three

46 5 0
                                    

Jimin POV

"jimin bangun dong! Hyejin udah manggil kamu beribu-ribu kali. ayo ketemu sama dia!!" teriak mamah sambil menarik selimutnya dari seluruh badan gue.

aelah Hyejin lagi. gue gasuka sama dia. kenapa dia terlihat enggak peduli dengan segalanya walapun gue tidak menunjukkan ketertarikan gue sama dia?

"Park jimin bangun!!" mamah manggil lagi sambil dia buka gorden untuk membiarkan cahaya masuk ke kamar gue yang remang-remang.

terik matahari mulai mengenai muka gue yang membuat gue bangun dari kasur.

"Ish bener bener!!"

"ketemu sama dia jimin, bilang dia yang sebenarnya kalo kamu gak suka sama dia. jangan ngasih dia harapan tinggi, dia cewek dan kamu terus ngasih dia harapan palsu. itu nggak gentleman jimin" ujar mamah lalu menyentil dahi gue yang menyebabkan gue kaget.

"Mah, aku udah coba bilang dia tentang perasaan dia, dia selalu ngubah topik dan aku udah bilang aku ga liat dia sebagai seorang perempuan"

"terus kamu liat dia sebagai apa? cowok?" ejek mamah.

MAH!

"Mamah tau apa yang aku maksud" gue menyisir rambut gue ke belakang merasa frustasi dengan lelucon tidak terduga dari mamah.

"oke, oke. tapi jim, kamu harus ketemu sama dia dan bilang ke dia tentang ini, ini sudah bertahun-tahun"

mamah benar. gue ketemu sohee lewat kencan buta atau yang sering disebut blind date yang diatur sama Taehyung dua atau tiga tahun yang lalu kalo ga salah. Taehyung maksa gue buat ketemu dia karena Taehyung berhutang sesuatu sama dia gue gatau.

sejak kejadian itu, Hyejin mulai suka sama gue walaupun gue gak pernah menunjukkan ketertarikan sama sekali. Dia bahkan memaksa orang tua gue buat ketemu sama dia, orang tua gue sih okay okay aja sama dia tapi mereka memutuskan membiarkan gue untuk memilih perempuan pilihan gue sendiri karena mereka gak mau anaknya menderita karena pilihan mereka.

astaga, apa gue bener bener menarik di mata Hyejin?

"Tap--" perkataan gue dipotong dengan hape gue yang berdering.

"Ayo ketemu sama dia" kata mamah sambil keluar dari kamar gue dan tertawa ke gue.

xXx

setelah gue selesai mandi, gue langsung memakai celana jeans ketat dengan kemeja abu-abu. itu adalah gaya kesukaan gue dan Hyejin bilang dia suka sama gaya fashion gue. Mungkin itu adalah salah satu alasan kenapa dia gak bisa berhenti menatap gue.

gue mengambil handphone, kunci dan dompet yang ada di meja. gue melihat jam gue, gue masih punya 45 menit lagi sebelum ketemu sama dia. bener bener, dia tau banget caranya menganggu hari minggu gue yang berharga.

gue berjalan menyusuri tangga untuk ke bawah melihat mamah sibuk menyiapkan sarapan untuk gue.

"papah mana, mah?"  tanya gue saat gue mengambil roti panggang dan menyeruput coklat panas yang sudah menjadi kesukaan gue sejak kecil.

"Papah main golf dengan direktur perusahaan lain. kayaknya mereka membahas sesuatu karena papah mu itu membawa beberapa file sebelum berangkat" jawab mamah.

"Ketemu Hyejin?" tanya mamah dengan alis terangkat.

"Mau gimana lagi"

"Kamu tau kan kalo papah kamu dukung dia, kan?"

Gue cuma mengangguk. iya itu adalah kebenaran pahit menjadi anak lelaki dari keluarga kaya, papah mendukung Hyejin. bukan karena dia pewaris atau apa tetapi karena aku butuh istri untuk memegang perusahaan dan menutup mulut para pegawai.

THE RING | SEULMIN [Under Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang