Empat

32.6K 1.9K 18
                                    

Zeta bangkit dari posisi nya berbaring di ranjang uks, sembari melirik jam tangan hitam berukuran kecil di pergelangan tangan kiri nya.

Sudah pukul 03.00 sore, sebenarnya dia mendengar bunyi bel berbunyi yang menandakan jam belajar mengajar telah usai. Namun, dia tidak berniat beranjak sedikit pun dari uks ini. Selain kepala nya yang masih sedikit berdenyut, ruangan ini cukup sunyi untuk menyendiri.

Rasa nya sudah cukup 1 jam sejak bel pulang berbunyi Zeta berada di uks. Dan Zeta memilih untuk pulang. Dia meraih tas nya yang sudah di antarkan pihak pmr tadi.

Zeta berjalan di koridor lantai satu yang sudah sepi pengunjung, dengan tangan yang menenteng jaket lepis milik nya.

Zeta sedikit bersyukur karna tidak ada lagi orang yang berada di koridor, karna pasal nya dia cukup jengah dengan bisikan-bisikan orang-orang tentang diri nya. Entah yang mengatakan nya dingin, datar, atau tak sedikit yang memuji nya. Tapi bagi Zeta itu cukup membuat nya risih.

Zeta menghentikan langkah nya tepat di depan gerbang sekolah, mata datar nya menyorot ke arah lima orang manusia yang ada di sana. Dua di antara nya bersandar di bemper mobil, dengan tangan si cewek bergelayut manja di tangan si cowok.
Menjijikkan. Itu lah yang dipikirkan Zeta.

Zeta melangkah melewati kerumunan itu, tanpa berniat menyapa atau sekedar menatap salah satu di antara mereka. Namun, kaki seseorang yang menjulur panjang di depan nya membuat dia harus menghentikan langkah nya.

Zeta lalu melirik tajam namun dingin ke arah si pemilik kaki.

"Singkirin kaki lo!" Perintah Zeta dingin.

Malvin menghela nafas nya. Yap kaki itu milik Malvin. Cowok itu tak kalah menatap dingin ke arah Zeta. Dia lalu mengeluarkan ponsel nya di saku celana, dan melempar nya ke arah Zeta.

Zeta menangkap ponsel itu dengan gerakan santai. Lalu melihat apa yang ada di layar tersebut.

Malvin! Pokok nya mama gak mau tau, kamu pulang nya harus bareng Zeta!

"Lo gak usah geer. Gue nunggu lo! Karna nyokap yang nyuruh!" Untuk pertama kali nya Malvin membuka suara.

Zeta mengetikkan sesuatu di ponsel milik Malvin. Lalu setelah itu melemparkan nya ke arah Malvin, cowok itu menangkap nya. Dan menatap layar ponsel tersebut. Lalu melirik ke arah Zeta si muka es.

Zeta bisa pulang sendiri tante! (Zeta)

"Udah kan? Jadi lain kali, gak usah merasa terpaksa!" Desis Zeta, dan beranjak dari tempat nya.

Sedangkan Malvin hanya menatap punggung Zeta yang mulai menjauh.

"Tuh Vin! Dia pulang sendiri kan! Mending kamu anterin aku pulang!" Suara manja itu milik Dara, si cewek yang kata nya populer di SMA Nasional. Gadis itu masih setia bergelayut manja di lengan Malvin.

Risky dan Rendra sama-sama menatap jijik ke arah Dara. Sedangkan Gevan malah diam, sembari memainkan ponsel nya.

"Vin! Daripada lo sama dia! Mending sama Zeta kemana-mana lagi. Emang lo betah satu mobil sama cewek model kayak dia?" Risky yang berada di samping Malvin berbisik pelan.

Malvin mencerna ucapan Risky. Sementara Malvin sibuk memikirkan ucapan Risky.

"Eh Dar! Lo jadi cewek mahal dikit dong! Ini enggak nyosor-nyosor mulu! Murahan banget!" Ketus Rendra.

Walaupun Rendra tipikel cowok playboy cap badak, cowok itu juga tidak suka dengan cewek yang dengan mudah menyerahkan tubuh ke cowok.

"Apaan sih lo! Syirik ya!karna gue nempel nya gak sama lo!" Dara menjawab super pede.

[MZ series] Ice Boy & Girl (End) (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang