohon..."

Lily menangis. Aku terkejut, Lily perempuan yang kuat. Aku tidak pernah melihatnya menangis sebelum ini. Tapi sekarang didepan mataku, air mata Lily jatuh dengan derasnya. Lalu Lily mengangguk, "Aku akan memberikan kekuatanku padamu."

"Kekuatan apa?" tanyaku bingung.

"Aku punya setengah kekuatan iblis, dan sekarang akan aku berikan padamu." Kata Lily. Dia terlihat berkonsentrasi, matanya terpejam, dan kerutan di keningnya mulai nampak. Lalu tanganku yang menggenggam tangan Lily mulai terasa hangat, rasanya enak. Tapi lama-kelamaan mulai terasa panas dan menyengat. Aku berteriak, tapi dengan cepat kurapatkan lagi mulutku, aku tidak mau Lily berubah pikiran dan tidak membiarkan aku menolongnya. Jadi aku menahan rasa sakit ini, yang mulai menjalar keseluruh tubuhku. Rasanya seperti di bakar hidup-hidup. Aku menahan rasa sakitnya dengan menggigit bibirku, dan darahnya mulai keluar, aku bisa merasakan rasa karat dan asin di lidahku.

Lalu Lily menyentakan tanganku hingga terlepas dari genggamannya, dan sakitnya perlahan memudar.

"Sekarang setengah kekuatan iblis ada dalam tubuhmu, dan itu bukanlah berkah. Dengan kekuatan itu dalam tubuhmu, dia akan mengejarmu, dia ingin kekuatannya kembali. Jangan biarkan itu terjadi, atau dunia ini bisa hancur." Lily menjelaskan panjang lebar, tapi otakju masih belum bisa mencernanya dengan sempurna.

"Pelan-pelan, tolong ulangi dari awal." kataku.

Lalu Lily mundur, "Tidak ada waktu, aku harus pergi atau dia akan tahu aku menemuimu."

"Tapi aku masih belum mengerti kak..." kataku, dan mengutuk otak bodohku ini.

"Yang lain akan menjelaskannya padamu, anggota yang lain akan segera menemuimu." dan perlahan Lily mulai memudar.

"Kak, jangan pergi dulu!" aku menjerit.

"Aku menyayangimu Emily, kau akan selalu jadi adik kecil kakak." dan dia menghilang.

Kakak...

Kakiku begitu lemah dan tidak kuat menahan bobot tubuhku sehingga aku terjatuh. Sunyi. Dan aku kembali menangis...

[This is the end of chapter 1, so tell me about this okay? I hope you guys give me the positive coment, so I can write the next chapter. Thanks for reading my story guyssss :)]

The Demon (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang