4

31.6K 173 0
                                    

”Kenapa? Aaaww…masih pagi udah ngremes-remes susu…geli tau!” ,jawab Ira sambil menyingkap selimut dan mencoba menyingkirkan tanganku dari buah dadanya.
Ira tersenyum, senyum yang manis sekali dan aku merasa nge-fly mengetahui bahwa senyum itu ditujukan padaku.

”Biar deh…hehehe…peluk dong!” ,ucapku dengan manja

”Iih..manja amat sih…” ,ejeknya, tetapi dia tertawa lalu memelukku.

Kami berdua berpelukan dengan mesra. Aku meletakkan kepalaku di dadanya. Terasa kenyal dan hangat. Aku merasa sangat nyaman, kunikmati setiap jengkal kulitnya yang mulus di tubuhku.

”Ssstt…liat sini deh..” ,panggilku

”Hmm?” ,ia menunduk menatap wajahku

Segera saja kucium bibirnya dengan lembut. Bibir kami bertautan cukup lama. Aku melepaskan bibirku dan kutatap matanya. Mata yang tidak berubah, mata yang selalu membuatku terpesona. Ira membuatku benar-benar jatuh cinta padanya. Kami berpelukan lagi.

Setelah membersihkan diri, aku mengantar Ira pulang naik motorku yang satunya.
Kemudian aku langsung menuju ke rumah Tama. Entah kenapa Rangga menelepon tidak jelas seperti itu.

”Hoi! Sori telat!” ,kataku kepada teman-teman se geng ku. Mereka sedang duduk diteras.

Aku membuka pagar dan masuk ke halaman rumah Tama

”Aaah ga asik ah! Pacaran mulu!” ,ejek Setyo

”Pacaran your head! Punya juga belom” ,bantahku sambil tertawa

”Udah udah…gini loh, mobil ayahku nganggur nih. Besok kita libur 1 minggu. Mau main kemana?” ,jelas Tama

”Kepantai yuuk!” ,usul Rangga dengan senyum lebar

”Pantai? Bosen cuy…yang lain coba…” ,tolak Setyo

“Gimana kalo kita ke gunung gitu?” usulku

”Yaaa! Boleh! Tapi mau kemana?” jawab Tama semangat

”Ada tempat yang bagus sii…telaga di dataran tinggi, ada camping groundnya juga.” ucapku sambil menyebutkan nama suatu daerah

“Hmm….bagus juga…kapan nih kita berangkat?” tanya Tama lagi

”Mobilmu kosong mulai kapan? Siapa yang mau nyetir?” interupsi Setyo

”Sore ini udah kosong. Nyetir? Rangga aja gimana?” jawab Tama

”Okeh!” Rangga menyahut

”Bawa anak-anak cewek ga nih?” tanyaku penuh harap

Semuanya hanya memandangku dengan menyunggingkan senyum mesum. Aku sudah tahu jawaban mereka.

Maka esok paginya kami dengan pasangan masing-masing kumpul dirumah Tama. Seakan-akan surga mengijinkan, orang tua Tama pergi keluar kota bersama teman-teman kantor mereka, jadi tidak akan ada yang menanyai kami kenapa membawa cewek-cewek.

Aku dengan Ira, Rangga dengan Angel, Setyo dengan Dian, dan Tama dengan Luna.
Sayangnya mobil penuh, sehingga Ade dan Feby memutuskan untuk tidak ikut.

”Heh! Katanya bawa cewek sendiri. Kok malah ngajak Ira sih?” semprot Rangga ketika aku dan Ira datang.

”Hayoo…kalian jadian kapan hah?” goda Setyo sambil meraih tangan Dian

Aku dan Ira hanya tersenyum. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

”Uuuuff….panas ya? Ohya, anak cewek yang lain pada dimana?” tanya Ira sambil mengibaskan tangan karena kepanasan

(18+) My Lust With Ira~ 💓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang