Park Jimin POV
sudah berhari-hari sejak gue bertemu dengan perempuan itu. dan setelah pertemuan mengejutkan itu, dia belum menghubungi gue dan gue juga sibuk dengan pekerjaan gue akhir-akhir ini. jadi gue membiarkan aja.
Sohee juga tidak pernah menghubungi gue setelah kejadian itu. tapi lo tau apa? dia memberi tahu orang tua gue tentang perempuan yang di anggap sebagai tunangan gue. dia bener-bener seperti anak kecil dengan umurnya yang 22 tahun itu.
reaksi papah? tentu saja dia marah banget, siapa yang enggak. dia terlalu suka dengan sikap Sohee yang kurang baik. mamah enggak marah sama gue tapi dia enggak bisa kecewa sama gue. mamah ngasih tau gue kalau dia kurang suka dengan pilihan gue.
Tentang gue memutuskan Sohee, iya gue enggak bisa menolak bahwa Sohee adalah perempuan yang baik dan lainnya. Tapi apa bisa gue lakuin, hati gue tidak merasakan apa-apa. Gue benci sama diri gue sendiri karena telah kasar sama dia. Tapi gue enggak bisa bohong ke dia dan memberi harapan palsu ke dia. Gue enggak bisa membiarkan dia mempunyai harapan tinggi sama gue.
Dan sekarang, orang tua gue mau melihat perempuan yang disebut sebagai tunangan gue. Matilah gue, gue enggak tau dimana perempuan itu tinggal. Gue bahkan enggak tau siapa nama perempuan itu.
Jadi gue memanggil teman-teman gue untuk menemukan sebuah ide. Dan disinilah kita di kantor gue.
"Dimana Jungkook?" Tanya gue ke Hoseok yang terlihat sibuk dengan handphone nya mengetik pesan untuk seseorang.
"Emangnya dia enggak bilang ke kalian kalo dia tidak bisa datang? Dia ada kelas pagi hari ini" jelas Namjoon ke gue, memotong Hoseok yang baru saja ingin menjawab pertanyaan gue. Dia hanya menganggukkan kepalanya setuju.
Benar, Jungkook ada kelas pagi hari ini. Dia bilang ke gue semalem, dia butuh nilai bagus karena dia sudah di semester akhir di universitasnya.
"Kenapa lo manggil kita? Lo mau traktir kita hari ini karena ulangtahun Taehyung sebentar lagi?" Tanya Jin ke gue. Mata Taehyung berbinar binar setelah mendengar tentang ulangtahunnya.
"Enggak gitu" balas gue dengan cepat membuat Taehyung menghela napas tapi tetap menunjukkan ketertarikannya pada masalah gue.
"Terus tentang apa?" Tanya Suga sambil memainkan kancing bajunya.
"Um gue enggak tau harus mulai darimana tapi mari kita katakan gue ada di dalam masalah besar"
"Apa yang lo lakuin kali ini? Apa lo merencanakan kabur dari rumah lagi? Atau mungkin lo diem-diem jual apartement lo seperti sebelumnya?" Tanya Jin bertubi-tubi.
"Enggak, gue bukan jimin yang 18 tahun lagi" ujar gue sambil menyunggingkan senyum merasa lucu dengan jawaban asal Jin.
Mereka masih mengingat kesalahan yang aku buat sebelumnya. Batinku.
"Atau mungkin lu putus dengan sohye?" Ujar namjoon tiba-tiba.
"Kita bahkan tidak bersama dari awal, joon"
"Tapi itu adalah hal yang sama, Jimin" Hoseok nepuk pundak gue.
Kemudian gue mulai curhat pada mereka tentang masalah gue dari masalah sohye sampe masalah wanita yang nggak gue ketahui namanya. Gue bilang ke mereka bahwa gua sama sekali tidak tahu siapa gadis itu, membuat masalah gua makin memburuk. Dan masalah yang lebih buruknya lagi adalah cincin ibu gue tersangkut di jari cewek itu. Bagaimana bisa gue mendapat masalah seperti ini?
"Lo benar-benar dalam masalah besar, kawan" ujar Taehyung sambil menertawakan situasi gue.
"Lo nggak membantu, Tae" gue mengeluarkan helaan napas panjang lalu memijat pelan kepala gue yang berdenyut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RING | SEULMIN [Under Revision]
Random"Apakah kamu tahu kalau janji itu dibuat untuk di ingkar dan rahasia itu untuk di bagi?" Dimana pria yang tidak diketahui identitasnya tiba tiba mengaku bahwa perempuan itu adalah tunangannya.