chapter one

88 10 4
                                    


Sudah setahun sejak gue pindah dari Jogja ke Jakarta. Jogja selalu jadi favorit gue sejak gue kelas 4 SD. Tapi itu sangat disayangkan karena orang tua gue memutuskan untuk pindah karena pindah kerja. Sekarang gue perempuan berumur 24 tahun, yang terlihat sedikit pendek, tinggi gue hanya 165cm. Gue harusnya at least  170cm karena orang tua gue lumayan tinggi. Tapi, gue rasa tuhan tidak membiarkan gue mendapat gen itu. Jadi mari kita katakan gue tidak diberkati dengan tinggi badan.

Sekarang mendung dan hari yang banyak angin, jadi gue memutuskan untuk minum segelas kopi karena hari ini libur kerja. Gue memesan segelas latte dan dua potong cheese cake untuk jaga-jaga gue bakal lama di cafe. setidaknya gue gapunya hal yang harus dipermalukan.

ketika gue lagi melamun, tiba tiba handphone gue berdering. tanpa melihat nama yang menelepon, gue langsung mengangkatnya.

"Seulgiiii!!!"

gue langsung senyum mendengar suara sahabat gue di sebrang telpon.

"Kenapa?"

"enggak, gue cuma mau ketemu sama lo. lo sibuknya udah kayak presiden sekarang. gue bahkan gabisa ngehubungin lo akhir-akhir ini"

dia merengek seperti remaja. like bener bener kayak remaja,

"yaudah sekarang kita ketemu. gue ke tempat lo ya"

"beneran? boleh banget malah. sampai ketemu nanti yaa, beliin makanan yak ilopyu!!"

gue langsung ketawa kecil ketika mematikan handphone gue dan memasukannya ke dalam tas. tanpa menghabiskan waktu gue, gue langsung mengambil cheese cake gue yang belum tersentuh sedikitpun dan latte nya ke kasir.

"mba pesen dua potong blackforest dan dua es americano ya dan ini cheese cake saya di bungkus aja mba bareng blackforestnya"

gue langsung ngasih cheese cake dan latte gue ke mba nya,

"Semuanya jadi seratus sebelas ribu mba" kata pelayannya dengan ramah.

gue langsung ngasih uang ke pelayannya. mereka tidak memakan waktu banyak sampai pesanan gue dateng karena memang ada pelanggan lainnya mengantri dibelakang gue.

setelah semuanya selesai, gua langsung keluar dari cafe kemudian gue langsung ke parkiran dimana mobil diparkirkan. setelah itu gue langsung meletakkan makanannya di tempat duduk sebelah gue.

saat gue mau masuk ke tempat duduk pengemudi, seseorang menggandeng tangan gue dengan kasar. kemudian dia memakaikan cincin di jari gue dan meluk gue.

gue langsung kaget. butuh beberapa detik gue mendorong orang itu dari gue.

"apa yang lo laku—" kata-kata gue dipotong sama suara dibelakang gue.

"Jim, dia siapa? aku pikir kamu enggak punya pacar" seorang perempuan yang terlihat lebih muda dari gue melihat gue dari atas sampai ke bawah.

"dia adalah tunangan gue" lalu dia memegang tangan gue dan memperlihatkan cincin yang baru saja dia pakaikan di tangan gue di depan perempuan itu.

"Sekarang lo udah tau kan. gue enggak tertarik sama lo, tolong pergi dan menerima kenyataan bahwa kita tidak akan bisa menjadi apa-apa. dan jangan tunjukin muka lo di depan gue lagi"

jelas cowok itu ke perempuan itu yang terlihat ingin menangis dalam beberapa menit setelah melihat pria itu memegang pinggang gue.

"Dasar jalang! lo bakal berakhir kayak gue dia gabakal memperlakukan lo baik karena dia brengsek. lo cuma membuang waktu lo menjadi tunangannya"

ucap perempuan itu setelah dia menampar pria disebelah gue. kemudian dia pergi tanpa melihat gue dan pria itu.

gue tercengang tapi cukup sadar untuk menepis tangan pria itu dari pinggang gue.

"Lo gila ya? apa yang lo lakuin tadi?!!" gue gabisa nahan untuk teriak sama dia. gue bisa ngerasa bahwa orang-orang mulai melihat ledakan gue tadi. bayangin, siapa yang enggak marah tiba tiba dipasangin cincin lalu mengaku kalau ia adalah tunangannya oleh orang asing?

"Pelanin suara lo"

pria yang mungkin umurnya sama kayak gue atau dua tahun lebih tua dari gue tertawa kecil. dia memakai jeans hitam yang ketat dengan kemeja abu-abu. kancing paling atas dibuka entah bagaimana membuat dia terlihat sexy. catat itu.

"Apa yang lo lakuin sih? kenapa lo melibatkan gue ke masalah lo? gue bukan tunangan lo"

"Benar. karena lo yang bakal berpura-pura menjadi itu" gue bersumpah dia tambah terlihat sexy setelah gue melihat seringaian dia yang tertempel di wajah tampan nya.

The ring

     Dan kita disini, di toko perhiasan. pria itu tidak berhenti ngomong tentang betapa pentingnya cincin itu untuknya. dan kalian tau apa?

     Cincinnya tidak bisa dikeluarkan dari jari gue. tidak peduli berapa banyak kita mencoba untuk menariknya, itu tidak bisa lepas. jadi kita berdua memutuskan untuk mencari pertolongan ke pekerja di toko ini.

"Maaf tapi cincinnya tidak bisa dikeluarkan dari jari pacar anda. itu akan menyakiti jarinya jika kita tetap mencoba untuk mengeluarkannya"

"saya bukan paca—" dia memotong perkataan gue.

"apa ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan cincinnya kembali?"

"saya takut bahwa kita harus melelehkan cincinnya menjadi dua untuk mengeluarkan cincinnya dari jari pacar anda" pelayannya menjelaskan dengan ramah ke pria itu.

dia langsung berkata kasar dan keluar dari toko tanpa bilang terima kasih ke pelayannya. gue membungkuk ke pelayannya dan keluar dari tokonya.

"Gue butuh cincinnya kembali. dan lo harus cari cara lain untuk keluarin cincinnya keluar dari jari lo tanpa harus dilelehin"

"Itu bukan salah gue bodoh, lo yang makein cincinnya di jari gue tanpa mikir" gue jawab dia dengan sarkas

"tapi gue gatau kalo jari lo segendut itu"

ORANG INI KENAPA SIHHH

"APA KATA LO BARUSAN?!"

"Berikan cincinnya dalam seminggu. kalo lo gabisa ngasih cincinnya balik, lo harus berpura-pura jadi tunangan gue di depan orang tua gue nanti"

kemudian dia ngasih kartu nama dia. dan lagi, tanpa dengan cara yang baik, dia melangkahkan kakinya meninggalkan gue tercengang pada kata-katanya. gue ngeliat kartu nama yang tadi dia kasih barusan. Raden Jimin Abimanyu.

"Raden Jimin Abimanyu, siapa sih lo?"





maap yak kalo jelek pertama kali bikin ff. but i hope you guys enjoy of my ugly ass story. dan maaf banget kalo ada typo aku kalo nulis cepet-cepet. if you like this story don't forget to vote and comment

THE RING | SEULMIN [Under Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang