5

33.1K 184 11
                                    

Kubuka botol air mineral, dan ternyata airnya menjadi dingin, sesuai dugaanku. Aku tersenyum.

”Dingin yah? Menurutmu gimana?” tanyaku membuka percakapan

”Iya, dingin banget…gak ngira bakal sedingin ini” jawabnya

Kuminum air mineral itu tetapi tidak langsung kutelan. Seluruh mulutku menjadi dingin.
Setelah agak lama, baru kutelan airnya.

”Eh? Gimana?” tanyaku lagi

”Dingin Ariiff…” jawabnya singkat

”Apa?” tanyaku pura-pura bego. Sebelum Ira sempat menjawab, dengan gerakan secepat kilat, kujilat vaginanya

”Dingiiiinn!!” jeritnya ketika ia merasakan lidahku menjelajahi daerah privatnya

Mmm…wangi tubuhnya semakin menggairahkanku. Dengan gencar kulanjutkan menjilat, menghisap, menggigit.

”Aaaahh….nggak…jangan Rif….nggak mau….aaahhh….ntar…nggghhh…adaahh…yang liat….aaaahh…” ujarnya dengan terengah-engah, tetapi dia tidak mencoba menghentikanku.

Setelah beberapa menit, aku kembali bertanya disela-sela seranganku

”Sekarang gimana?”

”Anget….aaahhnnn….enak Rif….aaaww…mmmhh…anget…terusss…aaahh” sepertinya Ira sudah terangsang berat.

Ketika sudah hampir mencapai klimaksnya, ia mengencangkan pegangannya ke jok mobil. Kulihat hal itu, maka segera saja kusudahi permainanku.

”Loh? Kenapa berhenti?” tanya Ira dengan wajah kecewa

”Ah…kamu mulu yang dapet…aku nggak. Nggak asik ah!” cibirku

”Iya deh iya ntar gantian…ayo lah lanjut…aku dah hampir sampe nih” dia memohon

”Janji loh yaa?” tanyaku sambil tersenyum

Aku pun melanjutkan permainan. Setelah beberapa menit yang penuh desahan, akhirnya Ira hampir mencapai klimaksnya.

”Iyaaa…teruuusssss…..bentar lagii…aaahh…aahhh….” jeritnya penuh harapan

Beberapa detik kemudian tubuhnya mengejang. Dia berteriak penuh kenikmatan.
Lalu dia berbaring di jok mobil dengan tersengal-sengal.

”Udah? Udah puas? Enak?” tanyaku

”Iyaa….aku lemes banget nih…kakiku ga bisa buat berdiri…” jawabnya

”Sekarang gantian yaa?” aku nyengir sambil membuka resleting

Kutarik pinggulnya lalu kujejalkan penisku dengan paksa.

”Aaaahh…ntar dulu Rif! Aku masih lemes…” pintanya dengan wajah memelas

Aku tidak peduli dengan kata-katanya, tetap kujejalkan dengan paksa. Adikku masuk separuh. Uuuh…rasanya sempit sekali.

”Aaaghh! Sakit Rif! Sakiit! Pelan-pelan dong!” ia menjerit kesakitan

“Mau sampe kapan?” protesku dengan kesal

”Iyaa….tapi pelan-pelan dong sayang…” suaranya melembut dan ia tersenyum

DEG!!
Wajahnya benar-benar….uuhh…intinya aku speechless. Bagai tersihir, aku mematuhinya dan memperlambat penetrasiku dengan stabil.

Bleesss…seluruh adikku masuk. Wah..rasanya enak sekali…luar biasa…lembut dan hangat. Vaginanya meremas-remas adikku dengan irama yang teratur.

“Nah…gitu dong…gini kan enak…” ucapnya sambil menahan desahan

”Iyaa…enak…punya kamu emang paling top deh!” ujarku sambil terus memompa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(18+) My Lust With Ira~ 💓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang