Wayo Ditaksir Babi Hutan

124 27 0
                                    

Previously - Demigod

 Intinya yang terakhir dilihat Phana adalah wajah Bas Suradet. Lalu semua gelap. Telinganya sempat menangkap jeritan berakhiran 'AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!'  

...

Pukul 5 pagi dan semua anggota perkemahan sudah siap melawan para semut dengan air ludah mematikan. Sibuk membantu anak anak Aphrodite membuat bubuk bubuk membutakan dan membantu menyiapkan panah dan kotak obat, membuat Ming dan Forth tidak menyadari hilangnya Phana.

"Ming, apa kau melihat Ai Phana? Aku tidak melihatnya sama sekali," tanya Forth sibuk merapikan ranjang ruang kesehatan.

"Tidak, terakhir kulihat saat ia membawa P' ke ruang kesehatan," ia menyetok ulang plaster luka yang cepat habis karena latihan menggunakan pedang dari kabin Hephaestus oleh anak anak Ares.

"Menurutku, sebaiknya kita cari dia, perasaanku tidak begitu enak," ujar Forth setelah melipat selimut. Disusul anggukan oleh Ming sambil menutup kotak obatnya.

Mereka melangkah keluar ke lapangan perkemahan mulai mencari keberadaan Phana. Mereka memeriksa kabin Zeus, tapi nihil, bahkan barang barangnya masih ada di kabin Hermes. Mencari di setiap kamar mandi kabin dan mencarinya juga di lapangan. Tapi batang hidung Phana tak terlihat.

Mereka lalu menemui para senior kabin yang sedang berkumpul di kabin utama.

Dari jendela kabin terlihat Mew yang memimpin diskusi antar senior kabin. 

Forth dan Ming memasuki kabin utama dan mengetuk pintunya. "Permisi P'," Ming dan Forth mengalihkan perhatian para senior.

"Ya nong?" respon Strong. 

"Itu.. Phana-" belum sempat  Forth menyelesaikan kalimatnya, seseorang datang mendobrak pintu.

JDAKKKK.

Sosok itu membara dalam kilauan merah muda. Ia terengah engah.

Strong mendekatinya. Ia menepuk punggung sosok itu.

"Ada apa Ai O? Bernapas," ujarnya.

"Nong wayooo Ai Strong!" ia sedikit membentak. Mendengar nama Wayo, Forth dan Ming saling tukar pandangan.

"Kenapa dengan nong Yo?" tanya Arthit, ia mengelus punggung Oreo agar ia kembali tenang.

"NONG WAYO HILANG LAGI!" katanya. Semuanya terkejut.

Phana itu baru kenal sudah berani bawa pergi anak orang.

Mew menggebrak meja kabin. 

"HAH?! BAGAIMANA BISA HILANG?!" teriaknya terlihat marah. Ming berjengit kaget.

Tentu saja marah. Jika ada anggota kabin yang menghilang di situasi genting seperti ini Mew lah yang harus bertanggung jawab.

"Apa P'Mew selalu seseram ini?" Ming berbisik. Ia memegang dadanya. Sentakan putra dewa perang memang tidak main main.

Singto di sebelahnya menggosok bahu Ming. "Dia semakin mudah marah sejak Art meninggalkan perkemahan." katanya memberi tahu.

Pandangan Mew beralih pada Oreo yang semakin terengah engah dan terlihat gugup.

Ia melompati meja kabin dan berdiri tepat di depan senior kabin Aphrodite itu.

"KAU INI MENJAGA ADIKMU SENDIRI TIDAK BISA! SENIOR KABIN MACAM APA KAU INI?!" Mew berkilat kilat marah. Ia mengacungkan tangannya hendak menampar O.

Tapi ditahan oleh sosok lelaki oranye di sampingnya. Strong.

"JANGAN BERANI BERANINYA MENYENTUHKAN TANGAN HINAMU KE KULITNYA, ATAU KAU KULEMPAR KELUAR PERKEMAHAN LALU KUSEDOT SELURUH KEKUATANMU DAN MEMBIARKANMU DILUDAHI PARA MYRMEKE." Strong masih terlihat kuat memegangi tangan Mew.

DEMIGODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang