Love Has Gone-04

7 2 0
                                    

Kuingin kau tahu isi hatiku
Kaulah yang terakhir
Dalam hidupku

***

Rangga: p

Begitulah yang ranha baca dari Pesan Whatsapp yang masuk dari rangga saat masih jam pelajaran matematika.
Tak lama ranha segera membalasnya.

Ranha: kenapa ngga?

Rangga: ga pa pa, lagi kangen aja hehe

Ranha: apaan sih, basi banget

Rangga: basi tapi bikin kamu senyum kan?

Membaca itu ranha terkikik sendiri. Sudah hampir 2 bulan sejak ranha dan rangga semakin dekat. Mereka sekarang lebih sering menghabiskan waktu bersama, dan bukan aksen 'lo-gue' lagi yang mereka pakai melainkan 'aku-kamu'.

Ranha terus tertawa geli sambil melanjutkan chatnya dengan rangga hingga tak sadar tatapan teman kelasnya kini menuju ke arahnya. Tak terkecuali altar yang akhir-akhir ini sudah jarang bolos pelajaran meski hanya tidur dalam kelas.

"Alranha.." panggil pak burhan-guru matematika ranha. Namun ranha tidak menggubrisnya.

"ALRANHA" teriak pak burhan disertai lemparan spidol yang sukses mengenai kepala ranha.

"I...iya pak" ucap ranha agak kikuk dan ketakutan. Kini kelas ranha di penuhi gelak tawa teman teman ranha yang menertawakannya.

"Sekarang juga, kamu keluar" bentak pak burhan pada ranha. Mendengar itu ranha segera mengagguk dan meninggalkan ruangan. Tasya hari ini sakit karna itu tasya tak kesekolah. Seandainya tasya ada pasti ranha tidak akan di hukum. Namun lebih dari itu ini tetap salahnya.

"Pak, saya izin ke toilet" tak lama setelah ranha di keluarkan kini altar meminta izin kepada gurunya. Entah karna angin apa pak burhan langsung saja memberikan izin.

Altar keluar bukan untuk ke toilet namun untuk mencari ranha. Kedekatan altar dan ranha juga semakin bertambah. Mereka kerap kekantin bersama, saat jam pelajaran pun ranha suka membantu altar.
Mereka sekarang bersikap layaknya sahabat.

Altar menyulusuri koridor yang sepi dan tak lama kemudian ia menemukan ranha yang kini duduk di kursi panjang dekat tangga. Langsung saja altar mendekati ranha yang ternyata sedang memakai headset sambil menutup matanya.

Bahkan saat altar duduk di dekatnya ranha tidak menyadarinya. Altar lalu melepaskan headset yang di sebelah kanan yang di pakai ranha.

"Dengerin apa sih"ucap altar sambil memasang headset ke telinganya. ranha tersentak kaget saat tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang duduk bersamanya. Namun ranha tak sempat protes namun terhanyut akan suara altar yang kini bernyanyi mengikuti lirik lagu yang di dengarnya.

Dia memang hanya dia
Ku s'lalu memikirkannya
Tak pernah ada habisnya
Benar dia, benar hanya dia
Ku s'lalu menginginkannya
Belaian dari tangannya
Mungkin hanya dia
Harta yang paling terindah
Di perjalanan hidupku
Sejak derap denyut nadiku
Mungkin hanya dia
Indahnya sangat berbeda
Ku haus merindukannya

Ku ingin kau tahu isi hatiku
Kaulah yang terakhir dalam hidupku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada
Takkan pernah ada

Ranha terpaku tak menyangka suara altar akan semerdu ini. Mungkin suara altar tak semerdu suara afgan atau musisi terkenal lainnya, tapi suara altar tak kalah layak untuk didengar. Menurut ranha suara altar itu sangat manis.

Ranha terus diam sambil mendengarkan lagu yang ia dengar melalui headset ditambah suara altar. Ranha diam membiarkan altar menyelesaikan nyanyiannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Has GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang