Love Has Gone-01

17 2 1
                                    

"Alranha Amanda, kamu yang dipilih jadi ketua kelas?" Tanya wali kelas ranha padanya.

"Iyya bu" jawab ranha sopan.

"Kalau begitu tolong kamu cari Altar yah, suruh dia ke ruangan ibu. Ibu mau bicara sama dia"

"Baik bu" ucap ranha lalu pergi dan masuk ke kelasnya.

***

"Temen-temen tolong dengerin gue dulu" teriak ranha di kelasnya.

"Kenapa ran?"Ucap tasya teman sebangku ranha.

"Gini, ibu tika-guru fisika kita ga bisa masuk, jadi kita belajar sendiri. Terus gue mau nanya di kelas kita yang namanya altar yang mana?"
Ujar ranha.

"Hah? Lo nggak tau altar ran?, lo udah seminggu lo jadi ketua kelas, apalagi si altar kan terkenal ran" kata salah satu teman kelasnya diikuti tawa yang lainnya.

"Emang yang mana?" Tanya ranha lagi.

"Yang duduk dipojokan ran, mungkin lo jarang liat dia soalnya si altar suka bolos" jelas tasya.

"Oh, terus sekarang dia dimana?" Tanya ranha lagi.

"Nggak tau" jawab teman temannya.

"Emang kenapa ran?" Tanya tasya lagi.

"Anu.. gue di suruh nyari dia sama ibu tary-wali kelas, beneran ga ada yang tau altar dimana?"  Semuanya menggeleng.

Ranha pun meninggalkan kelas dan mulai mencari altar.
Ranha sudah mencari altar di kantin, lapangan, taman, perpustakaan, namun nihil.
Sulit bagi ranha untuk mencari altar, pasalnya ia sendiri tak tahu bagaimana wujud altar.
Tapi sebagai ketua kelas ranha harus bertanggung jawab atas tugasnya.

Ranha terus berjalan di koridor sekolah yang sepi dan hening sendirian. sampai ia samar-samar mendengar alunan gitar yang berasal dari ruang musik diujung koridor.

Ranha merapatkan telinganya pada pintu pada ruangan tersebut, dan mendengar jelas petikan gitar yang terdengar menyedihkan ditelinganya.

Ranha yang mendengarnya terbawa suasana, bahkan ranha kini tak sadar bahwa petikan gitar tersebut telah menghilang, dan digantikan oleh sebuah derap langkah kaki.

"Ceklek.." pintu yang disandari ranha terbuka yang otomatis membuat badan ranha terjungkal kedepan, kini posisinya adalah bersandar didada seorang lelaki.

"Altar Raditya" begitulah yang ia baca di sebuah tempat yang di tubruknya.

"Ngapain lo disini?" Ucap altar sambil menaikkan alisnya.

"Lo altar kan? Lo di suruh-" ucapan ranha belum selesai karna keterkejutannya melihat wajah altar yang babak belur.

"Mu..muka lo kenapa?" Tanya ranha pada altar.
"Bukan urusan lo" jawab altar lalu beranjak pergi, namun ranha menahannya.

"Lo disuruh bu tary keruangannya" kata ranha pada altar.

"Gue ga mau" jawab altar.

"Kok ga mau sih, ga sopan banget"

"Bodo"

"Pokoknya lo harus mau, gue udah cape-cape nyari lo"

"Sapa suruh nyari gue" ucap altar sambil memasukkan kedua tangannya pada kantong celananya.

"Tar, ini tuh penting, kalo lo ga mau gue yang kena marah" bujuk ranha kembali.

"Nama gue ALTAR, jangan manggil gue tar, lo kira gue kue? Pokoknya gue ga mau..bye" jelas altar lalu meninggalkan ranha.

Love Has GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang