Arishena 8 - Dengan Adam

14.2K 780 15
                                    

Arishena 8 - Dengan Adam

***

"Adam?!!" pekik Shena saat melihat pria tinggi namun usia yang lebih muda itu sudah duduk di teras rumah Shena.

Shena segere memakai tasnya dan mengunci pintu rumahnya. Mengecek beberapa barang yang harus ia bawa di dalam tasnya. Dompet, headset, charger, powerbank, flashdisk, tisu.

"Jemput kamu. Mau ke She Flower kan?" tanya Adam. Jelas sekali dia sudah tau jawabannya. Ke mana lagi sepagi ini jika tidak pergi ke She Flower?

"I-iya, sih. Tapi kan kita nggak ada janji," sahut Shena. Bukannya Shena berniat menolak, tapi jika ia terus saja menerima kebaikkan Adam, sama saja ia akan memberikan harapan padanya. Shena tidak mau memberikannya. Dia tidak akan melakukan tindakan seperti itu.

"Jadi? Ayo, berangkat. Nanti kamu telat," balas Adam, berusaha sebisa mungkin Shena tidak menolaknya.

"Nggak usah, Dam. Aku bisa berangkat sendiri kok. Kamu nggak usah repot-repot jemput aku kayak gini," sergah Shena. Berusaha menolak sebaik mungkin.

"Kamu kenapa sih nolak terus? Kan aku cuma mau jemput kamu aja. Nganteri kamu berangkat kerja, nungguin kamu pulang kerja, terus kita makan malam. Aku cuma mau seperti itu. Lebih dekat dengan kamu," ucap Adam. Terpaksa ia mengungkapkan keinginannya. sudah sejak lama memang Adam menyukai Shena, tapi gadis itu selalu saja menolaknya.

Untuk kali ini, Adam ingin berusaha lagi untuk menaklukan Shena. Tapi, belum saja Adam berusaha, Shena sudah menolaknya lebih dulu.

"Kalau kamu melakukan semuanya hanya sebatas seorang teman, aku bisa. Tapi aku yakin, bukan hubungan pertemanan yang kamu harapkan, kan?" tanya Shena. Dianakan bersikap tegas. Dia akan memulainya dari awal. Memulai hubungan dengan Adam hanya sebagai teman.

"Apa ini aku ditolak lagi? Ditolak untuk kesekian kalinya?" lirih Adam.

"Maaf, Dam. Aku nggak bisa," jawab Shena. Ia tahu, mungkin sekarang perasaan Adam akan hancur lagi. Tapi jika Shena membiarkan semuanya, apalagi membiarkan Adam terus mendekatinya tapi sudah tahu jawaban yang diberikan, itu akan membuat Adam lebih terluka lagi. Usaha yang dia lakukan akan sia-sia saja.

"Oke, nggak pa-pa. Mungkin ini terakhir kalinya aku berusaha buat ngedapetin kamu. Dari dulu kamu selalu nolak aku," ucap Adam. Mengungkapkan semuanya.

"Dam...," lirih Shena. "Maaf," lanjutnya lagi.

Suasana pagi yang murung.

"Santai aja. Mungkin sekarang aku cuma bisa jadi teman kamu. Boleh, kan?"

Shena mengangguk sambil tersenyum. Jika hal itu yang diinginkan Adam, Shena akan menerimanya.

Adam mendekati Shena. "Sebagai teman, boleh kan aku nganterin kamu ke She Flower?" tanya Adam.

Shena tidak menolak jika Adam menawarkan hubungan pertemanan. "Nggak, kalau itu. Maaf," lirih Shena.

"Maaf untuk apa?"

"Maaf, karena dari dulu sampai sekarang, aku bahkan nggak bisa balas perasaan kamu," terang Shena. Gadis itu menunduk. Merasa malu pada Adam. Malu karena selama ini ia tidak bisa membalas perasaan Adam.

Ada satu hal yang disadari, bahwa cinta pun tidak selalu datang karena terbiasa. Menunggu lama, tapi hanya dianggap teman. Menemani setiap hari, tapi bukan sebagai kekasih. Cinta tidak bisa dipaksakan, sekalipun karena terbiasa. itulah yang dirasakan Adam mungkin saat ini. Mau bagaimana lagi? Cinta tidak bisa dipaksakan.

"Nggak pa-pa, Shena. Kita bisa jadi teman. Aku sadar, sepertinga kamu memang nggak bisa cinta sama aku," balas Adam. Shena hanya bisa tersenyum canggung. Dalam hati ia merutuki dirinya, kenapa dirinya tidak bisa menyayangi Adam?

"Yuk, berangkat ke She Flower," ajak Adam. Shena mengangguk. Untuk kali ini tidak ada alasan menolak ajakkan Adam.

namun, di seberang jalan sudah ada Ari yang memantau gerak-gerik Adam. Awalnya Ari memang tidak bisa menjemput Shena, tapi entah kenapa rasanya hari ini ia ingin mendatangi Shena terlebih dahulu. Namun yang didapat adalah pemandangan yang merusak mood nya di pagi hari. Ari harus menyaksikan kemesraan Adam pada Shena.

Huh, kemesraan? Sampai kapan pun Ari tidak akan membiarkan kemesraan itu berlangsung lama. Lagipula, kenapa Shena tidak pernah cerita tentang Adam? Apakah Adam lelaki yang Shena sembunyikan, yang bahkan Shena menolak untuk menjelaskan siapa Adam sebenarnya?

Ari segera turun dari mobilnya, ia dengan senang hati mendatangi dua sejoli itu. Ari tidak akan membiarkan Shena pergi bersama Adam begitu saja.

Saat Adam membukakan pintu untuk Shena, tiba-tiba Ari muncul dan langsung menarik Shena. Dengan cepat, tanpa jeda.

Shena terkejut dengan kedatangan Ari, bagaimana bisa lelaki itu datang di saat seperti ini? Bukan kah tadi Ari bilang tidak bisa menjemput dirinya.

"Ari," ucap Shena. Badannya masih berada di pelukkan Ari setelah Ari menariknya tadi. Sementara Ari, masih menatap tajam ke arah Adam.

"Hai, Sayang," balas Ari sambil menundukkan kepalanya, menatap Shena yang masih berada di pelukkannya.

"Bukannya kamu nggak bisa jemput aku, ya? Sekarang kok ada di sini?" tanya Shena.

"Kenapa? Kalau aku nggak jemput hari ini, kamu bakalan pergi sama lelaki ini? Begitu, hm?"

TBC

Udaaah.. Sampai sini aja.. Adam-Ari war nya nanti ajaa wkwkwk

Kira-kira Adam beneran ngerelain Shena nggak yaaa? yakin niiih Adam bakalan ikhlas gitu aja? Apalagi sikap Ari yang possessive gitu.. Wkwkwkwk

Penasaran? Yuuuuk tunggu aja. Masukkin ke library dan reading list yaaa 💕💕

Jangan lupa vote dan comment nya jugaaak 🙉🙉🙉

Ditunggu..  Yuuuk, ramaikan cerita ini seperti Arsensha hihihihi 😝😝😝

selamat membacaaaa ❤❤

-elaabdullaah-

🌽 ARISHENA (END) 🌽 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang