23.50pm
Chenle masih belum tertidur karna teringat yang terjadi tadi sore. Ia sudah melakukan suatu kesalahan...tapi ia tak bisa kembali jg, egonya lebih tinggi daripada rasa bersalahnya
"Haha, harusnya gue mati aj, ck argh gue gamau dihantuiin sm rasa bersalah ini! Argh kenapa sih gue ga mati aja?!"
Teriak Chenle frustasiKlek
Chenle tersentak begitu melihat seseorang dengan jubah putih yang menutupi setengah wajahnya tengah masuk ke dalam kamar rawatnya tengah malam
"Boo!!"
Chenle tersentak begitu orang itu mendekat ke arahnya
"Kaget ya kok gue ada disini? Haha tuh muka jgn tegang2 ah. Woles aja"
Badannya Chenle bergetar karna ia sangat ketakutan
"Plis, jgn gue plis!!!"
"Lho tadi lo sendiri lho yg mau"
"T-tapi ga sekarang"
Badan lelaki itu semakin menegang begitu merasa orang itu menggoreskan pisau lipat dari sakunya ke pipi sebelah kanan Chenle lalu ke sebelah kirinya...
Badan Chenle bergetar begitu hebat sedangkan 'orang itu' hanya tertawa senang melihatnya
"Ga usah gemeteran gitu le,hehe lucu ya lo kalo lagi takut gitu"
"SIALAN! PERGI LO! G-GUE GAMAU MATI SEKARANG S-AKH"
Orang bertudung putih itu langsung menusukkan pisaunya ke mulut Chenle, lalu memutarnya sampai berdarah dan robek. Setelah itu ia mencolokkan lagi pisau itu ke mata Chenle dan memutarnya sampai bola mata Chenle terlepas.
Setelah puas, ia menyimpan pisaunya lalu mencuci tangannya dan merapikan rambut pendeknya yg berwarna coklat gelap nan kusut itu.
"Duh ngantuk lg njir, mana nih rambut gamau dirapiin hahhhh. Ah iya lele, good bye and sorry"
Lalu orang bertudung putih itu pergi darisana. Tanpa ia sadari seseorang melihatnya sedari tadi...
"Akhirnya gue bisa nemuiin lo"
Lalu ia menelfon teman2nya dan polisi sebelum terlambat
"Kalian dmn woi"
"Knp jis?"
"Bct, cepet ke rsnya Chenle"
"Ogah bgt"
"MARK!Jgn main2 cepet kesini bawa yg lain"
"Dah malem kak..."
"Ck! SEKARANG GA MAU TAU!"
"Tapi kak-"
Tuttt
"Ck, kesini apa salahnya sih, ah serem lagi. Duh perawatnya mana sih. Harus gue cari ini mah" Ucap Jisoo
Yups,Jisoo sebenarnya jg sedang di rs ini, rencananya ia akan pulang tapi pas melihat orang yg waktu itu bersama Siyeon ia langsung mengikuti orang itu diam2.
Jisoo kini tengah menelfon sahabatnya jg, Joy. Tapi Joy blm mengangkatnya.Jisoo tetap menunggu Joy mengangkatnya
Agar tidak membuang waktu, Jisoo berbalik hendak memanggil dokter, tapi ia tersentak begitu melihat orang yg tengah berdiri didepannya kini
"L-lho? Kok lo disini?"
"Hai kak, nice to meet you here. Kok alone aja kak?"
Glek
Jisoo berusaha terlihat biasa saja agar tidak di curigai oleh adek kelas di hadapannya ini
"I-iya abis cek ke-kesehatan hehe"
"Kakak sakit apa emang?"
"Ga serius amat kok la, hehe"
"Boong, pasti serius"
"Apasih la"
"Aku tau kak cara nyembuhinnya biar kakak ga kesakitan lg, mau ga kak?"
"E-eh? K-kamu t-tau. E-emang a-ap-apa dek?"
"Jgn takut gitu kak, aku ga gigit kok"
"A-ah i-iya hehe"
"Tapi ngebunuh hehe. Cara ngobatinnya...kak jis harus mati...dan matinya di tangan aku hehe" lalu orang itu menyeringai
"T-tapi k-knp lo mau bu-bunuh gue la?"
"Simple, karna kak jis udh tau kan siapa killernya? Dan karna kak jis udh ikut campur urusan aku sm dia. Salah sendiri ngapain ngintip sih hehe. Kan jd pengen aku ralat kita bunuh hehe"
"K-kita? Be-berarti lo kerja sama gitu? Sama dek l-"
"Sstt jgn bacot y kak,iya emang hehe"
Jisoo gemeteran dan ia bingung harus melakukan apa. Ia hanya menangis dan lupa bahwa ia sedang menelfon seseorang...
"Are u ready to die now, kak jis?"
"Of course u ready hehe"
Jisoo terus berjalan mundur, saat orang itu lengah ia berlari tapi telat...orang itu langsung menarik tangan Jisoo lalu memotongnya,Jisoo terbelalak dan menangis karna rasa sakit yang menderanya kini
Lalu orang itu tersenyum dan menarik rambut Jisoo kasar, lalu membenturkan kepala Jisoo ke dinding di sampingnya sampai mungkin tengkorak kepalanya retak, lalu menjatuhkannya ke lantai dan menusuk mata Jisoo terus menerus...lalu mencongkel bola matanya...
"Mati! Mati! Mati lo!HAHA MATI MATI MATI!!!"
Setelah puas ia tertawa senang dan memasukkan pisaunya, lalu berlari dengan cepat keluar RS itu dengan senyum yang terus mengembang di wajah putih pucatnya sambil memainkan rambut panjangnya...
Salahkan rasa penasaran Jisoo yg begitu besar membuat ia harus menghembuskan nafas terakhirnya sekarang...
Andai saja tadi ia tidak mengintip, mungkin sekarang dia akan ada di rumah dengan sehat....
Ia memang berhasil memberi sebuah clue ke teman2nya tapi
sayang ia terlambat untuk menyelamatkan dirinya sendiriMungkin memang lebih baik ia meninggal sekarang daripada ia harus menahan sakitnya terus menerus...
"Sorry kak, tadinya gue gamau bunuh lo, tapi karna kesalahan lo sendiri...lo harus mati. Good bye and sorry, kak jis"
~~~
Ini paan njir ㅠㅠ
Mian ga masuk ke feel ia :(Vommentnya gaes~