Headset

580 103 23
                                    

Kakinya melangkah memasuki bis yang masih sepi pagi ini, dan langsung memulai langkahnya untuk menempati kursi belakang. Tempat kesukaannya. Jihoon membuka novel yang belum selesai ia baca kemarin malam, mulai melanjutkan bacaannya.

Tiga puluh menit

Empat puluh menit

Satu jam

Bis makin sepi. Jihoon juga tidak tahu, apalagi peduli. Entah kenapa Jihoon merasa disana benar-benar nyaman. Dengan lagu yang terputar dari headsetnya, daritadi ia terus membolak balikkan lembar-lembar novel. Memang perjalanan menuju kampusnya sungguh lama. Bahkan hingga melewati enam halte.

Sudah sampai di halte ketujuh bis yang dinaiki Jihoon berhenti. Tiba-tiba saja banyak kerumunan orang yang masuk. Jihoon bahkan tak menyadari ada orang lain yang duduk disampingnya, berebut kursi yang tersisa itu. Bis penuh hanya dalam satu pemberhentian. Tapi Jihoon masih didunianya sendiri, sampai pria disampingnya mulai mengoceh.

"Haaaaah, aku hampir telat... Untung kemarin pasang alarm banyak"

Jihoon menoleh

"Aaah andai saja eomma ikut kesini! Aaahhh.. Aku tak perlu beli lima belas jam weker hanya untuk bangun. Lagian kenapa juga aku ikut bermain game bersama Seongwoo hyung kemarin? Aahh bodoh.."

Pria ini terus berkomat kamit.

Apa apaan? Dia terlalu berisik. Jihoon bahkan sulit mendengar lagu yang diputarnya, apalagi fokus membaca novel ditangannya.

"Dih, harusnya aku tak menyetujui ajakan Seongwoo hyung. Aku masih ngantuk sekarang aaahh... Kenapa aku tak bisa bangun lebih-"

"Maaf, bisa kau diam? Berisik! Novel ini tenggatnya nanti siang!"

"Ah, maafka-"

BUUUKK!

Pria ini memang bodoh keterlaluan. Ia terlalu lebay membungkuk minta maaf. Kepalanya mengenai novel Jihoon, bahkan headsetnya...

"YAK! HEADSETKU!"

terlepas dan terlempar kebawah, tertendang-tendang kaki pria yang panik disampingnya dan berakhir terinjak kerumunan orang disana. Jihoon bisa melihat onderdil headset itu keluar berserakan. Saat itu Jihoon baru sadar bis itu penuh manusia. Ah tapi itu tidak penting sekarang.

"Ah.. Maafkan aku, aku tidak bermaksud.."

Tidak bermaksud? MASA BODOH. Jihoon cuma ingin headsetnya sekarang.

"GAN-TI-HEAD-SET-KU!"

"Te-tentu saja! Anu.. Aku mu-mungkin bisa membelikanmu yang baru"

'Dapat uang darimana? Untuk bayar bis pagi ini saja aku mengutang!'

Wajahnya tersenyum kecut. Pria ini tampak berpikir. Keringat juga mulai turun dari pelipisnya. Jihoon menyadari itu. Apa pria ini sedang tidak punya uang?

Tapi headsetnya juga penting! Jihoon bahkan tidak bisa membayangkan besok ia akan membaca novel lain tanpa musik. Itu mengerikan.

"Kau miskin?" ucap Jihoon blak blakan. Dia memang tidak peka dan tidak sopan.

"He? Ah aku memang sedang tidak punya uang.. Gajiku belum cair hingga bulan depan hehe.. Tapi aku BERKECUKUPAN kok hehe.."

'Bocah sialan. Andai tidak manis sudah ku lempar kau keluar bis.'

Headset [Nielwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang