PART 5

101 8 2
                                    

" Pagi Vanyaaaa,,,". Reina mencium pipi kiri dan kanan vanya bergantian.Vanya mengerutkan keningnya,menatap tajam kearah Reina,yang dibalas dengan senyum sumringahnya.Efek kebahagiaan kemaren masih tersisa diraut wajah Reina.

" Apa kau menghabiskan malam yang indah dengan Sam sampai pagi,sehingga kau terlihat sangat bahagia". Ledek Vanya.

" Yap,,,aku menghabiskan malam yang indah,sangat indah,,,tapi tidak sampai pagi". Vanya tersenyum jahil.

" Senyum mesum,,,kau fikir aku tidak tau apa yang sekarang ada diotak kotormu itu". Reina menunjuk nunjuk kan telunjuk nya ke kepala vanya yang semakin tersenyum geli.

" Kau tau apa yang aku fikirkan?".

" Aku mengenalmu bukan sehari dua hari vanya,,,tapi sudah beradab abad lamanya,aku hafal senyuman itu". Vanya meletakkan pulpen yang sedari tadi dipegangnya,menyandarkan tubuhnya kekursi dengan tangan yg terlipat keperutnya.Menatap tajam kearah reina sambil mengangguk angguk.

" Oke oke,,,kau sangat tau apa yang aku fikirkan,,,jadi apakah yang aku fikirkan ini tidak terjadi semalam?".

TOK...pulpen yang tadinya diletakkan dengan cantik oleh vanya langsung mendarat mulus di dahi nya.

" Awww,,,". Vanya mengelus elus dahinya yang memerah sambil memasang wajah kesal.

" Makanya kalau punya otak itu dicuci dulu biar bersih". Omel Reina.

" Reina kau bukan anak kecil lagi kan,kau bukan anak sd yang mengucapkan terima kasih dan sekedar cium tangan setelah mendapat hadiah dari seseorang.Ayolah Reinaaaaa,,,kau berdua dengan pasanganmu disebuah kamar dengan suasana romantis tapi tidak melakukan apa apa". Reina mengerutkan keningnya.

" Memangnya kau menginginkan aku dan sam berbuat apa,,,hmmm sebenarnya waktu itu kami sempat berciuman mesra dan panas ,,, sebelum akhirnya cacing diperutku tidak mau menunda jatah makan malamnya sehingga kami mengakhirinya sampai disana saja". Vanya menepuk keningnya tidak habis pikir,kenapa dizaman serba modern ini dia harus memiliki sahabat yang sangat kuno.

" Kau dan cacing diperutmu sama saja,,,". Vanya langsung memutar kursinya dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda tadi.

" Why,,,kenapa kau menyalahkan cacing diperutku.Apa salahnya kalau cacing diperutku kelaparan?.Apa hanya kau yang boleh lapar?.Cacing diperutku ini sedang dalam masa pertumbuhan jadi dia butuh nutrisi lebih...kau mengerti". Reina mengelus elus perut datar nya membuat vanya hanya bisa geleng geleng kepala.

Tok tok,,,bunyi ketukan pintu membuat Reina dan Vanya menoleh secara bersamaan.

Tok tok,,,bunyi ketukan pintu membuat Reina dan Vanya menoleh secara bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mr. Alex pemilik dari perusahaan desaign mode fashion ternama diparis ini sudah berdiri dengan kedua tangan didalam saku celananya seraya menorehkan senyum manis yang terkembang dibibirnya.

" O... Mr Alex,selamat pagi". Sapa Reina sopan.

" Pagi juga Reina,sepertinya pagi ini kau berbeda". Reina mengerutkan keningnya tak paham.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENUA BERSAMAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang