Part 2

24.9K 1.7K 51
                                    

Aku menangis, sampai aku tersadar dari tidurku. Aku terbangun dengan wajah basah, dan baju tidur lusuhku basah terkena keringatku dan aku kesulitan untuk bernapas. Aku menyalakan lampu tidurku, dan bersyukur aku sudah dikamarku yang bercat pink. Aku melihat jam dinding, masih jam 4 pagi.

Aku turun dari ranjangku dan melihat wajahku di cermin, aku terlihat mengerikan. Mataku memerah dan membengkak, poniku melekat di keningku karena keringat. Tapi aku masih Emily yang sama, seorang perempuan yang baru saja lulus SMA dengan nilai pas-pasan.

Sempat berpikir untuk mandi, tapi ini masih sangat pagi. Aku berjalan ke jendela, yang menurutku kelewat besar di kamarku. Aku membuka gordennya, diluar sana masih sangat gelap. Cepat-cepat aku menutupnya kembali, sial! Seram sekali. Dan kupikir aku juga tidak akan mandi sekarang, tidak sebelum matahari benar-benar terbit!

Aku menghampiri meja belajarku, tidak tahu harus melakukan apa. Pikiranku masih melayang-layang, dan kepalaku sakit. Mimpi itu benar-benar seperti nyata. Dan kak Lily... rasanya aku seperti benar-benar menggenggam tangannya. Air mataku sudah hampir tumpah lagi setiap memikirkan kak Lily.

Dia menghilang sekitar 2 minggu yang lalu, aku sangat khawatir. Tapi sepertinya tidak dengan papah dan mamah. Mereka tidak terlalu memikirkan tentang perginya kak Lily, anak mereka hanyalah bisnis mereka di luar negri.

Kak Lily memang sempat berubah beberapa bulan sebelum dia menghilang, dia menjadi cewek yang 'liar'. Tahu lah, pergi malam dan pulang pagi. Bahkan kak Lily pernah tidak pulang seharian, aku tidak tahu apa yang dia kerjakan. Setiap kali papah dan mamah memarahinya, kak Lily hanya diam dan tidak mau bicara. Bahkan tidak padaku. Mungkin gara-gara itu juga papah dan mamah selalu menganggap enteng masalah ini, "Dia sudah tidak mau tinggal disini lagi. Kalau memang seperti itu, papah tidak keberatan." aku ingat papah pernah bicara seperti itu. Hatiku sangat hancur mendengarnya.

Aku tahu sekali seperti apa Kak Lily itu, dia perempuan terbaik yang pernah kutemui. Gerak-geriknya begitu lembut, di balik wajahnya yang cantik. Dia yang selalu ada disampingku ketika tidak ada yang mau, bahkan orangtuaku sendiri. Orangtuaku begitu sibuk, bisa berhari-hari mereka tidak pulang. Hanya kak Lily yang menemaniku, disaat aku ketakutan di tengah malam, menemaniku ke toilet disaat aku takut, segalanya. Dialah keluargaku yang sebenarnya, hanya dia.

Tidak terasa sudah matahari sudah terbit, cahayanya mulai masuk ke kamarku melalui celah-celah jendelaku. Aku menarik napas panjang, dan mencoba mengubur dalam-dalam kesedihanku.

Sekarang aku sudah berani untuk mandi. Jadi aku menanggalkan semua pakaianku di depan pintu kamar mandi, tidak perduli kalau itu akan membuat berantakan kamarku. Siapa peduli, ini kamarku!

Aku berlama-lama di kamar mandi, air yang turun dari shower benar-benar menyegarkan. Setelah selesai, aku keluar hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhku. Lalu aku duduk di ujung ranjangku, ada sesuatu yang terus mengganggu pikiranku. Tentang mimpi itu, sesuatu yang dikatakan oleh Lily. Tentang kekuatan yang dia berikan padaku, tentang iblis. Ini aneh. Dan siapa yang sudah menahan kakakku? Kakakku telah diculik? Ahh, memikirkan ini membuatku pusing saja. Kuputuskan kalau itu hanyalah perasaan anehku saja.

Berhubung aku baru saja lulus SMA, dan belum memutuskan untuk kuliah dimana. Sekarang aku hanya pengangguran. Menyedihkan memang, karena aku tidak pernah punya teman. Aku memang tidak terlalu cantik, oke... aku memang tidak canti. Aku jauh dari kata pintar. Tidak apa, aku mengerti. Anak-anak di sekolahku hanya mau berteman dengan yang cantik dan populer saja. Mereka memang menyebalkan.

Sudah tiga hari sampai hari ini aku tidak pergi keluar. Hari ini aku benar-benar ingin keluar, aku ingin melupakan mimpi aneh itu. Dan apa yang bisa aku lakukan hari ini? Cewek-cewek lain pasti sudah shopping atau ke cafe setiap harinya. Well, aku bukan cewek seperti itu. Aku lebih memilih... renang. Ya, aku suka berenang, dan hari ini aku akan berenang.

Berhubung dirumahku ada kolam renang, jadinya tidak perlu repot-repot lagi. Aku bukan orang yang senang keluar rumah.

Karena daritadi aku masih mengenakan handuk, jadi aku memakai baju renangku dulu, dan mendoblenya dengan kaus putih yang kebesaran lalu buru-buru turun kebawah sambil menyambar handuk.

Suasana rumahku seperti biasa, sepi. Kutebak, orangtuaku belum pulang kerumah, dan tidak ada pembantu dirumahku. Betapa pelitnya orangtuaku.

Sebelum berenang, aku membuat sarapan dulu. Roti dengan selai kacang, dan segelas susu. Setelah selesai, aku langsung berlari ke halaman belakang. Ah, cuacanya cerah sekali, matahari bersinar terang walaupun masih jam 7 pagi. Cahaya matahari memantul di permukaan air yang biru, membuatnya tampak kemilauan.

Aku membuka kausku dan melemparkannya ke kursi santai, begitu juga handukku. Lalu aku melompat kedalam kolam. Aku menikmati dulu rasanya berada di dalam air sebelum naik ke permukaan untuk mengambil napas. Menyegarkan sekali!

Aku berenang bolak-balik sampai tiga kali. Kuputuskan untuk beristirahat sejenak di pinggir kolam sambil mengatur napasku. Tapi di sudut mataku, aku melihat ada sesuatu yang bergerak di dalam air. "Apa itu?"

Kuputuskan untuk memeriksanya. Jadi aku melompat dan menyelam sedalam yang aku bisa. Aku memperhatikan sekeliling. Airnya cukup jernih sehingga mataku hampir bisa melihat dengan jelas. Tidak ada apa-apa. Jadi perlahan-lahan aku berenang naik. Tapi belum sampai aku di permukaan, sesuatu bergerak cepat di depan.

Kali ini aku melihatnya. Ya aku melihatnya! Itu sebuah gurita raksasa. Ini gila! Tidak mungkin ada gurita raksasa di kolam renangku.

Aku berenang mendekat untuk melihat lebih jelas. Aku melihatnya dengan jelas kali ini. Itu bukan gurita, itu ikan dengan tanduk di hidungnya dan bertentakel banyak. Astaga, makhluk apa yang hidup di kolam renangku?

Aku kaget dan berenang terburu-buru ke permukaan. Tapi makhluk itu menyadari keberadaanku, dan dia mulai mengejarku. Aku menjerit didalam air, sehingga pasokan udaraku terbuang cuma-cuma. Gelembung udara menghalangi pandanganku, dan telingaku mulai berdengung. Masa bodo! Aku hanya ingin keluar dari air sebelum makhluk itu mendapatkanku.

Kepalaku sudah keluar dari air, dan aku menghirup udara sampai memenuhi paru-paruku. Aku berenang sekuat tenagaku ke pinggir kolam, tapi sepertinya tidak cukup cepat. Aku merasakan sesuatu yang lembek melilit pergelangan kakiku, dan itu menarikku dengan kuat kembali kedalam air.

Aku berenang tak tahu arah, lenganku sudah amat lelah ketika aku sampai didasar kolam. Aku tidak bisa melakukan apapun, selain pasrah. Udara didalam paru-paruku sudah hampir habis, dan aku hanya bisa menyaksikan makhluk itu menyantapku. Aku harap aku sudah mati kehabisan oksigen lebih dulu, daripada mati dimakan makhluk itu. Dan gelembung udara terakhirku sudah keluar dari mulutku, perlahan-lahan gelembung itu melayang menuju permukaan.

Saat itulah aku melihat sosok lain. Seorang pria? Ya aku yakin itu seorang pria. Mungkinkah papah? Semakin dekat sosok itu padaku, semakin hilang kesadaranku. Aku tidak tahu apa yang pria itu lakukan tadi pada makhluk itu, yang aku tahu sekarang adalah pria itu sudah membawaku naik ke permukaan.

Mataku masih terpejam, berat rasanya membuka mataku. Tapi telingaku masih aktif mendengar, dan aku menangkap beberapa pembicaraan.

"Dia tidak apa-apa?"

"Mungkin dia menelan air terlalu banyak."

"Wuuah, iblis itu benar-benar muncul dihadapannya langsung."

"Aku juga terkejut tadi, untung kita cepat datang."

"Hebat juga kau Al, apa kau membunuh makhluk itu?"

"Tidak, dia pergi ketika aku sampai di dasar."

Kedengarannya ada lebih dari dua orang di sini. Mungkin 3 sampai 4 orang.

Perlahan aku membuka mataku, walau perih aku tetap memaksakannya. Dan wajah pertama yang kulihat begitu sempurna, dan sangat tampan. Inikah surga?

[Yeaay, this is chapter 2. I'm sorry if this not so good, but I'm trying. Thanks for reading my story. I'll make the chapter 3 soon. Follow me too guys. Ciao!]

The Demon (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang