Demi Bas Suradet KW.

531 46 27
                                    


Phana mulai mempertimbangkan apa yang dikatakan Off. Meskipun itu terdengar gila. Demigod katanya? Di zaman serba modern seperti ini, ingin melihat Bas Suradet tinggal klik klik saja di internet. Mau pesan ayam goreng tinggal telpon wcdonal. Si sinting Off membual bahwa ia, Forth dan Ming adalah demigod. Manusia setengah dewa. Kalau dikatakan setengah jiwanya Bas Suradet sih, Phana oke saja. Tapi setengah dewa? Off mungkin teler karena pelajaran mitologi Khun Danai.

Off baru kenal beberapa hari saja dengan mereka. Si anak baru itu ramah dan memiliki kepribadian yang humoris. Phana tidak keberatan berteman dengan Off. Begitu juga dengan Forth dan Ming. Semua berjalan baik baik saja. Sampai Off mengatakan omong kosong bawa mereka adalah demigod.

"Kalian sebenarnya demigod," ekspresi serius Off terasa asing bagi mereka.

Menanggapi perkataan Off, Forth tesedak jusnya. "Demigod? Manusia setengah dewa? Aku paham tugas yang diberikan khun Danai memang berat Off, tapi tidak begini juga."

"Off, kau terlalu banyak main game ya?" Phana masih fokus dengan ponselnya, menganggap perkataan Off sekedar gurauan.

"Apa aku punya kekuatan P'?" pertanyaan Ming mendapat pandangan aneh dari Phana dan Forth.

Phana tentu menganggap perkataan Off hanya omong kosong. Forth yang realistis masih antara percaya tidak percaya. Tapi Ming, si biang kerok yang senang mencuri itu mempercayai perkataan Off.

Ming menyadari memang ada hal aneh yang terjadi dengan mereka.

Phana, Forth dan Ming tidak punya ayah. Dan mereka yatim piatu. Mereka tidak punya ingatan apapun tentang ayah mereka. Yang dikatakan ibu Ming, ayahnya meninggal kecelakaan. Sedangkan ayah Forth dikatakan pergi dan tidak pernah kembali. Meski sedari dulu mereka bertanya-tanya kenapa tidak ada satu foto pun mengenai ayah mereka. Sedangkan kata ibu Phana, intinya ia tidak punya ayah. "Tidak usah tanya-tanya," kata ibunya.

Tapi keanehan baru terjadi ketika mereka menginjak umur 17. Meskipun mereka tidak ambil pusing apa yang sudah terjadi, setelah dipikir pikir kejadian kejadian itu memang aneh.

Phana yang sedang berjalan menuju ruang guru sambil membawa setumpuk buku di tangannya itu meliat Pring sedang digoda oleh kakak kelas. Sebagai ketua kelas Phana merasa wajib melindungi Pring. Ia melangkahkan kakinya mendekat. Ia ingin memukul tapi dengan tangannya yang penuh dengan buku buku itu, ia memutuskan untuk berbicara baik baik. Ia memegang bahu si kakak kelas itu. Entah bagaimana, dia malah pingsan. Setelah siuman si kakak kelas itu mengaku merasa tersetrum. Phana hanya geleng geleng saat ditanyai bagaimana pastinya kejadian itu.

Sedangkan Forth, pada saat itu mereka sedang liburan ke pantai. Merayakan gaji pertama mereka kerja paruh waktu. Mereka naik kapal menuju tengah pantai. Ming yang girang melihat seorang nenek tua penangkap gurita di kejauhan tidak sengaja mendorong Forth saat merentangkan tangannya menunjukkan ukuran gurita yang ditangkap si nenek.

"SHIYAA AI FORTH/P'FORTHH!" jerit Phana dan Ming kala itu melihat bayang Forth hilang ditelan air yang biru. Muncul warna pekat di permukaan air. Darah.

Penyisiran pantai dilakukan selama lima jam. Tapi tubuh Forth seperti hilang, raib begitu saja. Ming tidak henti menangis dan mengutuk nenek nenek dan guritanya. Dia bahkan ikut menyelam bersama tim penyelamat. Tapi nihil. Mereka lalu kembali ke tepi pantai. Seorang lelaki bercelana bunga bunga melambai-lambaikan tangannya.

"AI PHANAAA!! AI MINGG!!" jerit si lelaki bercelana bunga. Ming nyaris terkena serangan jantung melihat si celana norak.

"P' apa aku berhalusinasi?" Ming merasa kakinya lemas. Ia loncat dari kapal dan berenang menuju si lelaki.

DEMIGODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang