5. Jejak Langkah

4.7K 681 227
                                    



At The Same Time

My first NCT'S fanfiction

By Fabsebooty_

A.k.a

Empeb

Cintaku pada Lee Jeno terhalang Na Jaemin.

Please leave your words after read it.

Hope you like.

Part 5 : Jejak langkah

(Suggested to play the media while or before read this chapter)

Na Jaemin tidak pernah merasa begitu bingung dalam hidupnya, ia merasa takdir tengah mempermainkannya untuk menemukan sebuah kebenaran. Ia percaya takdir terjadi berdasarkan pilihannya, bukan kebetulan. Semua ini bukanlah kebetulan semata karena ia adalah seorang pangeran, pasti ada hal besar dibaliknya.

Jaemin menarik kakinya dan menumpukan dagu runcing tersebut setelah melingkarkan tangannya. Didalam ruangan yang hanya diberi penerangan dari lilin-lilin yang setiap malam dinyalakan, Jaemin tidak bisa menutup matanya untuk beristirahat.

Pertemuan singkatnya dengan Putera Mahkota menggangu otak kecilnya dan menyuruhnya untuk terjaga malam itu.

"Kau tidak mengenalku, Jaemin? Ya, mungkin kau masih tidak mengingatku, tetapi, aku adalah orang yang sudah mengenalmu sekian lama."

Ucapan Sehun terlalu transparan untuk menyembunyikan sesuatu, atau lebih tepatnya insting sensitifnya terlalu sering mencurigai orang lain tanpa sepengetahuan orang terdekatnya, seperti Haechan.

Bibirnya mengatup, bola matanya bergerak menatap seluruh sisi kamarnya, pikirannya melayang menebak-tebak apa kiranya yang tengah disembunyikan oleh Putera Mahkota dan Raja tentangnya? Mengapa mereka seolah telah mengenal Jaemin lebih dulu, padahal seingatnya ini adalah kali pertamanya menginjak istana.

Apa potongan yang hilang diantara cerita ini?

Jaemin menghela nafasnya, tidak bisa menemukan titik terang dari apa yang mengganggunya.

Merasa waktu istirahatnya sudah berantakan tetapi ia tidak bisa keluar dari kamarnya karena selain terlalu gelap dan sendirian ia masih tidak terbiasa dengan paviliunnya. Padahal ingin sekali ia berjalan-jalan keluar paviliun hanya untuk menghirup udara malam.

"Aku tidak bisa menunggu matahari terbit, sialnya," rutuk Jaemin kesal.

Bibirnya ia kerucutkan tanda kesal, tak ada pilihan lain ia hanya bisa memaksa tubuhnya beristirahat sambil menunggu fajar. Akhirnya dengan berat hati, Jaemin membaringkan tubuhnya berharap otaknya dapat berkoordinasi dengan bagian tubuhnya yang lain untuk segera beristirahat.

Seorang anak lelaki berlari dengan senyuman manisnya, umurnya masih muda. Tapi tidak ada yang bisa untuk menahan rasa terpikatnya setiap anak lelaki itu melakukan sesuatu, terutama saat ia membawa bermain seorang anak kecil yang sangat imut.

Berkeliling mengelilingi pasar dan bertegur sapa dengan orang lain menjadi hal yang menyenangkan, senyumannya selalu mengembang setiap ia bertemu dengan orang-orang yang mengenalnya dengan baik.

Lama bermain diluar rumah, akhirnya kedua anak lelalki itu memutuskan untuk kembali ke sebuah rumah. Pelayan dirumahnya sangat ramah menyapa keduanya yang baru datang tersebut.

[C] At The Same Time ° Nomin [PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang