"Katanya nggak suka, tapi kenapa benda itu masih kamu simpan?"
Aku mendongak. Mas Rhanu berdiri sembari bersidekap di depanku.
"Benda apaan?" tanyaku bingung.
Telunjuknya mengarah ke tangan kiriku. "Jam tangan."
Melirik jam tangan yang dia maksud, aku semakin bingung. Apa dia iri aku punya jam tangan bermerek gini? Lagian aku belinya kan pas lagi diskonan. Jarang-jarang lho jam tangan kayak gini ada diskonnya. Yah, meskipun selisihnya nggak banyak setidaknya dapat potongan harga. Kalau pengin harusnya dia bisa beli. Nggak harus nyinyir begini.
Asyik berperang dengan pikiranku, tiba-tiba Mas Rhanu sudah duduk di sebelahku. Dia menangkup tanganku. Aktivitasku menandatangani naskah jadi terganggu. Mau tidak mau aku menoleh ke arahnya. Caranya menatapku membuat gigiku ngilu. Ya ampun, sorot matanya mendadak syahdu. Bahkan suaranya terdengar merdu.
"Kapan kamu mau berhenti pura-pura nggak kenal sama saya, Gi? Saya sudah lelah pura-pura nggak pernah jatuh cinta sama kamu."
Mataku mengerjap. Aku jadi tersangka, nih? Kamunya juga yang mulai pura-pura, Mas. Siapa suruh pura-pura. Capek sendiri, kan?
Cerita baru karena lapak si Naga udah mau kelar.
Masih seputar komedi romantis dan ringan. Please, aku nggak tahu kenapa jiwaku lagi hobi di genre ini.
Ceritaku emang pada receh nggak ada sedih-sedihnya. Kebanyakan huru hara.
Kalian nggak pada bosan kan ya?
😂😂😅😅
Test drive sebatas prolog.
Yogyakarta, 13 Mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditaksir Mas Editor [Terbit]
General Fiction[Tersedia di Toko buku offline dan online] Nagita Salasika, mahasiswa tingkat akhir yang lagi pusing sama skripsi. Revisi berulang kali bikin Nagita frustasi. Dia mencari pelarian dengan cara menulis di sebuah platform online. Rhanuraga Basudewa, e...