Syalalaaa syalalaa lalaaa
seorang gadis kecil terlihat berjalan gontai disebuah taman kanak kanak Bunga Jaya sambil sesekali bersenandung dengan eskrim coklat di tangan kanannya, senyum manis terus terukir di bibir mungilnya tampak kebahagiaan terukir jelas di wajahnya.dari jarak yang tidak begitu jauh seorang anak laki-laki berlari ke arahnya diikuti beberapa teman lainnya, ia berlari mendekat dengan deru nafas yang beradu sebelum akhirnya anak lelaki itu menabraknya hingga membuat eksrim yang tadi dia genggam erat terjun begitu saja ke atas tanah yang ia pijak.
seketika perasaan gadis mungil itu kacau,matanya berkaca-kaca melihat eskrim yang baru saja dia beli dan bahkan baru beberapa kali ia menjilatnya harus jatuh begitu saja.tatapan tajam penuh kekesalan ia lemparkan pada anak laki-laki yang menabraknya ,sedangkan anak lelaki itu berhenti tepat didepannya menatap gadis itu dengan penuh rasa bersalah.
"Maaf"lirihnya.
hanya itu yang keluar dari mulutnya,entahlah mungkin dia takut gadis kecil itu akan memarahinya atau mungkin menangis sejadi-jadinya lalu mengadu pada mamahnya.
"Ayo kita main lagi"Ucap salah satu anak yang berdiri dibalakang anak laki-laki itu memecahkan keheningan
"nggak, aku nggak bisa ikut main lagi sama kalian"tolak anak laki-laki itu dengan tatapan yang belum beralih dari gadis kecil yang mulai terisak di hadapannya.
"Yaaaaah payah, ya sudah ayo kita main, tinggalin aja dia"Ucap temannya kecewa lalu meninggalkannya dengan diiringi beberapa teman lainnya.
"maaf yah,nanti aku gantiin kok eskirmnya "ucapnya terbata-bata
mendengar ucapan itu gadis kecil mungil seketika berhenti terisak dan mulai mengangkat pandangannya dengan mata yang berbinar-binar.
"beneran?"anak laki-laki tadi mengangguk sebelum akhirnya menarik pergelangan tangan gadis itu menuju penjual eskrim yang berada di depan halaman sekolah mereka.
mereka duduk disebuah taman mini yang berada tidak jauh dari lokasi sekolah mereka .Gadis kecil itu asik malahap eskrimnya seolah tak membiarkan ada setetespun yang jatuh ketanah lagi sesekali ia mengayunkan kedua kakinya yang belum merapat ketanah .Sedangkan anak lelaki itu sibuk memandanginya.
"kenapa gak main lagi sama temen-temen kamu?"tanya gadis kecil itu.
"gak ah ,aku gak mau main lagi sama mereka"pandangannya beralih pada tiga anak laki-laki yang tadi bermain dengannya"Mereka nakal"lanjutnya
"nakal?tapi tadi kamu main sama mereka"
Anak laki-laki itu menghela nafas panjang"sebenarnya aku gak mau,tapi mau gimana lagi ,aku gak punya temen selain mereka"
bukannya menjawab gadis kecil itu malah mengetuk ngetuk gadunya dengan jari telunjuk seolah-olah sedang memikirkan sesuatu,"hmmmmmm... gimana kalau kamu jadi temen aku aja"gadis itu tersenyum menatap anak laki-laki itu.
"emangnya boleh?"tanya anak laki-laki itu
"tentu"anak laki-laki itu membalas senyumnya.
setelah saat itu mereka sering bermain bersama meski hanya duduk di bangku taman itu lagi, kelihatannya memang tak seseru teman temannya yang lain yang berlari kesana kemari,melompat-lompat,tertawa terbahak bahak,bergelantungan,sampai menaiki ban ban bekas yang tersusun rapi di pinggir taman,tapi mereka berdua sangat senang bisa saling melempar gurauan kecil.
"aku punya sesuatu buat kamu"ucap anak lelaki itu menggenggam sesuatu yang disembunyikan dibelakangnya.
"apa itu?"
"ini"Anak laki-laki itu mengeluarkan benda tersebut dari genggamannya.
mata gadis kecil itu berbinar ketika melihat apa yang diberikan anak itu,sebuah kalung dengan hiasan berbentuk setengah lingkaran bulan berwarna putih tulang.
"ini buat aku?tapi...."gadis kecil itu menggantungkan ucapannya"untuk apa ?"
"kalung ini ada dua,yang satu untuk kamu dan yang satu lagi untuk aku,kamu lupa yah kita kan udah jadi temen,kalau kamu pakai kalung ini kemana pun kamu pergi kamu pasti ingat sama aku, kamu liat kan gambar dikalung ini"gadis itu hanya mengangguk"Ini setengah bulan,cantik kan?,tapi lebih cantik lagi kalau bulan ini utuh,"ucapnya kembali sambil menyatukan hiasan kalung berbentuk bulan itu,dan seketika itu juga kalung bulan itu bercahaya dan berubah warna menjadi kuning
"lihat deh kalau bulan ini menyatu mereka akan menyala"
"oh gitu,makasih ya"ucap gadis itu lalu mengambil kalung itu dengan ganasnya.
terdengar bel pulang berbunyi mereka berdua harus berpisah karena ruang kelas yang berbeda,tapi tak apa mereka hanya mengambil tas lalu pulang bersama,lebih tepatnya keluar dari gerbang sekolah bersama seperti janji mereka sewaktu bermain tadi.
saat mereka hendak berjalan kaluar gerbang sekolah tiba-tiba ada seorang anak laki-laki bertubuh gempal yang menghadang mereka tampaknya anak itu sedang marah dengan pipi yang sengaja di gembungkan,kedua tangannya ia lipat dipinggang manik mata birunya menatap tajam ke arah gadis itu dan anak laki-laki di sampingnya secara bergantian.
"kamu gak boleh main sama dia"anak laki-laki bertubuh gempal itu menunjuk anak laki-laki di samping gadis kecil itu.
"kamu siapa?emangnya kenapa kalau aku main sama dia?"ucap gadis kecil itu
"dia jahat,nanti dia nyakitin kamu"
"gak kok dia baik dia gak mungkin nyakitin aku ,kamu pulang aja sana aku juga gak kenal sama kamu"Gadis itu manarik tangan anak laki-laki yang sudah resmi menjadi temannya.
keesokan harinya anak laki-laki itu mencari gadis kecil yang resmi menjadi temannya. ia mencari kemana-mana hingga ke semua penjuru kelas tapi hasilnya nihil,sejak pagi tadi memang dia tak malihat teman barunya itu.
"kamu pasti lagi nyari teman kamu itu kan"Ucap anak laki-laki bertubuh gempal yang kemarin menghadangnya saat pulang,dan hanya dibalas dengan anggukan.
"diakan udah pergi,dia udah pindah, kasian deh lo gak punya temen wleeee"sambil mengacungkan jari telunjuknya,seperti sendang mengejek
dia benar benar kaget mendengar perkataan anak laki-laki itu, otaknya bekerja keras hari ini,dengan perasaan kecewa kakinya melangkah pergi meninggalkan anak laki-laki bertubuh gempal itu
kenapa dia beneran pergi?Padahal kemari aku cuman berandai andai jika dia pergi-batinnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Morgan
Teen Fictionkehidupan seakan berbalik namun lebih sulit,kamu seakan terperangkap di dalam gurun es yang bahkan sulit untuk ku cairkan.Aku telah berusaha menjadi api agar gurun es dapat mencair,tapi itu membuatnya semakin membeku,lalu seperti apa jadinya jika es...